Penerimaan

151 37 12
                                    


Bisa membuatmu bahagia adalah suatu kebahagiaan untukku
Tetaplah tersenyum walau mentari tak bisa menyinarimu lagi yaa :)

....

Semenjak kejadian penolakan yang dilakukan Caski kala itu kepada Billy. Dia merasa sosok teman dekatnya itu semakin menjauh darinya. Yang dia pikirkan adalah Billy sepertinya kecewa dengan perkataannya.

Apalagi sekarang kegiatan Billy bertambah sibuk sedangkan Caski mengurangi kegiatannya dikarenakan kesehatan yang dia ketahui sangat lemah untuk beraktivitas yang terlalu berlebihan.

Hari-harinya kembali menjadi seorang Caski yang sama seperti sebelum mengenal Billy. Dia merasakan sangat kehilangan sosok Billy.

Dia tak menampik kalau Billy sangat jauh lebih unggul dalam hal apapun dibanding Kica. Namun, dia juga tak mau membohongi perasaannya yang masih stay dengan sahabat abangnya di Bandung sana.

Padahal dipikiran Caski pun sudah sangat bimbang, karna akhir-akhir ini dia tak lagi menghubungi Kica.

Apakah Kica masih menjaga hatinya untuk Caski disana? Ataukah sudah ada yang menggantikannya?
Caski tak mengetahui jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang beberapa bulan belakangan ini semakin membuatnya khawatir.

Dia pun tak menanyakan kepada sahabat dan juga abangnya dikarenakan Caski juga tak pernah lagi menghubungi mereka setelah dia jatuh sakit kemarin.

Sementara semua orang yang ada di Bandung sangat menanti kabar darinya. Selama itu juga Caski tak pernah lagi menjawab atau merespon panggilan dari Reza, Qela, Sandri, Rasya apalagi Kica.

Yang selalu dihubungi adalah kedua orang tuanya, supaya mereka tak ikut khawatir dengan keadannya. Takutnya secara tiba-tiba bokap nyokap Caski mendatanginya kala itu ketika dia di rumah sakit.

"Bil..." panggil Caski mendekati Billy yang sedang termenung di balkon kelas mereka jam istirahat ini.
Lawan bicaranya belum merasakan kehadiran Caski disampingnya, dia masih saja fokus menatap lurus kedepan sambil melamunkan sesuatu.

"Billy" kali ini panggilan Caski diiringi tepukan ringan dibahu Billy yang spontan membuatnya kaget dan langsung menoleh kearah Caski.

"ehh iyaa kenapa prin..." mendapat pelototan dari Caski, Billy mengubah kosakatanya, "hmm maksudnya, kenapa Ca?"

Caski tersenyum melihat respon Billy tetap seperti sebelumnya walaupun masih terlihat canggung, "nahh gini kan enak. Kayak biasanya aja ya Bil. Walaupun panggilan berubah, hubungan kita masih sama kayak sebelumnya kok, jadi gue mohon sama lo jangan menjauh ya?"

Billy mengangguk lalu tersenyum hambar, 'sulit rasanya buat hubungan kita sama seperti sebelumnya Ca. Tapi jauh lebih sulit buat gue menjauh dari lo' batinnya berucap.

"gue doain lo bisa dapet cewe yang jauh lebih baik dari gue" sambung Caski menatap Billy sambil menunjukkan senyumnya yang begitu manis.

'gue maunya lo Ca' lagi-lagi Billy membalas dalam hatinya, "aminn" ucapnya berbeda dengan hatinya lalu tersenyum balik kemudian mengacak rambut Caski.

"ihhh rusak rambut gue Bil. Butuh waktu berjam-jam nih rapihinnya" cemberut Caski sambil menghempaskan tangan Billy dikepalanya itu.

"hahaha lucu banget sih muka lo" ucap Billy menangkup wajah Caski yang membuat Caski bertambah kesal.

Dia berjinjit dan menjambak kasar rambut Billy, "gue juga bisa wlee" ucapnya menjulurkan lidah dan berlari dari hadapan Billy.

Setelah itu terjadilah aksi kejar-kejaran antara Caski dan Billy didalam kelas, untungnya suasana istirahat. Sehingga semua siswa berada dikantin saat ini, kalau tidak mereka bakal menjadi tontonan dan gunjingan seluruh siswa sekolah ini.

K I S A HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang