Bagian 16 ; Tentang Teman Kecil dan Masa Lalu

50 10 2
                                    

Kamis, 25 Oktober 2018

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kamis, 25 Oktober 2018

"Sha, Bagas mana?"

"Lagi ke toilet katanya."

Rangga juga baru saja masuk ke perpustakaan dan lantas bertanya di mana Bagas. Karena biasanya Bagas suka hadir paling pertama ketika diajak bertemu.

"Ada kesulitan, Sha?"

"Sejauh ini aman."

"Semalem tidur jam berapa?"

"12."

"Setidaknya bukan jam 1 kek dulu-dulu. Jaga kesehatan. Kita udah mau terjun ke medan perang. Kalau lu drop bisa repot kita semua. Lagi pula kita udah berusaha sejauh ini, kan?"

Aesha sekarang merasa diceramahi. Tapi, tidak masalah. Anggap saja celotehan Rangga hari ini adalah reminder untuk dirinya secara pribadi agar tidak teledor dan bisa mengatur waktu istirahat dan waktu belajarnya dengan baik.

"Hai, gue kembali. Jangan bilang Rangga marah-marah lagi."

"Gak ada marah-marah."

Bagas terkekeh. Kenapa juga Rangga harus tersinggung dan langsung marah dengan ucapan barusan.

"Lu ada kesusahan, gak?" tanya Rangga ke Bagas.

"Aman. Lu sendiri gimana?"

"Aman."

"Yang bener?"

Aesha langsung menegadahkan kepalanya. Tidak seperti biasa Bagas suka menanyakan ulang satu pertanyaan. Dia jarang meragukan orang-orang yang ada di sekitarnya apalagi untuk ukuran seperti Rangga. Jadi, Aesha menganggap hal ini cukup aneh.

"Beneran. Lu khawatir banget keliatannya."

Bagas langsung merotasikan bola matanya. Dia tidak sedang ingin bercanda tapi temannya yang satu ini... ya, sudah lah.

"Aku baru ngerjain ini kemarin, tapi coba dicek dulu. Barang kali ada yang simpan kunci jawaban," ujar Aesha sambil menyerahkan kertasnya kepada Rangga. Bagas juga lagi sibuk dengan kertas yang ada di depannya. "Jangan marahin aku kalau salah."

Rangga langsung menatap sekilas Aesha lalu beralih kepada kertas yang sekarang sudah terangkat di depannya. "Santai. Kesalahan pas latihan biasa aja. Mending banyak salah sekarang sebelum pas olimpiade lebih banyak salah."

Bahkan Bagas yang sedang membolak-balikkan kertas langsung mengangguk setuju sambil bergumam. Aesha sudah yakin dua temannya bahkan memberikan dukungan penuh terhadap satu sama lain. Dia sendiri sebisa mungkin tidak mengecewakan teman-temannya yang juga sudah bekerja keras untuk perlombaan mereka nanti.

"Ada beberapa nomor yang gue lingkarin itu yang salah. Coba nanti lu pikirin dulu penyelesaiannya gimana, habis itu nanti kita semua bahas bareng."

"Berarti aku kerja ulang aja beberapa nomor, kan?"

BIFURKASI RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang