Jumat, 3 Mei 2019
Sama seperti berbulan-bulan yang lalu, tiga peserta olimpiade perwakilan SMA Adhiguna sedang berkumpul di perpustakaan. Kali ini situasinya lebih tegang dibanding sebelumnya. Ini adalah langkah paling akhir, salah satu perlombaan yang diidamkan oleh banyak orang. Dari tahun-tahun sebelumnya, rasanya seperti mimpi ketika menjadi pemenang dari Olimpiade Sains Nasional.
Kelas 11 dikenal sebagia masa paling menyenangkan sepanjang 3 tahun SMA. Bagi sebagian besar orang demikian. Pasti ada alasan mengapa tahun ke-2 SMA menjadi masa-masa yang berkesan. Sebelum akhirnua sibuk dengan segala macam ujian di tingkat akhir, dan tahun pertama digunakan untuk mencari teman, memperluas relasi, dan sebagainya.
Tiga orang yang mewakili sekolah, mereka harus mendedikasikan beberapa bulan terakhir untuk belajar, belajar, dan belajar.
Juga sedari tadi Rangga tidak berhenti menatap Aesha. Dia memikirkan skenario yang akan terjadi saat mereka memenangkan olimpiade. Apakah dia langsung menembak Aesha atau memeluk perempuan itu. Lamunannya berakhir ketika dia sendiri menyadarkan dirinya bahwa semua skenario itu akan terjadi apabila mereka bertiga memenangkan olimpiade hari ini.
Setelah beberapa kenit, mereka akhirnya diarahkan untuk turun dan berangkat sesegera mungkin. Kali ini tidak ada lagi adegan menyanyi-menyanyi di mobil karena sudah terlanjur gugup dan takut.
"Kalau ngga menang gimana?"
"Ya harus menang, lah. Kita udah nguli sampe pada jatuh sakit."
Iya. Sebulan yang lalu, Aesha sempat dilarikan ke rumah sakit karena terlalu lelah. Aesja memegang program kerja baru lagi di OSIS. Tapi di satu sisi dia harus rutin mengikuti persiapan olimpiade. Mengetahui hal iti, Rangga langsung meminta Sagara untuk mendiskusikan kembali keputusan Aesha yang tetap untuk mengikuti program kerja terbaru dari OSIS. Rangga memberikan saran kepada Aesha untuk bisa mendelegasikan tugasnya di OSIS. Aesha juga sudah merasakan fisiknya yang melemah dan menyetujui saran dari Rangga.
Setelah Aesha pulih, tiba-tiba Bagas terkena hal yang kurang lebih sama. Tidak butuh waktu yanh lama, hanya istirahat kurang dari seminggu, mereka akhirnya kembali latihan. Tiba-tiba, beberapa hari setelah Bagas pulih, Rangga tiba-tiba terkena diare. Sepertinya orang itu terlalu banyak menyantap mie ayam di kantin.
Karena mereka secara beruntun jatuh sakit, beberapa waktu mereka jelas terbuang. Kalau dihitung mungkin menghabiskan 1 minggu. Padahal 1 minggu itu mereka bisa gunakan untuk latihan soal yang lebih banyak lagi.
"Besok makan mie ayam, satu minggu satu kali aja, bodoh."
"Gue tanpa mie ayam itu ngga ada artinya. Minimal dua kali."
"Tapi kemarin dulu lu makan seperti hari."
"Ya, maaf aja."
Aesha menahan tawanya. Takut kualat juga. Aesha hanya menyimak teman-temannya yang berbicara juga. Dia tidak berniat untuk masuk ke dalam percakapan tersebut. Untuk sekarang dia lebih sibuk merenung tentang apa yang akan terjadi di tempat pelaksanaan olimpiade.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIFURKASI RASA
FanfictionLakuna Bersua ; Bifurkasi Rasa, Jake ENHYPEN © senaraisendu, 2021 cover by A03PHL