Setelah menghabiskan beberapa waktu dalam perjalanan menuju tempat kursusnya, Rangga sudah tiba di tempat tujuan. Tak lupa dia pamit kepada Jingga dan Jay yang kebetulan se-bus dengan dirinya.
Hanya butuh beberapa langkah saja yang Rangga butuhkan agar bisa sampai ke tempat kursusnya. Langit juga semakin mendung. Kemungkinan besar akan hujan. Memasuki bulan Oktober, cuaca sedang dalam masa labil-labilnya. Belakangan ini Rangga juga sering membawa hoodie-nya ke sekolah. Jaga-jaga semisal tiba-tiba hujan.
Tidak berniat mengulur waktu, dia segera berlari menuju tempat kursusnya. Kecepatannya mulai berkurang ketika tangannya sudah berhasil meraih gagang pintu tempat kursusnya. Ia menurunkan tudung hoodie-nya lalu merapikan sedikit rambutnya. Hujan belakangan ini memang sulit diprediksi kapan akan turun.
Kondisi tempat kursusnya cukup lenggang. Tidak ada aktivitas yang banyak terlihat sejauh mata Rangga memandang. Rangga menelusuri beberapa ruangan kelas sebelum akhirnya dia menemukan ruangan kelas yang biasa dia tempati untuk belajar.
Tidak ada satu orang pun yang menyadari kehadirannya karena semua sibuk berkutat pada soal-soal. Rangga sudah bisa merasakan aura ambis di setiap sudut ruangan ini.
Netranya sibuk mencari figur seorang Aesha di antara kepala yang ada. Pandangannya jatuh pada seseorang yang menjadi objek cariannya.
"Hai," bisik Rangga ketika memanggil Aesha, takut mengganggu konsentrasi teman-temannya yang lain.
Sudah tidak perlu izin dari Aesha, Rangga langsung duduk di samping perempuan itu dan mulai mengeluarkan barang-barangnya.
Namun, ada satu benda yang betul-betul menarik perhatian Aesha. Susu kotak yang dia berikan. Sticky notes yang dia sisipkan juga masih tertempel di kotak susunya. Setidaknya pemuda itu sama sekali tidak membuang apa pun yang telah dia terima.
"Itu sticky notes dari siapa?" tanya Aesha iseng. Dia penasaran kira-kira selama ini bagaimana tanggapan Rangga terhadap benda yang selalu ada di lokernya tanpa diketahui siapa pengirimnya.
"Gak tau juga, Sha. Tapi, bisa-bisanya orang itu ngirim ginian tiap hari. Jangan-jangan besok gue ditagih."
"Ya, enggak, lah."
Rangga langsung memasang raut keheranan. "Kenapa?"
"Eh... Ya, enggak. Kali aja itu secret admirer-mu. Pasti ngasihnya ikhlas, kok."
"Mungkin aja, kali."
Dibanding memasukkan kembali kotak susu itu ke dalam tasnya kembali, Rangga lebih memilih untuk meminum susu kotak itu langsung. Aesha bersyukur setidaknya Rangga betul-betul menerima pemberiannya dan tidak diberikan ke orang lain.
"Selain susu, SA-mu kasih apa?"
"Roti, sih. Tapi, rotinya udah ku makan. Semua serba cokelat, sih. Mau request ganti menu kalau bisa."
KAMU SEDANG MEMBACA
BIFURKASI RASA
FanfictionLakuna Bersua ; Bifurkasi Rasa, Jake ENHYPEN © senaraisendu, 2021 cover by A03PHL