...."Bang........." panggil gue ke Bang Reza yang sedang duduk sendiri di depan kelasnya sambil memainkan ponsel.
Setelah gue meninggalkan Qela bersama Rasya dan menyelesaikan urusan pembagian raport yang ternyata udah selesai dari 2 jam yang lalu, gue pergi menuju kelas Bang Reza, berharap ada Bang Kica juga disitu, untuk menanyakan terkait kejadian di rooftop tadi.
Sebelumnya gue abis marah-marah sama temen sekelas yang masih dikelas karna gaada yang ngabarin gue terkait pembagian raport.
Tadinya gue pikir mereka bakal maerasa bersalah, tapi bukannya permintaan maaf yang gue terima, melainkan dihadiahin tatapan sinis dari mereka dan ucapan tajam dari Rasya.
"makanya kalo punya ponsel itu digunain Caski wakil gue yang terhormat!"
Karna sudah terlanjur malu dengan semuanya apalagi Qela juga masih ngikut dibelakang gue, akhirnya gue minta maaf sama mereka dan menyudahi aksi marah-marah gue, terutama sama Rasya.
"sorry Sya. Gue bener-bener gatau kalo lo berkali-kali hubungin gue" maaf gue ke Rasya, karna dia udah 50 kali nelpon.
Rasya mengangguk dan menjawab, "ga masalah. Tapi jangan lo ulangin lagi"
"okee. Btw gue titip adek gue sama elo dulu ya Sya? Gue ada urusan penting soalnya! Byee"kata gue sambil mengedipkan sebelah mata ke Qela kemudian beranjak pergi.
"jangan lama-lama lo Ca" teriak Rasya, yang gue balas acungan jempol.
****
"lagi ngapain bang?" lanjut gue duduk disampingnya.
Bang Reza diam tak menanggapi, berprilaku seakan-akan gue gaada disampingnya.
"bang" panggil gue sambil memukul pelan bahunya
"eh buset horror banget ni kelas. Dari tadi ada yang ngomong tapi gaada orangnya?" balasnya sambil mencari-cari dan mengabaikan gue
"yaelahh masih marah sama gue bang?" tanya gue dengan posisi yang sama.
"sorry bang. Tapi gue kan emang ga kenapa-napa. Lo gausah sebegitu khawatirnya sama gue" ucap gue memandang lurus kedepan
Dia masih diam tak membalas ucapan gue.
"ihhh banggg!!!" nada gue manja
Karna tak melihat ada respon apapun, gue memikirkan ide yang cocok, agar abang melihat keberadaan gue.
Gue berdiri, "aduhhhhh" teriak gue memegang perut.
Seketika Bang Reza berdiri dan memegang tangan gue, "eh lo gapapa Ca? apa yang sakit? Kita kerumah sakit ya?"
"enggah usah bang" gue menatap wajahnya yang khawatir dan menggeleng sambil menahan tawa
Kemudian abang membawa gue kembali duduk dan tetap memegang tangan serta mengelus kepala gue.
"lo beneran gapapa?" tanyanya lagi dengan nada sangat khawatir
Melihat nada Bang Reza yang sangat khawatir. Gue yang udah ga bisa menahan lagi langsung tertawa kencang, "hahahaha........."
Raut wajah Bang Reza berubah dari khawatir menjadi bingung dengan respon gue, "hahaha.... Sumpah muka lo lucu bang!" tawa gue
"bercanda lo ga lucu Ca" kesel Bang Reza melepaskan tangannya di kepala gue.
"hahaha.... Sorry bang. Abisnya lo ga nanggepin gue dari tadi" jawab gue sambil menghapus air mata karna tertawa gue yang berlebihan.
"kan bisa dengan cara lain Ca, gausah dengan sakit perut" jawabnya menatap gue
![](https://img.wattpad.com/cover/286174162-288-k448305.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
K I S A H
Ficção AdolescenteDihadapkan pada dua pilihan sulit, gadis belia yang masih menginjak bangku Sekolah Menengah Pertama, menemukan seorang cowo yang bisa membuatnya lupa dengan masalah keluarganya. Disisi lain, sahabatnya juga menyukai cowo yang sama. Gadis itu berfiki...