Perasaan Itu Tetap Ada

205 37 6
                                    


....

Langit yang indah menjulang diatas pagi ini, membuat perasaan gue merasa tenang. Posisi gue yang menengadah kelangit, membuat sangat nyaman, ditambah lagi dengan taman rumah sakit yang asri penuh dengan tanaman.

"Ca........." panggilan kecil seseorang yang gue denger samar-samar membuat gue beralih mencari panggilan itu.

'ah mungkin nama orang lain' batin gue meyakinkan

"Ca......" sekali lagi dan mulai terdengar jelas dikuping gue, tapi belum bisa gue tebak siapa.

Karna malas menanggapi, gue masih memejamkan mata sambil menikmati kembali udara sejuk ditaman.

"gimana keadaan lo Ca?"

Suaranya sudah terdengar jelas ditelinga gue.

Deg............ suara seorang laki-laki yang sangat gue kenal dan rindukan.

Yaaaaa, karna dia adalah seseorang yang selalu menemani gue 'dulu' dalam kehidupan gue yang sangat menyedihkan.

Seseorang yang sangat gue sayang, bahkan sangat-sangat gue cintai.

"maaf" satu kata lolos dari bibirnya, dengan keadaan gue masih tetap sama yaitu memejamkan mata, dan diam tak menanggapi.

Bukan gue gamau menjawab apapun perkataannya, tapi gue lagi mencoba mengontrol diri gue agar tetap dengan keadaan santai, mengingat gue masih belum terlalu pulih.

"gamau jawab gue Ca?" tanyanya lagi.

Gue tetap diam tak menanggapi bahkan mengangguk dan menggeleng pun tak gue lakukan.

"yaudah, gue tunggu dibelakang lo ya? Gue duduk dikursi sana pas dibelakang lo, gue akan disitu sampai lo mau ngomong sama gue" bisiknya dikuping gue, dan setelahnya dia pergi.

Karna gue rasa dia udah menjauh, gue putuskan untuk membuka mata. Gue lirik dari ekor mata gue dan mendapati dia berjalan kekursi taman pas dibelakang gue.

Kalau kayak gini, gimana gue mau pergi dari sini. Mana dia juga ngawasin gue disitu kan. Gue putuskan untuk tetap berdiam disitu, berharap dia bosan dan akhirnya pergi.

****

Satu jam kemudian setelah gue merasa sangat lelah dan cuaca juga sudah mulai panas, gue mulai menggerakkan seluruh badan gue .

Karna gue takut dia yang ada dibelakang gue, tau kalo gue ingin pergi. Gue menggerakkan badan sambil melirik dia.

Tapi tidak ada tanda-tanda yang berarti, setelah gue menggerakkan badan. Maybe dia udah bosen dan pergi ninggalin gue disini.

Akhirnya gue putuskan memutar kursi roda kearah belakang dan mendapati ternyata dia masih ada dikursi itu, tapi dalam keadaan tertidur. Mungkin dia sangat lelah nunggu gue sedari tadi.

Kursi roda gue jalankan menuju kursi yang telah menjadi tempat tidurnya, Gue tatap wajahnya dalam-dalam dan menikmati kesempatan setelah sekian lama gue tak bertemu ataupun melihat Bang Kica.

Yaaaa dia adalah Bang Kica, cowo yang dulu gue sayang dan sekarang pun tetap masih sama.

Perasaan sayang gue sepertinya udah sangat besar ke Bang Kica. Terbukti karna sampai sekarang gue gabisa ngelupain dia.

Sedekat ini gue bisa melihat dengan jelas wajah Bang Kica seperti habis ditonjok seseorang. Itu sangat terlihat dari bekas memar di dahi, pipi dan sudut bibirnya.

Seperti luka memar yang dipunya seseorang.

'lo abis berantem bang' batin gue sambil mengelus bekas-bekas luka diwajahnya.

K I S A HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang