Beberapa waktu ini Rangga, Bagas, dan Aesha mempersiapkan beberapa hal terkait dengan persiapan olimpiade. Biasanya minimal dua kali seminggu mereka akan bertemu untuk latihan soal, sama seperti pertama kali mereka mengikuti olimpiade.
Rangga dan Aesha juga rutin kembali ke tempat kursus mereka. Aesha masih beberapa kali datang ke kursus, sedangkan sehabis olimpiade kemarin sempat beristirahat sementara dari tempat kursusnya.
"Kangen ngga sih masa-masa persiapan olimpiade yang lalu?"
"Kangen. Tapi sekarang kan kita olimpiade bareng lagi."
Jadi, semakin banyak juga waktu yang akan mereka habiskan bersama. Sehabis pulang sekolah, mereka lebih serimg berangkat berdua.
Selasa, 5 Maret 2019
"Bareng lagi, yuk."
Rangga mengajak Aesha, lagi dan lagi, untuk berangkat bersama ke kursus.
Belakangan ini Rangga dan Aesha menjadi perbincangan teman-teman seangkatan dan adik kelasnya. Mengingat tepat sebulan yang lalu, semua orang mengira Rangga sudah berstatus dengan salah satu adik kelas. Tapi, dalam nyaris 2 minggu belakangan Rangga malah terlihat delat dengan Aesha. Minggu lalu, Bagas sempat meneriakkan nama Rangga dan Aesha di koridor dan saat itu sedang banyak orang berlalu-lalang.
Tidak cuma itu. Nyaris setiap hari pasti Rangga ke kelas Aesha dan mengajak perempuan itu ke kantin, perpustakaan, atau sekadar jalan di koridor ketika waktu istirahat. Bukan hanya itu, Rangga beberapa kali melakukan kontak fisik, salah satunya merangkul pundak Aesha. Namun, yang tertangkap oleh orang-orang yaitu Aesha selalu menyingkirkan lengan Rangga. Tapi, bukannya raut tersinggung, Rangga selalu tertawa ketika Aesha mulai menyingkirkan lengannya.
"Pacaran teros."
Bagas selalu menjadi orang yang meledek mereka berdua yang terlalu sering bersama.
"Barengan terus jadian kapan?"
"Mending lu balik aja. Ganggu orang aja, nih."
"Wah, wah, bos. Mantep juga lo. Gue balik aja. Jangan lupa nanti jam terakhir cabut kelas buat latihan."
Bagas pergi dari hadapan dua orang itu. Bagas juga tidak akan menyangka bahwa temannya sendiri akan sebucin ini.
"Masa Bagas-nya diusir, sih? Kan bisa diajak nimbrung."
"Aku maunya sama kamu doang. Masa Bagas nimbrung?"
Aesha langsung menunduk. Dia sampai sekarang tidak bisa tahan dengan Rangga tiap kali pemuda itu menggombal, merayu, dan sebagainya.
"Hayoloh, salting lagi," respon Rangga sambil mencubit pelan salah satu sisi pipi Aesha. "Kamu stress belakangan ini? Pipinya engga tembem lagi." Tidak hanya satu pipi, sekarang dua pipi Aesha sudah ditarik. Bagaimana caranya Aesha merespon Rangga?
"Nanti aku kasi banyak makan. Biar tembem lagi," ujar Rangga diakhiri dengan beberapa kali tepukan pelan di pipi perempuan itu.
"Udah, ah. Nsnti diliat sama orang-orang."
KAMU SEDANG MEMBACA
BIFURKASI RASA
FanfictionLakuna Bersua ; Bifurkasi Rasa, Jake ENHYPEN © senaraisendu, 2021 cover by A03PHL