Bagian 8 ; Teori Fisika Kuantum dan Dunia Paralel

48 11 2
                                    

Senin, 15 Oktober 2018

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senin, 15 Oktober 2018

"Capek banget. Kasi gue random facts gitu, teori konspirasi atau apa pun. Pokoknya gak mikirin ini kertas-kertas semua."

Bagas langsung meletakkan pulpennya di atas kertas-kertas yang dia gunakan untuk mencoret segala angka-angka dan berakhir dia menyandarkan punggungnya di badan kursi. Mungkin otaknya bisa menampung segala angka dan rumus matematika. Tapi, semua ada batasnya. Kadang dia bisa kelelahan sekali dan muak dengan matematika padahal matematikanya tidak ada salah apa-apa.

"Seriusan? Kita break juga sebentar."

Atas arahan dari Rangga, Aesha juga meletakkan pulpennya dan meregangkan semua badannya. Meskipun cuma duduk, tetap saja badannya tetap sakit.

"Gue punya. Tapi, gue gak mau berdebat di sini."

Mendengar kata berdebat, Bagas langsung menaruh atensi lebih untuk beberapa kalimat yang Rangga akan lontarkan dalam waktu yang dekat.

"Kalian percaya gak kalau time travel, multiverse, itu ada?"

Aesha dan Bagas sempat terdiam beberapa detik.

"Menurut aku dih antara ada dan gak. Karena beberapa ilmuwan masih berusaha buktiin."

"Sama kek Aesha."

"Kalian tau kan kalau katanya Isaac Newton, waktu itu sifatnya seperti busur panah, satu arah gitu. Jadi, waktu yang kita jalanin sekarang itu adalah waktu yang Isaac Newton jelaskan. Tapi, Einstein justru bilang gak kayak gitu. Lebih seperti sungai. Jadi kadang bisa cepat, lambat, atau bercabang. Nah, makanya bisa aja kita punya kehidupan lain di universe lain.

"Bahkan katanya, semua kemungkinan multiverse itu bisa dihitung posibilitasnya pakai teori kuantum mekanis. Juga hidup kita itu dibagi jadi tiga ranah besar. Past, present, future. Jadi di sela-sela past, present, sama future itu ada percabangan, percabangan itu bentuk multiverse-nya. Terus, kita itu digambarkan sebagai bubble yang ditiup-tiup itu kan. Ada bubble yang bakal pisah atau dua bubble yang beda tapi menyatu. Nah, dari situ Stephen Hawking udah bahas tentang the spacetime foam. Jadi, bubble yang gak sengaja ketemu itu bakal nyiptain chaos.

"Time travel itu possible. Sampai sekarang banyak researcher yang masih aktif dan mereka mau mecahin semua paradoks itu."

"Gue mau tanggapin."

Aesha langsung menoleh ke arah Bagas. Mengingat Bagas dan Rangga pernah menjadi lawan debat setahun yang lalu membuat bulu kuduk Aesha merinding. Bagaimana ingatannya terputar kembali mengingat mereka berdua beradu fakta dan untungnya semua selesai dengan damai dan tidak ada drama sampai memukul meja, melempar kursi, atau pun berkata kasar.

"Gue tidak terlalu dalamin fisika sedalam gue pelajari matematika. Tapi, bukannya ada teori relativitas juga yang bahas soal parallel universe, kan?"

BIFURKASI RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang