Bagian 19 ; Para Pejuang Kebanggan Semesta

47 11 0
                                    

Jumat, 2 November 2018

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jumat, 2 November 2018

"Yey. Selamat berjuang teman-teman baikku."

Tiga orang ini sudah duduk manis di perpustakaan sambil mendapatkan arahan dari guru mereka dan juga guru-guru sedang sibuk menghubungi pihak pelaksana olimpiade dan berdiskusi panjang lebar. Tentunya mereka juga mengurusi segala hal mulai dari pergi hingga pulang.

"TAKUUUT."

"Diam lu, alay."

"Kok gue dikatain alay? Sha, lu takut, gak?"

"Iya."

"TUH, DIA AJA TAKUT."

"Kalau dia wajar kalau takut. Lu takut malah jadi alay."

Rangga memasang wajah kesal andalannya. Dia tidak peduli dengan Bagas. Memang dari awal harusnya Rangga peka kalau temannya yang satu itu sepertinya mempunyai dendam kesumat terhadap dirinya.

"Anak-anak, sekarang turun ke depan gerbang. Kita udah mau berangkat."

Mereka bertiga langsung beranjak dari tempat duduknya dan mulai mengemas barang-barang mereka, memastikan tidak ada yang terlupakan. Kalau tidak, bisa repot urusannya.

Aesha sesekali menghela dan menghembuskan napasnya karena sangat gugup dengan lomba kali ini. Dia sejujurnya takut melakukan kesalahan yang sebelumnya dia selalu lakukan ketika sedang berlatih dengan dua temannya yang lain. Dia takut kalau rasa gugupnya menghancurkan semua apa yang dia sudah latih sejauh ini. Mereka cuma diberi waktu kurang lebih 1 tahun untuk persiapan dan menurut Aesha, waktu itu sangat singkat.

Sementara mengatur deru napasnya, Aesha berjalan menyusuri koridor bersama Rangga dan Bagas. Tiba-tiba, salah satu dari mereka berkata ingin ke kantin untuk jajan. Jaga-jaga semisal di tempat pelaksanaan olimpiade tidak ada tempat jajan. Mereka bisa meninggal konyol di sana.

"Belum berangkat?"

"Eh, halo, Gara. Belum. Aku lagi nungguin mereka berdua lagi jajan. Habis ini mau pergi, kok."

Sagara mengangguk sambil memerhatikan dua orang yang dimaksudkan oleh Aesha sedang melirik dan menunjuk-nunjuk makanan seperti bocah kelaparan di atas etalase kantin sekolah.

"Semangat, ya. Gue yakin lu bisa. Kalau lu berhasil, mayan gue bisa bolos buat nonton kalian," ujar Sagara sambil terkekeh.

"Gak boleh bolos, Gara. Selesaiin dulu sekolahnya habis itu baru nonton. Lagian nanti cuma nontonin orang ngerjain soal, serunya mana."

"Ada serunya."

"Apa?"

"Liatin lu."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BIFURKASI RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang