Bagian 13 ; Lakon Misterius dan Peringai Hangatnya

45 8 0
                                    

Senin, 22 Oktober 2018

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Senin, 22 Oktober 2018

"KAK GARA!"

Sagara langsung mempercepat langkahnya. Bayangkan tiga bulan berturut-turut dia seperti dikejar oleh retenir. Ini juga menjadi alasan mengapa Sagara memutuskan untuk menetap di ruang kelas saja atau di ruang OSIS.

"KAK GARA! KAK GARA! AKU MANGGIL KAK GARA!"

Sagara yakin sekarang orang-orang di sepanjang koridor memerhatikan mereka berdua. Tapi, karena dia sendiri sudah lelah untuk berjalan cepat apalagi setelah ini upacara, dia langsung menghentikan langkahnya. Tidak lupa dia memejamkan matanya dulu untuk menyiapkan mentalnya untuk menghadapi anak kecil yang satu ini.

Setelah membuka matanya, orang yang sedari tadi mengejarnya sudah berada di depannya dengan kepala mendongak, matanya berbinar-binar, dan senyumnya begitu mengembang hangat.

"Kak Gara, kenapa chat aku gak dibales?"

"Sorry, kemarin ada masalah jadi gak sempat balesin chat."

Perempuan itu langsung memasang ekspresi yang sangat terkejut. "HAAAH? MASALAHH? MASALAH APAAA?"

Belum sempat Sagara menjawab, tiba-tiba adiknya-Sadira-datang menarik temannya yang berada di depan kakaknya sendiri.

"Maaf, bang. Gue tarik dia dulu, ya. Lepas kandang."

"HEHEHE. DADAH KAK GARA. BALES CHAT AKU, YA!"

Sagara mau menangis saja rasanya di sini. Kenapa kehidupannya jadi berantakan seperti ini.

"Gar, tanggepin aja dia. Dari awal ospek, loh dia berisik banget."

Aesha datang dari belakang tepat setelah Sadira menarik teman berisiknya itu. Sagara langsung mengusap wajahnya. "Sha, aduh. Gue gak tau harus gimana lagi. Capek banget."

Aesha langsung tertawa. Aesha duga sekarang Sagara ini cepat-cepat lulus dari SMA. Kalau tidak, pasti dia akan stress bukan main. Setiap saat ketika dia terlihat di tempat umum, pasti ada saja orang yang meneriakkan namanya.

"Yuk, Gara. Habis upacara nanti langsung kembali ke kelas aja."

Sagara menghela napasnya terlebih dahulu. Di satu sisi dia harus terlihat kalem, cool, berwibawa, tidak tertekan. Namun, di sini lain dia sudah tidak tahan untuk berteriak karena aslinya dia sudah tidak tahan.

"Tapi Gara, kamu gak mau buat kerja sama gitu sama dia? Orangnya brisik tapi asik, loh."

"Bukan masalah itunya, Sha. Dia sekali ngomong itu, satu, cempreng. Dua, brisik. Tiga, semua orang pada noleh dan gue gak suka itu. Liat aja tadi."

Aesha tertawa lagi. Tidak seperti biasanya Sagara berbicara dengan nada sekesal itu. Selama ini pembawaan Sagara pasti tenang atau santai.

"Masuk ke barisanmu aja, Sha. Nanti kapan-kapan kita ngobrol bareng lagi."

BIFURKASI RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang