Fakta Baru

193 31 28
                                    

....

Setelah kurang lebih 30 menit Caski menenangkan pikirannya dia mendongak dan mendapati posisinya dan Rasya.

Lantas dia segera melepaskan kemudian bersikap canggung akan tindakan yang diberikan ketua kelasnya ini.

Menatap sekitar yang sepi dan tak ada tanda kehidupan membuatnya mengelus dada dan berucap dalam hati 'aman'.

Dia hanya takut adiknya mengetahui dan malah memperbanyak masalah yang ada. Dia bertindak seperti itu bukan karena dia menyimpan rasa cinta dengan Rasya.

Bahkan cintanya dengan Kica belum hilang sama sekali. Hanya saja, dia takut menyakiti hati Qela adiknya yang notabene menyukai seseorang yang mendekapnya hangat tadi.

Caski ga bohong kalau sikap dan perlakuan yang Rasya berikan selama ini membuatnya nyaman. Namun, itu tak membuat dia lantas suka dengan Rasya. Dia hanya mengangap Rasya seorang adik cowo yang butuh arahan darinya.

Lain halnya dengan yang dirasakan Rasya, dia pikir sikap dan perilaku timbal balik yang diberikan Caski itu adalah bentuk rasa sayangnya terhadap dia sebagai pasangan lawan jenis.
(kalian taulah apa yaa?)

Hal ini membuat Rasya semakin memperdalam rasa itu, sehingga sepertinya dia sudah tak bisa menahan gejolak cintanya dan sekarang mencoba untuk mengungkapkannya.

"ehh sorry Sya, gue buat lo ga nyaman" maaf Caski dengan keadaan canggung seraya melepaskan pelukan.

Rasya menggeleng, menatap mata coklat hazel cantik Caski sambil tersenyum, "its okay kalo buat lo nyaman. Gue bakal selalu ada dideket lo"

Senyuman Rasya membuat Caski menyalahartikan tindakan yang dia berikan tadi, 'tatapan lo kayak Bang Kica natap gue ya Sya? Apa jangan-jangan?' Caski menggelang cepat

Melihat gelengan Caski, Rasya merasa heran, "lo gapapa kan Ca? apa kepala lo sakit? Lo pusing? Mau ke UKS aja?" tanyanya bertubi-tubi sambil memegang bahu Caski

'perkataan lo jangan buat gue nambah semakin takut atas dugaan yang gue pikirkan Sya, gue gamau kehilangan lo sebagai sahabat' batin Caski memohon

Caski menggeleng dan tersenyum paksa, "gue gapapa, asal lo jangan kayak tadi lagi ya?"

"anything for you" tegas Rasya tersenyum menggengam tangan Caski

Mendengar perkataan itu, jiwa Caski berontak ingin menanyakan sesuatu yang mengganjal, 'oh my God gue takut dibilang terlalu pede. Tapi gue gamau dibilang PHP juga sama Rasya' ucap Caski dalam hati.

Entahlah sedari tadi Caski enggan untuk menanyakan langsung tentang perlakuan dan sikapnya akhir-akhir ini yang beda terhadapnya. Dia hanya menanyakan dalam hati dan menjawabnya dalam hati pula.

Mengatasi keheningan yang semakin membuat Caski canggung, Rasya akhirnya membuka suara, "Ca..."

"hmm?" menatap Rasya

"gue..." putus Rasya sambil menunduk

"why?" masih dengan Caski menghadap Rasya

"kalau gue jujur lo gabakal marah kan Ca?" masih dengan keadaannya menunduk.

Hanya senyuman balesan yang Rasya terima. Namun, tak membuat Rasya melanjutkan ucapannya karena dia tak melihat respon Caski.

"lo pernah bohong sama gue? atau lo pernah ngelakuin kesalahan sama gue?" tanya balik Caski tersenyum menggoda

Respon Caski membuat Rasya langsung mendongak menggenggam tangan Caski kembali dan menggeleng kuat, "enggak kokk enggak pernah malah..."

Caski tertawa sebentar dengan tanggapan Rasya, padahal niatnya hanya menggoda tapi kenapa terkesan Rasya sangat takut kalo dia ketahuan melakukan sesuatu yang salah terhadapnya, 'dasar cowok tengil haha'

K I S A HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang