17. Murid baru+bar-bar

397 26 0
                                    

Pagi tiba Ana terusik karena cahaya masuk ke dalam sela-sela jendela. Lalu melihat jam ternyata sudah pukul 06.00 lalu Ana membulatkan matanya.

"Astaghfirullah hal'azim. Aku belum sholat subuh lagi, mana ini Aleta tidurnya kaya kebo lagi." Histeris Ana sambil menuju kamar mandi lalu segera mandi.

Berbeda dengan Aleta yang sudah bangun dan Ana sudah selesai mandinya lalu ia juga sudah siap dengan seragamnya. Ana melihat Aleta menggunakan mukenah membuat Ana menatap cengoh lalu melihat jam karena sudah jam 06.20.

"Heh Aleta! Kamu ngapain? Mau sholat? Ini udah kesiangan. Mana bisa sholat subuh!" Teriak Ana membuat Aleta memberhentikan menggunakan mukenah nya lalu melihat jam dan bener ini sudah jam 06.20.

"Wa anjir. Kenapa lu kaga bilang anjir. Ini mah udah siang bodoh." Sosor Aleta lalu segera mencopot mukenanya lalu menuju kamar mandi.

"Ana sialan emang!" Teriak Aleta dalam kamar mandi lalu di dengar oleh Ana. Ana hanya menggeleng kepalanya lalu ia menyiapkan makanan untuk dirinya dan Aleta.

Ana dan Aleta akhirnya sudah sampai di sekolahan, walaupun ada keributan di rumah. Ana akhirnya mengantar Aleta menuju kapal sekolah. Setalah sampai di depan ruang tersebut Ana meninggalkan Aleta sendirian.

Jam pelajaran tiba seorang wanita setengah baya datang lalu ia menatap semua murid lalu tersenyum manis.

"Baik anak-anak. Di sini akan ada murid baru. Aleta silahkan masuk." Suruh guru tersebut membuat Aleta masuk lalu menatap semua mereka.

"Perkenalkan dirimu." Sambung guru tersebut.

"Halo gaess, kenalin gue Aleta Quenby Elvina. Gadis se cantik se Asia tenggara. Cantik banget kan gue? Ya iya lah cantik. Gak kaya kalian jelek. Kebanyakan insecure jadi gini nih jadinya." Jelas Aleta sambil menunjuk gadis yang duduk di bangku depan.

"Anjir sialan lu." Jawab gadis yang duduk di meja depan.

"Baru masuk aja udah bar-bar,"

"Ngeselin banget sih lu Aleta!"

"Tapi bener juga deng," sahut El.

"Ya, iya lah. Makanya. Jangan kebanyakan insecure. Nanti gak ada yang suka. PD Gaess." Sambung Aleta lalu mengibaskan rambutnya.

"Iyaaaaa...." Jawab satu kelas membuat Aleta terkejut dengan guru tersebut.

"Sudah! Sekarang kamu. Duduk di bangku paling pojok." Suruh guru tersebut membuat Aleta mengangguk mengerti.

Aleta berjalan menuju bangku paling pojok. Lalu duduk terus ia menatap ke depan dan menulis tulisan yang ada di papan tulis.

Akhirnya jam istirahat tiba. Ana, Aleta dan El menuju kantin. Setelah melewati koridor akhirnya mereka bertiga sampai di kantin. Ana dan El duduk dan Aleta yang memesan makanan. Tanpa sengaja ada seorang gadis yang menabrak dirinya membuat nampan nya jatuh.

"Anjing lu! Kalau jalan itu liat-liat! Lu punya mata kan? Oh apa mata lu cuma bisanya buat liat cogan doang?" Tanya Aleta sambil bersedekap.

"Maaf. Gue gak sengaja." Kata gadis itu ya gadis itu bernama Anneke felincia. Yang lain biasa manggil Feli.

"Maaf. Maaf. Lu liatin apa sih hah?!" Bentak Aleta lalu menatap ketiga cowok yang Feli tadi perhatiin.

"Oh. Lu liat dia? Kalau suka samperin bodoh! Jangan cuma diam dong!" Lontar Aleta dengan nada sedikit tinggi. Membuat Feli malu.

Davian yang di tunjuk pun menatap datar lalu ia berdiri dari duduknya dan ia menghampiri Aleta dan Feli.

"Mau apa lu?!" Tantang Aleta sambil menaikkan alisnya satu.

"Jangan pernah ganggu pacar gue!"

Deg

Ana yang mendengar itupun membulatkan matanya. Lalu ia menundukkan kepalanya. El yang melihat itu mengusap pundak Ana.

"D-dia. Sudah punya pacar? Terus kenapa aku. Masih ngarepin dia? Yang jelas-jelas dia sudah punya cewek El." Gumam Ana namun masih di dengar oleh Leon dan Derix.

El hanya bisa diam dan tidak bisa berkata-kata. Berbeda dengan Leon dan Derix.

"Dav!! Move on anjing! Dia udah punya cowok! Mata lu buta hah?! Dia cowok nya! Dia Davian!!" Bentak Leon sambil menunjuk seorang cowok yang tak jauh dengan Feli  membuat Davian diam.

Berbeda dengan Aleta yang masih bingung dengan semuanya. "Heh. Yang bener yang mana sih?!" Tanya Aleta sambil menatap mereka semua.

"Kaga ada yang bener!" Sahut Derix lalu Leon dan Derix membawa Davian menuju rooftops.

Berbeda dengan El yang membawa Ana ke taman.

"Heh! Mau kemana lu?! Ikut gue," teriak Aleta sambil lari menyusul El dan Ana.

El, Aleta dan Ana duduk di taman belakang lalu Aleta masih bingung kenapa Ana menangis.

"Lu kenapa Na. Siapa yang buat lu nangis?" Tanya Aleta.

"Davian. Tadi yang adu bacot sama lu." Jawab El membuat Aleta tak mengerti.

"Maksudnya gimana anjir! Gue gak tau!" Kesal Aleta membuat El memutar bola mata malas.

"Jadi gini ya gaes."

"Ehmm.. ehmm.. bentar tari nafas dulu. Tahan jangan di buat mubazir  hahahah." Tawa El lalu dapet pukulan dari Aleta.

"Cepet anjir gue kepo nih." Kata Aleta lalu di angguki oleh El.

"Jadi gini, si Ana itu suka Davian. Cowok yang tadi berantem sama lu itu namanya Davian. Dia cowok paling dingin di sekolah ini, terus nah si Feli itu, mantanya Davian. Tapi gue gak tau juga itu mantan beneran tau gak. Soalnya banyak yang bilang Davian itu anti cewek. Bisa aja si Davian mengagumi dalam diam. Kan kita gak tau. Nah si Ana cemburu, ternyata Si Davian suka Feli. Padahal mah si Davian belum bisa move on dari si Feli, gitu." Jelas El membuat Aleta menahan tawa.

"Hahaha, Ana? Lu suka Davian? Hahah kakak gue udah besar ternyata."  Ejek Aleta sambil tertawa terpingkal-pingkal.

"Loh? Kalian berdua sodara?" Tanya El sambil menatap bingung.

"Iya," sahut Aleta.

"Terus gimana El, kepo nih gue. Sama cerita cinta tuh bocil." Kepo Aleta sambil terkekeh kecil.

"Ya gitu, salah sendiri Feli ninggalin si Kak Davian yang jelas-jelas selalu sama dia. Malah milih yang baru. Aneh kan. Dan anehnya, Si Ana suka Kak Davian. Sedangkan kak Davian Kristen lah si Ana Islam kan. Dindingnya tinggi banget kan," kata El sambil menyindir Ana membuat Ana sesenggukan lalu melirik tajem El dan Aleta.

"Bwahahahah... Udah beda agama, banyak mau lagi hahah..." Ejek Aleta lalu di setujui oleh El.

"Tau tuh." Sahut El.

"Kan orang namanya cinta gimana sih, kalian juga pasti kalau suka juga gitu. Mending aku beda agama, terus banyak mau." Jelas Ana.

"Lah kalian berdua. Udah gamon lagi. Mana yang satu gamonnya dari SD, yang satunya lagi gamonnya udah berbulan-bulan." Sindir Ana membuat Aleta dan El diam.

"Cieee... Kesindir ya. Kasian amat deh. Hahahah," ejek Ana lalu lari menuju kelas.

"Sialan emang lu ya." Marah Aleta.

"Was lu Na!" Ancam El.

Ana terus tertawa lalu ia turun dari tangga dan tidak sengaja melihat Feli dengan Amel yang sedang bergurau. Lalu Feli memberhentikan langkahnya dan menatap Ana dari bawah hingga atas.


















Halooo

Jangan lupa ya follow akun wattpad aku sama akun Ig aku ya.

Jangan lupa oke gaesss

Jangan lupa juga vote sama komen!

Kalian sabar ya Sama sifat si Davian terus si Feli ya.

Aku juga sabar banget sama dia hahahha

Bay see you muachhh


BERBEDA (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang