Rencana

170 33 2
                                    

....

"udah siap semua kan?" tanya Mama Indri kepada kedua anak gadisnya

"udah mah. Ini tinggal nunggu abang aja" jawab Caski yang sedang memainkan ponsel di sofa

"iyaa mah, tapi Qela males banget deh pulang. Cepet banget sih udah mau sekolah lagi aja hmm" cemberut Qela menghampiri nyokapnya

Yaaa hari ini adalah kepulangan Caski, Qela dan juga Reza ke bandung. Karena lusa mereka sudah masuk sekolah dan juga Reza akan bertanding. Maka dari itu, hari ini mereka akan pulang.

Mama Indri mengelus pucuk kepala Qela dengan lembut, "kok adek males sekolah sihh hmm tumben, biasanya paling semangat"

"yah gimana mau semangat orang mamah ga ikut pulang, papah juga sekarang ga pernah dirumah" Qela memeluk Mama Indri

Caski yang tadinya fokus dengan ponsel ditangannya, langsung mengarahkan pandangan kearah Qela dan nyokapnya.

'mulai deh manja ni anak bungsu' batin Caski jealous

Raut wajah Mama Indri pun berubah mendengar perkataan Qela, dia mengalihkan pandangan kearah Caski memberikan kode agar mengalihkan topik pembicaraan.

Namun Caski yang tak mempunyai topik apapun juga hanya mengangkat kedua bahu acuh dan melihat arah kedatangan abangnya.

"gausah manja dek, kita udah dewasa semua. Lagian ngapain ngarepin orang yang gaada sedikitpun peduli sama kita" Reza menatap sinis nyokapnya

Dia udah terlanjur kecewa dengan sikap yang diambil nyokap saat ini. Pikirnya omongannya semalem bisa membuat nyokapnya berubah, tapi ternyata nyokapnya emang keras kepala.

Dan sekarang terjadi tatap-tatapan antara Reza dan Mama Indri. Tatapan Reza adalah tatapan kekecewaan seorang anak laki-laki terhadap nyokapnya. Sedangkan Mama Indri hanya menatap Reza seolah-olah meminta maaf.

Semua kejadian itu tak luput dari pandangan Caski, sementara Qela masih memeluk nyokapnya dengan keadaan bingung.

"udah siap bang?" ucapan Caski memutuskan kontak mata anak laki-laki dan nyokapnya itu.

"udah Ca, yokk berangkat sekarang aja" ajak Reza meraih koper Caski didepannya

Qela melepaskan pelukannya, "bentar lagi sih bang kan take off nya masih 3 jam lagi. Bandara ke rumah kakek juga deket kan" mohonnya

"masih ada urusan yang mau abang urus. Kalo adek mau nanti berangkatnya gapapa minta anterin mamah. Abang duluan, kakak mau ikut sekarang apa sama adek?" putus Reza

"sama abang aja. Caski pergi mah, assalamualaikum..." pamit Caski melengos pergi karna kecewa juga dengan sikap nyokapnya itu.

Melihat sikap anak gadis pertamanya itu, Mama Indri sangat sedih. Baru saja ketika mereka dateng Caski sangat kangen dengannya tapi ketika pergi bahkan hanya memeluknya saja dia enggan.

'sikap kakak emang gak pernah berubah' batin Mama Indri sedih

Sebelumnya mereka sudah berpamitan dengan kakek dan neneknya yang sekarang sedang pergi kerumah tetangganya yang ada acara.

"ehhh tunggu kak Qela juga bareng" teriaknya pelan, "mah Qela pulang dulu ya, jangan lupa sering kabarin Qela, miss u" lanjutnya tersenyum berpamitan dan mencium kedua pipi Mama Indri

Meninggalkan Reza dan Mama Indri berdua diruang tamu, spontan Mama Indri mendekat untuk memeluknya tapi dihadiahin tangan oleh Reza didepan dada pertanda 'gaperlu'

"abang cuma minta mamah pikirin Caski. Mamah tau sikapnya yang childish itu sering membuat mamah dan kita semua kehilangan dia. Seharusnya juga mamah bisa lebih tau kalo itu semua karna keegoisan mamah dan papah" ucap Reza datar

K I S A HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang