Bagian 28 ; Dari Masa Lalu Agnibrata untuk Adhitama

38 9 0
                                    

Sabtu, 8 November 2018

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sabtu, 8 November 2018

Setelah diadakan pemilihan ketua OSIS, akhirnya semua murid SMA Adhiguna diliburkan. Untuk 3 minggu ke depan mereka akan menikmati waktu liburan mereka. Entah ada yang sudah memiliki rencana untuk keluar kota, tapi yang jelas Aesha akan menghabiskan waktunya untuk mengelilingi kota. Tentunya sendirian. Meskipun, kadang Jogja bisa ramai di saat liburan, kadang tidak. Semuanya tergantung.

Hari ini, tiba-tiba dia mendapat ajakan dari Jay untuk ikut merayakan ulang tahun Sagara. Kalau tidak diingatkan oleh Jay, Aesha mungkin bisa lupa.

Setelah pergi dari beberapa tempat untuk membeli sesuatu, sekarang mereka sudah sampai di rumah Jay. Karena rumah Sagara cukup jauh dan tentunya akan sedikit mencurigakan kalau tiba-tiba mereka sekampung pindah ke rumah pemuda itu. Rumah Jay juga jauh lebih luas dan nyaman. Biasalah, rumah orang kaya.

Aesha sendiri hanya duduk manis sambil memandangi gerak-gerik teman-temannya. Dia juga bingung harus mengerjakan apa. Katanya, sisa menunggu kue ulang tahum Sagara untuk datang dan juga pesanan minuman.

Sampai Aesha tiba-tiba merasakan pundaknya ditepuk beberapa kali lalu berbalik. Ternyata Jingga. Sempat menyebut namanya lalu akhirnya tangannya ditarik oleh perempuan itu.

"Bentar, gue... gue gak bermaksud mau gimana, Sha. Tapi, gue rasa lu harus tau soal ini."

Tidak akan berbohong bahwa jantung Aesha tiba-tiba berdegup kencang. Dia penasaran hal apa yang Jingga ingin bahas dengan dirinya.

"Ada apa? Aku jadi takut, jujur."

"Sebenarnya, kemarin Rangga confess ke gue. TAPI, gue gak nerima atau gimana gitu. Gue gak nerima dia karena memang gue gak ada rasa ke dia. PLIS, gue juga takut ngomong gini."

Aesha sudah menduga akan membahas soal Rangga. Perihal kemarin Aesha di exhibition art dan melihat Jingga dan Rangga sedang hangout berdua selepas pulang sekolah. Tapi, Aesha tidak bisa memungkiri, dirinya juga kaget dengan perihal confess. Meskipun terlihat dengan jelas kalau gebetannya itu menaruh rasa pada perempuan yang ada di hadapannya saat ini.

"Aku udah tau, kok."

"Hah? Tau bagian mana?"

"Yang dia suka kamu. Aku tau dan itu keliatan banget, kok."

"Sha... Gue minta maaf. Gue gak bermaksud buat kek gimana."

"Kenapa minta maaf? Gak usah merasa gak enak. Aku tau kok dari awal memang Rangga suka sama kamu. Keliatan banget. Jadi, gak usah merasa gak enak apalagi sama aku. Tenang aja. Urusan Rangga suka sama siapa, jangan peduliin aku. Keputusan dari awal cuma suka dia diam-diam, aku juga harus terima risikonya. Bahkan kalau kamu suka sama Rangga pun aku harus bisa menerima. Aku yang dari awal tidak pernah berani deketin dia. Aku yang tidak berjuang dan cuma berani awasin dia gak berani dekatin. Tenang aja, ya."

Jauh dari libuk hati yang paling dalam, Aesha menyimpan banyak sekali kecewa. Bukan kecewa terhadap Rangga maupun Jingga, tapi kecewa dengan dirinya sendiri.

BIFURKASI RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang