Bagian 31 ; Perkara Pusat Perhatian

30 8 6
                                    

Selasa, 22 Januari 2019

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selasa, 22 Januari 2019

Aesha sedang melangkahkan kakinya menyusuri koridor hendak ke ruang OSIS. Kebetulan Aesha dari lantai atas ingin ke lantai bawah karena ruang OSIS berada di lantai dasar. Ketika kakinya sudah hampir menginjak lantai dasar, Aesha tiba-tiba berpapasan dengan Sagara. Mereka berdua sempat menghentikan langkah. Sagara membuang muka sementara Aesha tiba-tiba tutup.

"Gara... engga ke ruang OSIS?" tanya Aesha ketika Sagara justru jalan melewati dirinya yang masih berdiri di tangga. Sedetik kemudian pemuda itu langsung membalikkan lagi badannya. Kelewatan gugup membuatnya yang sudah tidak pintar semakin tidak pintar.

"Gara jamgan canggung sama aku. Maksudnya, aku juga ngerasa gak enak kalau Gara ngga nyaman."

Sagara membalikkan badannya lalu tersenyum ke arah perempuan itu seperti mengisyaratkan agar perempuan itu untuk tidak terlalu memikirkan hal tersebut.

"Sha, gue ngerasa canggung karena gue gak nyangka pada akhirnya bakal ngomong gitu dan engga mikir banyak. Jadi lu jangan merasa canggung juga, ya."

"Kamu juga. Tapi, beneran yang... kemarin itu?"

Sagara langsung memalingkan wajahnya. Wajahnya memerah, apalagi telinganya. Aesha selalu paham dengan hal yang seperti ini dan menyimpulkan Sagara malu, lebih tepatnya salah tingkah.

Aesha terkekeh melihat Sagara yang justru menutupi kedua wajahnya. Menggunakan satu tangannya, Aesha mengacak-acak rambut Sagara.

"Aku mungkin engga terlalu tau kamu sayang dalam konteks apa, tapi aku seneng banget kalau ada yang sayang sama aku. Makasih, ya, Gara."

"Sha, jangan gitu, dong. Hati gue-HAAAH."

Aesha langsung tertawa terbahak-bahak. Sagara yang sudah menutup wajahnya menggunakan satu tangannya. Beberapa kali dia mengatakan bahwa dia malu.

"Kalau kamu gitu terus, nanti aku godain terus tau."

"Gue baru tau lu orangnya gini."

"Gimana?"

"Bisa godain orang."

"Bercanda, Gara. Aku juga kalau digodain kek tadi mungkin bakal salting juga."

Setiap membahas perasaan Sagara selalu teringat dengan fakta bahwa orang yang di sampingnya justru menyukai temannya sendiri. Oke, apakah dia harus bersedih sekarang.

"Jangan dipikirin yang kemarin terus, ya? Rangga pasti engga lupa sama lu, Sha. Dia pernah cerita soal teman masa kecilnya tapi engga banyak. Sesuai dengan kemarin yang gue bilang, gue mau bantu lu dekat dengan Rangga, lu mau gak gue tanyain ke Rangga?"

"Gara, aku engga enak sama kamu, loh. Aku engga yakin kamu rela banget. Aku harap kamu juga mau ngebantu aku tapi tidak merasa keberatan juga."

Aesha akhirnya bisa menyampaikan segala kebingungannya mengenai sikap Sagara. Jikalau Aesha menjadi Sagara, mungkin saja Aesha tidak rela membantu pujaan hatinya untuk berakhir bersama temannya sendiri.

BIFURKASI RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang