Epilog : Pertemuan Dua Bulan

57 6 0
                                    

Sabtu, 16 Januari 2021

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sabtu, 16 Januari 2021

Pertemuan Rangga dan Aesha terakhir sekitar dua bulan yang lalu. Berarti, itu di bulan November 2020. Aktivitas mereka memang memadat karena urusan kuliah yang harus mereka jalani masing-masing.

Rangga berhasil menjadi mahasiswa baru di Fakultas Teknik, jurusan Teknik Sipil di Universitas Indonesia. Dan sesuai dengan rencana awal Aesha, perempuan itu berhasil masuk ke Institut Teknologi Bandung, Fakultas Seni Rupa dan Desain, jurusan Desain Komunikasi Visual. Tepat Agustus lalu mereka berpisah dan menjalani hubungan jarak jauh yang sudah berlangsung sekitar 5 bulan.

Sebulan setelah kelulusan mereka dari SMA, mereka mendiskusikan terkait hubungan mereka ke depannya. Akhirnya keluarlah putusan bahwa setiap sebulan sekali, apabila tidak ada hambatan, mereka akan saling mengunjungi di kota masing-mssing secara bergantian.

Pada September, Rangga yang memutuskan untuk mengunjungi Aesha di Bandung. Sebulan kemudian, Aesha yang berkunjung ke Depok. Terakhir yaitu Rangga yang mengunjungi Aesha lagi di Bandung. Setelah itu, karena mendekati ujian akhir, mereka tidak bisa bertemu lagi hingga hari ini, Aesha yang akan berkunjung ke Depok.

Setelah berakhir di salah satu stasiun, dia keluar dengan membawa satu koper kecil yang memang biasa dia gunakan untuk berlibur kurang lebih 1 minggu. Kebetulan, mereka sedang menjalani masa liburan sebelum memasuki semester genap.

Setelah keluar dari stasiun, dia menunggu Rangga akan menjemputnya.

Bagusnya, laki-laki itu sudah bisa mengendarai kendaraannya sendiri dan juga sudah mendapatkan SIM. Dari kejauhan dia melihat presensi Rangga yang tengah melambai kepadanya.

"Udah lama nunggu?"

"Engga. Baru aja 10 menit. Yok," ujar Rangga sambil membantu Aesha membawakan barang bawaannya. Kali ini Rangga membawa Aesha ke kos Jingga yang kurang lebih dekat dengan kos miliknya dan Jay. Jingga betul-betul bersedia menyambut Aesha, meskipun kafanya, setiap ada tamu yang menginap harus membayar biaya tambahan. Namun, dibandingkan memesan hotel, tentunya numpang di kos jauh lebih murah dan hemat.

"Gimana UAS kemarin? Lancar?"

"Lancar meskipun mau gila."

Sontak mereka langsung tertawa. Ketika Aesha melihat Rangga setelah dua bulan, rambut Rangga mulai memanjang dan juga wajahnya seperti wajah orang lelah hidup.

"Habis ini langsung rapiin rambutnya, yuk. Kamu kek stress banget," ujar Aesha sambil menyentuh rambut Rangga. "Jangan ikutin anak teknik yang lain kalau mereka gondrong."

"Tapi, aku kan tetap cakep, Malaaa."

"Engga, ah. Kamu lebih cakep kalau rambutnya dirapiin."

Sore nanti mereka akan ke salon untuk memangkas rambut. Ini rencana yang mendadak setelah Aesha juga tahu pacarnya ini sudah gondrong seperti anak teknik yang stress. Setidaknya Rangga harus tampil beda dan rapi.

BIFURKASI RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang