Bagian 18 ; Banurasmi dan Sorak Sorai Angan

47 8 0
                                    

Senin, 29 Oktober 2018

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senin, 29 Oktober 2018

"Rezeki jangan ditolak. Lu aja pernah hampir gak pulang karena gak ada payung."

Rangga baru saja datang dan meletakkan tasnya di atas kursinya. Dia tentunya tidak menyimak terlalu banyak percakapan antara Jay dan Jingga sehingga ada beberapa tanda tanya yang berada di kepalanya saat ini.

"Kalian ngapain ada urusan dengan payung?"

"Sepedaan dia."

"Gue nyaris kehujanan. Dia kebetulan ada payung dan sekarang gue mau balikin. Tapi, dia gak mau kalau gue balikin."

Rangga hanya bisa ber-oh-ria, meskipun dia juga bingung bagaimana dua orang ini bisa bertemu, apa mereka bertemu kemarin? Tapi, kemarin hari minggu.

"Gue mau tanya."

"Jay, mau nanya."

"Lu duluan," ujar Jay mempersilakan temannya untuk mengoceh duluan. Kalimat mereka sempat bertabrakan tadi.

"Tadi, lu bilang soal yang payung, itu dia dari mana?"

"Dia naik sepeda lewatin perumahan gue. Terus kemarin pagi sempat hujan dan gue nawarin payung."

Kemarin hujan? Oh, iya. Rangga terbangun jam 12 siang. Mungkin saja pagi.

"Perumahan lu? Dia tinggal di mana?"

"Komplek sebelah."

"Seriusan?"

Jay mengangguk. "Gue sekarang, ya. Tadi lu bilang dia hampir pernah gak pulang karena gak ada payung. Itu kapan?"

Rangga langsung tertawa. Inti dari pertanyaan mereka tidak berbeda jauh. Semua tentang Jingga, agak lucu.

"Dia pulang telat. Kebetulan gue habis ada urusan dari ruang guru. Dia mau ke halte tapi gak ada payung untuk ke sana. Kebetulan gue ada payung. Untuk urusan kapan, itu gue lupa."

"Sebelum lu memutuskan untuk dekatin dia?"

"Bahkan sebelum lu yang nyuruh, gue udah tertarik sama dia dari awal."

Rangga merasa dia salah berucap sekarang. Bukannya berlagak seperti orang paling berani. Justru sekarang dia merasa takut karena mungkin saja Jay akan marah kepadanya atau mungkin ada skenario terburuk yang justru akan terjadi.

"Jangan bilang sekarang lu mau ngejar dia juga," ujar Rangga sebelum dia yang diserang kembali oleh Jay.

"Gak tau."

Rangga mengangkat alisnya. Dia memang sudah tahu tabiat Jay yang satu ini. Pemuda itu tidak bisa dengan jelas tahu apa yang dia rasa, apa yang dia mau ucapkan. Sangat tidak jelas.

 Sangat tidak jelas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BIFURKASI RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang