Sakit Parah ?

264 39 6
                                    


....


Sepertinya udah hampir 5 kali gue pingsan. Gue gatau pasti apa penyebabnya, yang jelas kepala dan perut gue sakit luar biasa hebatnya, hingga membuat gue selalu tak sadarkan diri.

"gimana dok keadaan adek saya?" suara Bang Reza khawatir

"iya, kakak saya gapapa kan dok?" lanjut suara Qela

Gue sangat kasihan mendengar nada khawatir mereka, rasanya saat ini juga gue pengen bangun dan teriak, kalau gue baik-baik aja.

Tapi nyatanya bahkan untuk membuka mata dan menggerakkan badan aja sangatlah sulit.

"sepertinya saya perlu bicara dengan orang tuanya. Apakah saya bisa bertemu dengan salah satu dari mereka?" sepertinya ini suara dokter.

"saya saja dok, orang tua kami sedang dinas diluar kota. Saya takut kalo mereka tau, mereka bakal khawatir" bohong Bang Reza

Dalam pingsan gue hanya bisa bergumam, bahkan mungkin ini yang mereka inginkan bang. Batin gue meringis.

"baik ikut saya keruangan" jawab dokter yang dari nada suaranya bisa gue tebak dia perempuan.

'kenapa harus diruangannya sih! Gue juga kan mau denger' batin gue geram

"adek jagain kakak ya? Kalo udah sadar jangan ngomong yang aneh-aneh lagi sampe abang datang. Okeyy?" perintah abang

"iya bang" nurut Qela.

****

Setelah beberapa menit gue denger Bang Reza dan dokter keluar dari ruangan, gue coba membuka mata dengan sangat pelan.

Sinar lampu kamar rumah sakit bener-bener menyilaukan indra penglihatan gue. Qela yang tadinya duduk disamping gue, langsung berdiri melihat mata gue yang sudah mengerjap-erjap.

"kakak udah sadar? Apa yang sakit kak? Mau apa kak? Minum? Atau apa?" tanya Qela bertubi-tubi

Gue tersenyum dengan selang infus yang ada dihidung gue, menanggapi semua pertanyaan Qela. Gue menggeleng.

"gue gapapa, gausah khawatir" jawab gue lemah

"kakak bisa disini karna gue, gimna gue ga khawatir sama kakak? Gue minta maaf ya kak?" tangis Qela terduduk dan menunduk disamping brankar gue.

"lo gak salah dek" ucap gue masih lemah sambil mengelus kepalanya dengan tangan yang masih terpasang infus.

"udah gausah nangis, lo jelek kalo nangis" lanjut gue tersenyum sambil mencubit pipi Qela yang sudah mendongak menatap gue.

"hishh keadaan gini juga, masih aja bisa becanda kak" senyumnya sambil melepas tangan gue dan menghapus air mata dipipinya.

****

Beberapa menit kemudian datanglah seseorang yang masih dalam keadaan sama seperti sebelum gue pingsan... yaa berantakan tapi dengan luka diwajah yang berkurang dari sebelumnya.

Dengan heboh, dia berlari kearah gue sambil memeluk gue kenceng,

"huaaaa Caskiii, jangan gini lagi yaa?" tangisnya menggeser posisi Qela yang sedang duduk.

Gue yang kaget dengan tingkahnya hanya memasang muka datar "aduhhh...duhhhh" eluh gue karna Bang Reza menekan infus ditangan gue.

Yaaa orang yang heboh itu adalah Bang Reza.

"eh-ehhh sorry Ca. Gue kelewat seneng" maafnya sambil menghapus air mata dan merapikan bajunya

"gapapa bang" jawab gue

K I S A HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang