Sabtu, 2 Maret 2019
Tidak seperti hari biasanya, Aesha sekarang sudah terbangun satu jam lebih awal dibanding biasanya. Di hari Sabtu biasanya dia bangun terlambat karena begadang di hari sebelumnya.
Kali ini dia terbangun karena mamanya. Ternyata mamanya sudah menyiapkan makanan untuk dirinya.
"Jangan bilang kamu lupa kalau hari ini hari ulang tahun kamu."
Ah, Aesha tidak sadar karena dia sudah berulang tahun hari ini. Aesha tidak terlalu menganggap hari ulang tahunnya merupakan hari yang spesial baginya. Pertama, itu cuma hari biasa yang dilalui oleh semua orang. Kedua, memang tidak banyak yang mengingat hari ulang tahunnya.
"Seharian ini cuma di rumah, Mala?"
"Iya. Keknya aku mau me time."
"Kalau malem nanti Mala mau mama ajak jalan, ngga?"
"Malem? Boleh."
"Hari ini mama kerja. Mama usahain pulang cepat."
Wanita paruh baya itu memeluk anak satu-satunya. Beliau merasa bersyukur bisa membesarkan Aesha menjadi sebaik ini.
"Mama pergi dulu. Baik-baik di rumah, ya."
Aesha melirik jam dinding. Baru pukul 8.15. Lagipula dia sudah terbangun dan agak sayang jikalau harus tidur lagi. Setelahnya, dia membereskan piring-piring yang dia gunakan ketika makan tadi. Setelah itu dia melirik lagi jam dinding. Masih pukul 8.25. Aesha juga bingung mengapa dia melirik ke arah jam dinding terus menerus.
Tidak memilikirkan apa pun lagi, dia langsung bergegas untuk mandi. Seperti biasa, perempuan itu mandi dalam waktu 15 menit dan selesai dengan segala urusannya.
Sekitar 45 menit setelah dia selesai mandi, tiba-tiba bel rumahnya berbunyi. Dia bingung siapa yang berkunjung padahal masih pagi.
Aesha turun lalu membuka pintu rumahnya. Di sana sudah berdiri Rangga seorang diri.
"Mau manggil ayang tapi belum bisa. Happy birthday, sweetheart."
Rangga dengan pakaiannya yang sudah sangat rapi dan Aesha dengan baju tidur berwarna pink. Sangat kontras perbedaannya.
"Makasih udah dateng. Tapi, kok ngga bilang-bilang?"
"Mau jadi orang paling pertama yang dateng."
"Tumben banget."
Rangga masih berdiri di ambang pintu. Lantas dia bertanya apakah dia tidak diizinkan untuk masuk.
"Aku engga dikasi masuk, nih?"
Aesha langsung memberikan ruang kepada Rangga untuk masuk ke dalam rumahnya. Tidak lupa dengan ritual melepas alas kaki.
"Oh, iya. Aku belum minta peluk pas dateng. Aku mau meluk orang yang ultah hari ini. Boleh?"
KAMU SEDANG MEMBACA
BIFURKASI RASA
FanfictionLakuna Bersua ; Bifurkasi Rasa, Jake ENHYPEN © senaraisendu, 2021 cover by A03PHL