Haloo gaess
Kalian udah pada tatap muka belum nih?
Gimana kabar kalian? Sehat kan? Harus sehat ya gaess.
Ya udah yok langsung aja kepoin chapter nya.
Happy reading
---------------------------------------------------------
Pagi hari ini Ana sudah siap dengan seragam walaupun masih sedikit sakit namun Ana tetap berangkat sekolah. Ana melihat kedua orang tuanya sudah pergi dan ia pun tidak mau kemana perginya.
Ana segera mengunci pintu lalu ia menuju halte untuk menaiki angkotan umum. Setelah lamanya menunggu akhirnya angkotan tersebut datang lalu Ana melambangkan tangannya.
Ana memasukki angkotan tersebut lalu angkot tersebut jalan. Ana bisa melihat dari kaca banyak orang yang beraktivitas dan banyak juga pengendara lainnya.
Setelah sampai di sekolahan Ana melihat Davian, Leon dan Derix yang tengah memarkir motor. Lalu Ana menghampiri Davian dan kawan-kawannya.
"Hai Kak," Sapa Ana sambil tersenyum manis.
Namun tidak di jawab oleh Davian membuat senyum Ana pudar. Leon yang melihat itu pun hanya menggeleng kepala.
"Sabar ya Na," kata Leon sambil menepuk pundak Ana
Ana mengangguk kecil lalu pamit untuk pergi ke kelas. "Kalau gitu Aku pergi dulu ya Kak, bay kalian semua," pamit Ana sambil tersenyum manis.
"Lu beneran gak suka Ana? Cantik loh dia," tanya Leon sambil memuji Ana namun tetap Davian tetap diam dan enggan menjawab.
Derix hanya bisa diam karena ia percuma saja kalau ikut bicara tetap salah. Akhirnya mereka semua menuju ke kelas.
Ana duduk di meja paling pojok lalu ia menatap murid lain kaca jendela. Tanpa sadar El sudah berada di sebelah Ana namun Ana tidak sadar dengan kehadiran El.
"Woy.. liatin apa kamu?" Seru El membuat Ana terkejut lalu memutar bola mata malas.
"Ck, ganggu aja kamu. Gak liat apa-apa juga." Jawab Ana membuat El mengangguk mengerti.
"Eh Na. Kamu dah tau belum?" Tanya El membuat Ana menggeleng cepat. "Kalau Kak Gilang itu sebenarnya Kristen." Sambung El.
Deg
"Ya Allah apa lagi ini, baru aja mau buat kebahagiaan baru. Kenapa harus beda?" Batin Ana.
"Terus?"
"Kok? Kamu gak kaget sih?" Tanya El membuat Ana menggeleng.
"Enggak," namun berbeda di dalam hati Ana terus berkata lain.
Ana dan El segera ke kantin namun saat berdiri di depan pintu kantin Ana melihat Amel yang duduk di sebelah Davian. Ana bisa melihat Davian berbicara dengan Amel. Akhirnya Ana memutuskan untuk masuk dan membeli apa yang ia inginkan.
Ana menunggu El karena El sedang memesan makanan dan ia hanya bermain handphone lalu ia membuka aplikasi berwarna Oren. Dan ia melanjutkan membaca cerita yang semalam belum ia selesaikan.
Saat Ana sedang membaca cerita tersebut Leon datang membuat Ana menatapnya.
"apa?" kata Ana lalu Leon duduk di depan Ana.
"lu beneran suka sama Davian?" Tanya Leon membuat Ana mengangguk.
"iya, kenapa. Kak?"
"Gue harap lu jangan sampai berlebihan suka sama dia soalnya lu dah tau kan kalau dia nonnis." Jelas Leon membuat Ana diam.
"lu boleh suka dia, Cuma jangan berlebih. Lu tau kan kalau lu sama dia gak akan pernah bersatu." Lanjut Leon membuat Ana mengangguk.
"Aku tau, kalau Aku sama Kak Davian beda, dan aku tau pasti kita gak akan pernah bersatu. Jadi aku sadar, aku sama dia beda, dia ke geraja sendang kan aku ke masjid." Ucap Ana sambil menghela nafas.
"dinding kita terlalu tinggi untuk bersatu, andai dia bukan nonnis pasti aku bisa sama dia, namun bukan Cuma Tuhan saja saingan aku, wanita lain disana pun saingan aku. Jadi aku bisa apa? Aku hanya bisa diam saja, walaupun kalau misalnya dia Islam pun pasti banyak juga wanita lain menginginkan dia, jadi kita ikutti scenario Tuhan saja." Kata Ana namun masih bisa di dengar oleh orang lain.
"Yah beda agama kasian deh," celetuk Amel lalu tersenyum remeh.
"gak nyadar kamu? Kamu juga suka dia kan? Sama dong beda agama. Kamu Islam dia Kristen mau apa coba?" Jawab Ana lalu tersenyum manis.
"Sialan," batin Amel.
"sebelum bicara, pikir-pikir dulu ya mba, takut kemakan omongan sendiri. Jadi kan malu akhirnya." Sindir El yang baru sampai.
Amel menahan malu lalu dia pergi meninggalkan kantin.
"makasih ya Le, kamu dah ingetin aku." Ucap Ana lalu meninggalkan kantin untuk kembali ke kelas.
"heh Ana, ini makanannya gimana anjing." Teriak El sambil menatap kelas Ana.
"buat Leon aja," jawab Ana sambil teriak.
"Lumayan nih gratis, sini gue makan." Kata Leon lalu duduk di depan El. Leon memakan makanan Ana dengan lahap.
"Enak aja gratis! Bayar itu Ana belum bayar ke gue!"
Ukhu.. Ukhu...
"Sialan emang tuh anak, ogah banget gue yang bayar, bayarin lu aja Sono." Protes Leon lalu meminum hingga habis.
"anjir, udah habis kaga mau bayar. Bayar gak lu!" bentak El lalu Leon sudah berlari menuju kelas terlebih dahulu.
El menghela nafas kasar lalu melanjutkan makannya, setelah semuanya habis ia segera menuju kelas untuk menyusul Ana. El melewati koridor yang sangat ramai.
Akhirnya ia sampai di depan kelas lalu segera masuk dan duduk di sebelah Ana. "heh, kenapa di tinggal sih." Kata El sambil menatap marah.
"heheh, maaf ya El, oh ya, ini bayar yang tadi." Kata Ana sambil mengeluarkan uang 20 ribu.
"Makasih ya anak cantik, yang imut-imut kaya kambing hahah," puji El membuat Ana memutar bola mata malas.
"muji mah muji, tapi kambingnya jangan di bawa-bawa dong!" kesal Ana lalu mencibikan bibirnya.
"iya, iya, gemes banget anjir aku masa kamu," kata El lalu menjiwit pipi chubby Ana.
"heh! Sakit bodoh!" sentak Ana membuat El melepaskan tangannya di kedua pipi Ana.
"maaf ya Na," ucap El sambil tersenyum kikuk.
"ish tuh kan, merah jadinya pipi aku. Mana merah banget lagi." Kesal Ana sambil menggosok-gosok pipinya.
"udah-udah nanti tambah merah." Kata El membuat Ana menatap kesal. Lalu Ana beranjak dari tempat duduknya lalu keluar.
"heh! Mau kemana?" tanya El.
"alam barzah!" sahut Ana lalu menuju toilet.
Ana menatap dari pantulan kaca toilet lalu membasuh mukanya. Setelah sudah selesai ia segera keluar dari toilet lalu menuju kelas.
Jangan lupa vote dan komen ya gaesss
KAMU SEDANG MEMBACA
BERBEDA (SELESAI)
Teen Fictionseorang cowok yang mempunyai sifat dingin dan cuek namun banyak di gemari oleh kaum wanita, dia bernama Galen Daviandra yang biasa di sebut Davian. dia mempunya postur tubuh yang tinggi tegap, mata bak elang, alis agak tebal dan bibir sedikit tipis...