Sekian Lama.

168 38 18
                                    


Aku juga lelah dengan semua ini. Bisakah kau kembali untuk kita mengulang kembali cerita di lembaran kertas putih yang baru?
~Kica Roni Alvaro~
....

Melepas pelukan Rasya, Caski kembali menatap jam ditangannya yang sudah menujukkan waktu pesawat yang ditumpanginya akan berangkat.

Ketika akan melangkah, Caski dikagetkan dengan suara cowo yang sangat ditunggu kehadirannya, siapa lagi kalau bukan Kica Roni Alvaro.

"CASKI......"

Caski berhenti dari langkahnya kemudian berbalik. Seketika Kica sudah masuk kedalam dekapan Caski yang membuat semua orang yang ada disana tersenyum melihat tindakan Kica yang sangat tak melihat situasi itu.

"maaf terlambat" lirih Kica dalam dekapan itu, yang langsung dibalas anggukan oleh lawan bicaranya.

Sementara Bunda Tina yang sudah mendekat hanya terkekeh sambil menyalami bokap nyokap Caski serta semua yang ada disana.

"Ica ahhh jangan malu-maluin bunda" malu Bunda Tina melihat kelakuan putra tunggalnya itu.

Mengacuhkan perkataan bundanya, Kica tetap mengeratkan pelukannya terhadap Caski yang membuat Caski menahan senyumnya melihat perlakuan Kica, "udah ih bang pelukannya, malu banyak yang liat" bisiknya,

"biarin sebentar lagi Ca, aku masih mau ngerekam pelukan kamu terakhir kalinya. Kalau aku kangen kan tinggal diputer lagi rekamannya" balas Kica tersenyum menggoda Caski.

Ucapan itu langsung membuat Caski melepas paksa pelukan dengan raut wajah kesel dengan candaan Kica, "ga lucu ah bang. Lagian aku itu cuma sekolah di Jakarta. Nanti kalau libur semester juga balik"

Kica hanya tertawa mendengar respon Caski itu. Pandangan Caski menuju arah Bunda Tina dan raut wajahnya khawatir karna melihat bundanya Kica terlihat lelah dan juga mengingat Reza mengatakan jika Bunda Tina sedang sakit.

"ehh bunda disini. Ngapain ikut bun? Katanya bunda sakit. Bunda udah sehat?" cerosos Caski memeluk Bunda Tina sebentar kemudian melihat seluruh tubuh wanita paruh baya itu khawatir.

Melihat aksi Caski yang sangat khawatir dengan bundanya, gantian raut wajah Kica yang kesal. Reza, Sandri, Qela dan Rasya saling melirik untuk meledek sosok yang sedang cemburu itu.

"ada yang panas nih" buka Reza,

"yah gimana dong, Sandri gabawa es lagi bang" lanjut Sandri,

"haduh San!! Nanti Bandara ini kebakar lagi karna panas banget!" timpal Rasya,

"ehh jangan sampe deh Kak. Qela masih mau hidup" tambah Qela,

Semua orang yang berada disana hanya tertawa mendengar ledekan empat sekawan ini. Sedangkan Kica tersenyum malu karna diledek oleh mereka.

"hahaha, Ica cemburu sama bunda?" ledek Bundanya juga.

"apa sih bun? Udah ah Caski nanti ketinggalan pesawat" alihnya.

Setelahnya Caski baru menyadari bahwa 5 menit lagi pesawatnya akan segera berangkat.

"eh iyaa pesawat Caski bentar lagi take off. Caski berangkat dulu ya"

Sebelumnya dia kembali memeluk bunda, mamah, dan papahnya. Kemudian beralih menuju abang dan adik serta sahabat-sahabatnya.

Terakhir dia mendekati Kica, memeluknya dengan hangat serta berbisik "aku pergi ya bang. Jangan lupa jaga hati sampe aku kembali" senyumnya kemudian berlalu.

Mereka semua melambaikan tangan kearah Caski yang akan terbang menuju Jakarta. Tak jauh, tapi tetap saja itu tak dekat. Didalam hati Kica menjawab pesan Caski, 'bakal aku jaga sampai kamu kembali'.

K I S A HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang