Kamis, 18 Oktober 2018
Hari-hari berjalan seperti biasa. Namun, dua hari belakangan, Aesha belum mengirimkan benda-benda itu lagi kepada Rangga. Alasan paling jelasnya adalah beberapa hari yang lalu Aesha tidak jadi menitipkan benda yang pagi harinya dia beli karena dia beranggapan Sagara pasti akan mencurigainya.
Untuk menghilangkan rasa curiga itu, Aesha meminum susu kotak itu langsung di depan Sagara untuk membuktikan bahwa dia bukanlah orang yang selama ini membeli susu untuk dititipkan ke orang lain, melainkan karena memang Aesha suka minum susu.
Perutnya kepenuhan susu. Aesha langsung istirahat minum susu karena perutnya jadi kembung.
Tapi, hari ini dia kembali membeli susu lagi. Kali ini bukan untuk dirinya, tapi untuk diletakkan di loker pujaan hati. Aesha kali ini harus memastikan Sagara ada di mana. Aesha jadi jauh lebih takut ketahuan Sagara dibandingkan ketahuan oleh Rangga.
Setelah memastikan Sagara ada di ruang OSIS sambil menonton sesuatu di laptop dan menyemil, Aesha langsung dengan cepat bergegas ke kantin. Kondisi di kantin sedang sangat ramai. Semoga saja jajanan tidak diborong. Kalau habis, Aesha menangis saja.
Setelah mendapatkan dan selesai melakukan urusannya, Aesha tidak kepikiran untuk langsung ke loker.
"Ke kelasnya aja? Tapi kalau dia ada di sana gimana?" monolog Aesha sambil menyusuri koridor. Tanpa Aesha sadari jauh di seberang sana, ada Rangga sedang berjalan dengan dua orang lainnya.
"Gue mau traktir, nih. Baik, kan?"
Yang diajak bicara hanya merotasikan bola mata. Tapi, benar juga. Siapa pun yang pernah mentraktir orang-orang adalah orang baik.
"Lu tau gak, anjing gue di rumah sukanya makan ikan."
"Yang bener lu?"
Pemuda itu langsung tertawa melihat perempuan yang ada di sebelahnya malah terkejut "Ya, enggak lah. Makannya ya makanan anjing."
"Anjing lu betina apa jantan?"
"Betina."
Aesha selalu sadar dengan situasi yang ada di sekitarnya. Dari radius yang cukup jauh, Aesha melihat Rangga sedang jalan bersama Jingga dan Sabrina. Aesha langsung teringat Rabu kemarin, Aesha sempat menitipkan dua benda yang selalu dia berikan ke Rangga melalui Jingga. Pasti Jingga mengenalinya.
Aesha langsung menutup wajahnya dengan rambutnya lalu langsung berlari ke arah tangga.
"Jingga, napa?"
"Itu tadi, secret admirer lo. Yang kemarin ngasih makanan ke lo."
"Mana?"
"Udah lari tadi."
Sabrina yang sedari tadi diam mendengarkan percakapan Rangga dan Jingga langsung ikut berceloteh. Karena dari tadi dia juga sibuk mengedarkan pandangannya ke sekitar. Namun, sangat disayangkan Sabrina tidak menghafal semua nama murid di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
BIFURKASI RASA
FanfictionLakuna Bersua ; Bifurkasi Rasa, Jake ENHYPEN © senaraisendu, 2021 cover by A03PHL