Bosan

134 36 4
                                    


Akan ada saatnya dimana kebosanan datang.
Sehingga memilih melangkah atau mundur adalah pilihannya

....


Setelah menghubungi Sandri dan juga Rasya, Reza berniat akan mampir dahulu kerumah Kica untuk mengajaknya jalan.

Karna sebelumnya Bunda Tina menelpon Reza untuk mengajak anak satu-satunya itu hang-out dikarenakan wajah kusut dan murungnya yang tak kunjung mereda.

Mereka menaiki mobil Reza yang sebelumnya Rasya menghampiri Qela kerumahnya. Berakhir dipaksaan Reza untuk berangkat bareng menuju mall tempat hang-out mereka.

Walaupun sebelumnya mendapat banyak penolakan dari Rasya dan Qela karena katanya mereka ingin menikmati waktu berdua yang sudah lama tak didapatkan akhir-akhir ini.

"bareng sama gue atau kalian gaboleh keluar sama sekali"

Ucapan datar Reza memukul keras mulut Qela dan juga Rasya untuk kembali beradu argument dengan Reza. Alhasil dengan keterpaksaan mereka pun ikut memasuki mobil Reza.

"ngapain ajak Bang Kica sih bang, dia gabakal mau jadi nyamuk kita. Udahlah kita berempat aja.." ungkap Qela kesal karna rencana abangnya itu.

"gaboleh gitu Qel, nanti Caski marah lagi karna ninggalin sahabat sejatinya itu. Lagian biar bagaimanapun dia juga kan calon abang ipar lo" ledek Sandri,

"masih calon kak, belum tentu juga jadi" jutek Qela menghadapkan wajahnya kearah luar kaca mobil.

Sementara Rasya disampingnya langsung mengenggam tangan Qela meredam emosi yang kembali keluar dari diri kekasihnya itu.

Hal ini juga terjadi akibat mulut Rasya yang terlalu terbuka tentang kedekatan Fira dan Kica akhir-akhir ini yang membuat aura ketaksukaan Qela terhadap sikap Kica dulu, kembali tumbuh.

Mengerti dengan tanggapan adiknya yang kesal itu, Reza berdalih, "kok adek gitu hmmm",

"kita gaboleh nge-judge seseorang tanpa tau penjelasan yang pasti dari orangnya dek" lanjutnya karna sudah mengetahui penyebab Kica sangat menghargai seorang wanita.

Takada respon dari arah belakang tempat adiknya duduk itu. Melihat dari spion mobil dihadapannya ternyata Qela seperti berfikir dengan perkataan Reza yang maybe benar menurutnya.

Sedangkan Sandri menepuk pelan bahu Reza untuk mebuat Reza paham kalau Qela juga butuh waktu untuk menerima sifat Kica yang memang terkesan menyakiti banyak orang itu.

****

"lo ngapain kerumah gue Fir?" tanya Kica setelah menyuruh Fira masuk kedalam rumahnya kemudian menyuruh asisten rumah tangganya menyuguhkan minum, berhubung nyokapnya sedang mengurus kerjaannya siang ini.

"elah kalo dateng kerumah temen ya mau maen lah Ki, masa mau bersihin rumah lo?" enteng Fira yang membuat Kica tersenyum.

Setidaknya tindakannya waktu itu dikantin sudah membuat sedikit kebiasaan Fira dalam memanggil Kica berubah. Lalu Fira juga sedikit demi sedikit paham tentang sifat Kica itu.

"thanks Fir" singkat Kica,

"for what?" tanya Fira heran,

"lo udah ga manggil gue dengan sebutan 'beb' dan juga ga maksain perasaan lo itu lagi" balas Kica tersenyum manis.

Fira ikut tersenyum membalas ucapan Kica itu. Dia semakin paham kalau cowo sebaik Kica memang pantas mendapatkan seorang wanita yang jauh lebih baik dari dirinya itu.

K I S A HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang