Bagian 32 ; Jawaban Dari Setiap Tanya

33 7 4
                                    

Rabu, 6 Februari 2019

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rabu, 6 Februari 2019

Sesuai dengan kesepakatan yang Rangga dan Sea sepakati, mereka akan bertingkah laku seakan-akan mereka adalah orang yang baru saja jadian. Tapi, sebisa mungkin mereka juga minim komunikasi. Rangga sedari kemarin mencoba untuk memikirkan cara. Dia juga bingung dia seperti menyusun semuanya agar tersusun dengan apik seakan-akan ada satu hal yang akan terjadi apabila dia tidak menyusun rencana ini dengan baik.

Di hari kemarin, mereka sudah menghabiskan waktu dengan makan bersama di kantin. Tentunya Rangga menyantap makan siangnya dengan rasa bersalah terhadap teman-temannya. Sepanjang makan siang pun dia masih memikirkan banyak hal termasuk dengan Aesha yang sempat menyelamatinya. Memang selama Rangga dan Sea bersama tidak banyak hal yang mereka bicarakan.

Dan kembali lagi hari ini. Rangga sekarang mengunjungi kelas Sea dan bisa ditebak kelas yang tiba-tiba ramai. Betul-betul Rangga ini selalu membuat dan melakukan sesuatu yang mengundang reaksi heboh dari orang-orang sekitarnya.

"Kak, ini diliat-liatin dari tadi gapapa?"

"Loh, kamu maunya gimana? Setidaknya biarin mereka tau kalau kita pacaran dulu. Biar engga sus."

Sea mengangguk paham. Perempuan itu mulai membuat bukunya dan pandangan Rangga ikut bergulir ke arah buku yang lembarannya sedang dibuka.

"Ngomong-ngomong, aku penasaran sama apa yang Kak Rangga ngomongin sama aku di lapangan kemarin."

"Soal apa?"

"Soal Kak Rangga engga bisa nerima aku. Pasti ada alasan yang jelas kenapa Kak Rangga bener-bener sampai nyelamatin harga diri aku padahal Kak Rangga bisa nolak aku mentah-mentah dan tidak kerepotan seperti ini."

"Gue udah suka sama orang lain, Sea. Kenapa gue nyelamatin lu, perempuan gampang banget dapat stigma jelek. Kalau lu gak diselamatin, sampai berbulan-bulan pun lu bakal malu dan dikenal jadi orang yang nembak Rangga di lapangan tapi ditolak. Harga diri itu nilainya mahal. Sekali jatuh, mungkin reputasinya di mata orang-orang beda. Gue hanya melakukan apa yang gue rasa benar. Makanya setelah ini semua selesai, gue minta lu yang mengakhiri dan kita selesai seakan tidak terjadi apa-apa. Gue minta maaf seandainya lu keberatan."

"Engga, kok. Selama seminggu ke depan aku mau mastiin juga kalau perasaan aku ke kamu memang gak sebesar itu, kok."

"Nathanael."

Nama tengahnya yang dipanggil dengan suara Sagara yang begitu familiar langsung terdengar oleh telinganya. Sagara masuk ke dalam kelas Sea sambil membawa sesuatu di tangan kanannya.

"Dari secret admirer lu. Dia nitipin ke gue dan gue udah tau siapa."

Rangga menerima benda yang ada di tangan kanan Sagara. Susu kotak yang selama ini dia terima. Dia menatap benda itu cukup lama sebelum akhirnya menatap temannya lagi. "Dia datang ke lu?"

"Iya. Tapi, dia sampai sekarang mau ngerahasiain identitasnya. Katanya dia bakal muncul sendiri tanpa gue yang ngasih tau."

"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
BIFURKASI RASATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang