Selesai ?

182 32 4
                                    


....

Hari berganti hari, hingga hari ini adalah minggu terakhir liburan sekolah Caski Qela dan Reza telah usai.

Untuk Caski dan Qela minggu depan adalah minggu pertama mereka menjajaki tingkat yang baru. Namun, untuk Reza ini adalah masa penjajakan atau masa SMP terakhir dia sebelum memasuki dunia SMA.

Yaaa minggu depan adalah minggu terakhir Reza dan tim basketnya mengikuti pertandingan di sekolah SMP mereka.

Rencananya Reza akan melanjutkan sekolah di SMA Merah Putih yang lokasinya lumayan jauh dari rumah dan juga SMP dia saat ini.

Akan tetapi dekat dengan apart dia yang pernah Caski dan Qela tinggali. Reza memilih SMA Merah Putih, mengingat semua SMA yang ada di Bandung sangat-sangat jauh dari tempat tinggal mereka.

Berhubung SMA Merah Putih dekat dengan apart maka dari itu dia memilih sekolah itu daripada harus diluar kota. Lagipula dia bisa menghabiskan sekali-kali waktunya di apartement nya jika kelelahan ketika sekolah.

Semua keputusan Reza tersebut juga atas keputusan bersama antara Mama Indri dan juga Papa Mattea sebagai kedua orangtuanya.

"besok kalian jadi pulang bang?" tanya Mama Indri di sofa ruang tamu kakek dan nenek.

"iya mah, soalnya minggu depan kakak sama adek udah sekolah. Abang juga mau ada pertandingan mah" jawab Reza menengok kearah nyokapnya.

Mereka sedang berada di ruang tamu berdua. Caski dan Qela sedang keluar bersama kakek dan neneknya. Tadi mereka pamit mau ke mall sekalian q-time sama kakek nenek ke Mama Indri dan Reza.

Kebetulan Mama Indri cape habis mengurus toko cabangnya disini, makanya Reza berinisiatif untuk menemani mamahnya saja dirumah dan juga sekaligus ingin ngobrol.

"hmmm, okedeh bang. Mau naik pesawat lagi atau gimana bang?" tanya Mama Indri sambil mengganti channel tv.

"mamah gaikut pulang?" cicit pelan Reza bertanya balik takut nyokapnya itu tersinggung

Mama Indri spontan menoleh dan sedetik kemudian melanjutkan kembali aktivitasnya mengganti channel tv, "mamah masih belum bisa ketemu papah kalian bang"

"mahhh..." panggil Reza sambil mengenggam kedua tangan Mama Indri

"abang jagain adek sama kakak dirumah ya?" senyum Mama Indri menghadap Reza dan membalas genggaman tangan anaknya itu.

"please mah pulang sama kita yahh?" mohon Reza

"enggak bang" Mama Indri menggeleng, " mamah gabakal pulang sebelum papah kamu mengakui semuanya" ucap Mama Indri dengan mata berkaca-kaca.

Reza hanya menggeleng tak habis pikir dengan ucapan nyokapnya itu, "apa yang mau diakui papah, kalau kenyataannya emang papah jarang pulang karena perusahaannya mah bukan selingkuh" nada suara Reza meninggi sambil menekankan kata 'selingkuh'

Nyokapnya langsung melepas genggaman tangan Reza tadi dan berbalik membelakanginya, "abang gausah bela dia, abang tau dari mana kalau papah ga pulang karna kerjaan?!"

"abang ga pernah bela papah mah. Selama ini juga kalau mamah papah berantem Reza ga pernah ikut campur. Tapi kali ini emang mamah yang kurang pengertian. Papah ga seburuk pemikiran mamah selama ini. Percaya sama Reza mah, Reza kangen mah keluarga kita yang dulu..." nasihat pelan anak sulungnya itu.

Masih dengan keheningan Reza melanjutkan dan mencoba meraih tangan nyokapnya itu, "Reza kangen mamah yang selalu percaya dan mendukung papah. Kalian cuma butuh waktu untuk ngobrol berdua" lanjutnya

K I S A HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang