Senin, 5 November 2018
Aesha kembali lagi ke sekolah. Tentunya untuk belajar. Setelah kemarin berjuang bersama teman-temannya, mungkin sekarang dia akan diingat sebagai murid yang sangat pandai karena berhasil memenangkan olimpiade sains. Namun, sepanjang dia berjalan di koridor untuk menuju kelasnya, dia sama sekali tidak mendapatkan perlakuan aneh seperti dibicarakan atau bagaimana. Semuanya serba biasa-biasa saja dan setidaknya dia senang dengan hal itu.
Tapi, ketika dia masuk ke dalam kelas, semua teman-temannya yang saat itu sudah ada di dalam kelas langsung memberikannya selamat. Nadia yang juga sudah ada di dalam kelas langsung memeluknya dan mengucapkan selamat. Juga karena Nadia tidak sempat hadir waktu itu karena memang lokasi dari sekolah ke gor tidak dekat.
Aesha harus kembali lagi ke realita bagaimana dia akan belajar dan menghabiskan waktunya kembali bersama buku-bukunya, dan juga mengurus event OSIS yang sebelumnya diambil alih oleh rekan-rekannya karena dia harus mengikuti olimpiade.
Dia berpikir setelah menenangkan olimpiade dan membawa nama sekolahnya akan diberi setidaknya waktu istirahat beberapa hari karena habis berperang namun semua itu cuma khayalannya. Dia tetap sama seperti teman-temannya yang membayar uang sekolah dan tentu saja mendapatkan pendidikan yang sama.
Title sebagai pemenang olimpiade tidak akan mengubah statusnya di sekolah ini—selain mendapat pengakuan sebagai salah satu murid yang pintar dan wajahnya akan dipasang di baliho sekolah besar-besaran. Setidaknya fotonya harus melewati proses pengeditan, tidak masalah.
"Kamu dibebastugaskan dari tugas. Banyak guru yang pas ngajar ngomong gitu. Jadinya kamu gak perlu khawatir, kok. Kalau misal kamu mau mahamin materi, nanti pinjam aja di aku. Aku mencatat, kok."
"Makasih banyak, Nad. Baik banget. Mungkin aku pinjem pelan-pelan, ya. Ketinggalan banyak pasti."
"Gak, kok. Tenang aja kamu pasti bisa kejar, lah."
Bukan takut tidak bisa mengejar, tapi Aesha sudah lelah belajar. Setidaknya dia butuh libur minimal seminggu. Belum lagi event OSIS yang akan dilaksanakan kurang dari 2 minggu. Sungguh keren dan melelahkan.
Seperti biasa, setiap pagi Aesha akan pergi ke ruang OSIS. Masih ada waktu 20 menit sebelum bel berbunyi.
Ketika membuka pintu ruang OSIS, ternyata sudah ada beberapa kepala yang sedang berbincang-bincang. Ketika masuk ke dalam ruangan, Aesha langsung disoraki. Berbagai ucapan selamat menyerbu dirinya.
"Eh, makasih, makasih. Kaget banget kirain mayan sepi di sini."
"Kita udah sepakat ngeluarin dikit kas OSIS untuk party. Biaya gak gede, kok. Jangan khawatir. Gue udah tau lu bakal khawatir duluan soalnya," ujar Sagara. "Kalau berkenan nanti habis pulang sekolah lu stay dulu. Mungkin sekitar satu jam."
"Makasih banyak, semuanya. Aku nggak nyangka kalian ternyata udah nyiapin sesuatu. Aku seneng banget. Nanti aku usahain, ya."
Setidaknya dari reaksi teman-temannya Aesha merasa usaha kerja kerasnya layak untuk dihargai.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIFURKASI RASA
FanfictionLakuna Bersua ; Bifurkasi Rasa, Jake ENHYPEN © senaraisendu, 2021 cover by A03PHL