Penjelasan

163 35 11
                                    

....

Flashback on

"assalamualaikum mah..." salam seorang gadis muda ke wanita paruh baya yang sedang menunggunya di restaurant terkenal di Jakarta

"ehh iyaa waalaikumsalam" balas wanita paruh baya itu

"udah lama ya nunggunya mah?" tanyanya setelah mengambil tangan wanita paruh baya itu untuk diciumnya.

"ehh enggak kok. Yaudah yokk duduk mau pesen apa?" tanya balik wanita paruh baya itu

"minum jus jeruk aja mah" jawabnya

Kemudian wanita paruh baya itu mengatakan kepada pelayan yang ada disitu. Selang beberapa lama, jus tersebut sudah ada dihadapan mereka. Kemudian gadis muda itu meinumnya, dan wanita paruh baya membuka obrolan,

"Sandri, gimana kabarnya? Kok jarang main-main lagi ya sama Caski kayaknya? Apa mamah yang ga pernah tau ya?" tanya Mama Indri selaku nyokap Caski

Yaa dua orang wanita berbeda generasi ini adalah Sandrinna dan Mama Indri. Panggilan 'mamah' yang digunakan oleh Sandri itu juga tak lepas dari keinginan Caski kala itu, yang disetujui pula oleh Mama Indri.

Kala itu Sandri inget betul perkataan Caski, 'lo panggil mamah gue pake sebutan mamah aja. Gue mau mamah gue juga bisa jadi mamah lo, karna apapun milik gue juga bakal menjadi milik lo. Begitupun sebaliknya kan? Jadi gausah sungkan'

Mengingat perkataan itu Sandri merasa sangat menyesal. Begitu tulusnya cinta dan sayang seorang sahabat yang diberikan Caski ke Sandri, tapi dia menyia-nyiakan karna keegoisannya.

Selama ini, emang Caski selalu memberikan apa yang menjadi miliknya bahkan abang adik dan kedua orangtuanya. Sedangkan dia, memberikan seorang Kica saja sangat sulit. 'lo bodoh San. Bahkan lo ga bakal bisa maafin diri lo sendiri' ucap Sandri dalam hati

"ehh enggak kok mah. Emang Sandri yang sekarang jarang main sama Caski, sama-sama sibuk kita mah hehehe" cengir Sandri

"ohh gitu" Mama Indri mengangguk-angguk, "terus kenapa nih kamu sampe nyusul mamah ke Jakarta gini, ada masalah sama Caski atau ada perlu apa?" tanyanya lagi

"hehehe, aku kebetulan lagi main ke rumah paman aku kok mah. Terus katanya Bang Reza, mamah ada disini jadi yaudah sekalian silaturahmi gitu"

"kirain ada apa? Tadi mamah khawatir udahan takut Caski kenapa-napa gitu?" ungkap Mama Indri

"kalau mamah khawatir, kenapa ga balik ke Bandung lagi aja. Caski butuh figure mamah buat dampingin dia saat-saat sekarang ini" jelas Sandri

"maksud kamu saat-saat apa?" Mama indri bingung

'duhh keceplosan lagi saat-saat apaan nih. Masa mau bongkar semuanya. Gausah deh, lagian gue mau memperbaikinya kok' batinnya bingung

"eeee itu kan Caski sama Sandri sekarang sama-sama udah kelas 3 mah. Jadi butuh dampingan mamah buat nanti kita sekolah SMA gitu" alesan Sandri,

'sorry mah, sandri boong. Tapi niat Sandri baik kok, biar mamah bisa balik ke Caski lag' ucapnya dalam hati kembali.

Mama Indri terlihat menunduk, mencerna setiap kata yang dilontarkan Sandri itu.

"Maaf sebelumnya ya mah, Caski sering banget cerita ke Sandri tentang mamah papah. Dia sedih banget ngeliat mamah papah selalu berantem. Dulu bahkan setiap mamah papah berantem, Caski selalu kabur kerumah Sandrikan mah" jelas Sandri

"mamah juga sedih dengan nasib keluarga mamah ini San. Bahkan mamah malu kamu tau masalah keluarga mamah. Bukan-bukan karna kamu orang lain, kamu juga kan anak mamah. Tapi mamah malu mengakuinya, kalo mamah egois" ucap Mama Indri bergetar karna sudah mengeluarkan buliran air mata

K I S A HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang