Bagian 11 ; Asumsi Tentang Pengagum Rahasia

57 9 2
                                    

Rangga kini melangkahkan kakinya ke kelas Aesha

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rangga kini melangkahkan kakinya ke kelas Aesha. Rencananya Rangga dan Bagas akan berdiskusi mengenai pembahasan soal olimpiade mereka di kelas perempuan itu. Selama ini mereka selalu ke perpustakaan atau ke rooftop. Saatnya mencari tempat yang lebih layak sedikit, meskipun tidak akan setenang dua tempat itu.

"Aesha ada di dalem?"

"Ada lagi tidur habis makan."

Rangga hanya memiringkan kepalanya bingung. Dia baru tahu ada spesies seperti itu di sekolah. Biasanya orang habis makan, makan lagi. Ya, itu berlaku untuk Rangga yang selalu lapar, sebenarnya.

"SHA, DICARIIN RANGGA!"

Aesha langsung tersentak dan langsung bangun. "HAH? MANA?" Dia sendiri jadi gelagapan. Kemudian dia tersadar dan itu betul Rangga yang sedang menuju ke arahnya.

"Emang ada orang yang langsung tidur habis makan?"

Aesha merapikan rambutnya lalu menatap benda yang sudah berada di atas mejanya. "Dari siapa?"

"Gara."

"Bilangin, makasih dari Aesha."

Sempat hening sementara sebelum Aesha mulai berbicara lagi, menjawab pertanyaan Rangga yang belum sempat terjawab. "Ya, aku kurang tidur."

Rangga langsung menatap Aesha. Kurang tidur? Jangan bilang perempuan itu tidak tidur demi belajar kimia.

"Jam berapa?"

"Emm... Jam 1. Aku memang biasanya tidur jam segitu."

"Karena apa?"

"Gak bisa tidur."

"Gak bisa tidur atau belajar?"

Aesha langsung menunduk dan menjawab dengan suara pelan, "Belajar."

"Sha, kita sekolah aja mulai jam 7. Minimal lu bangun pasti jam 6. Tidur 5 jam menurut lu cukup?"

"Maaf."

"Minta maaf sama dirimu sendiri. Kalau lu butuh bantuan gue untuk belajar, gue bakal siap bantu, Sha. Lu jangan terlalu memaksakan diri. Lu harus cukup istirahat juga, ya. Gue nasehatin lu sebagai teman berjuang. Kalau lu drop di hari H semua bakal repot, Sha."

Teman berjuang, ya?

Dari belakang, Bagas tiba-tiba datang. Dia sempat kebingungan karena dia merasakan hawa yang kurang enak dari Rangga dan Aesha.

"Hai, gue baru datang. Ini ada apa?"

"Halo, Bagas. Gak ada apa-apa, kok."

Bagas menyipitkan mata. Dia kurang memercayai apa yang baru saja Aesha katakan. Dia jelas-jelas bisa merasakan hawa yang tidak enak.

"Feel-nya aneh juga. Rangga marah-marah, ya?"

"Banyak omong lu. Cepat duduk."

"Kan. Serem banget," ujar Bagas sambil mengambil tempat di samping Aesha yang kosong. "Kalian udah bahas apa dan sampai mana tadi?"

BIFURKASI RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang