Keributan

174 38 10
                                    


Berdalih bohong bisa membuat bahagia, apakah tidak lebih baik jika kejujuran walaupun menyakitkan?
Yakinlah, bahwa takada yang bahagia jika akhirnya tau, itu hanya kebohongan semata untuk menutupi agar semua pihak bahagia.

....

"mah..." panggil Caski pelan menuju kamar bokap nyokapnya.

Mendengar panggilan pelan putrinya itu, Mama Indri menoleh dan menghentikan aktivitasnya melakukan skincare malam.

Melihat wajah pucat Caski, beliau berucap cemas menghampirinya membantu duduk dikasurnya "ehh kenapa kak? Ada yang sakit? Kok kakak pucat banget, lemes lagi"

Caski menggeleng lemah merespon ucapan nyokapnya, "kakak capek mah"

Buliran air mata kembali menetes dari mata hazel Caski membasahi pipinya yang masih berisi itu, "kenapa abang sama adek selalu menutupi masalah yang harusnya kakak tau ya mah?"

Mama Indri menggeleng, menarik pelan Caski kedekapannya dan menciumi rambut putrinya itu. Dia mengerti dengan ucapan Caski, karna tadi ketika Mama Indri dan Papa Mattea pulang, Reza langsung menjelaskan semuanya.

Bokap nyokapnya paham akan alasan Reza menutupi semua dari Caski. Hanya saja, mereka tak habis pikir karna selama itu mereka menyembunyikan hal penting3 dari putrinya ini.

"itu karna mereka sayang banget sama kakak" bela nyokapnya.

"hikss...hiks... kakak capek mah, kakak mau istirahat aja ya?" tanya Caski semakin terisak dan pelan.

Mendengar isakan dan juga sesekali rintihan dari mulut Caski, membuat nyokapnya melepas paksa itu dan melihat keadaan Caski yang semakin lemah juga mengkhawatirkan.

Dia menangkup wajah Caski yang terasa panas itu, "kakak lemes banget, wajah kakak juga pucat, badan kakak panas lagi. Kita kerumah sakit aja ya?" ajak nyokapnya.

Lagi-lagi Caski menggeleng lemah dan menjatuhkan kepalanya dilekukan leher nyokapnya, "kakak cuma mau tidur mah"

Yang dibalas pelukan oleh nyokapnya. Rasa panas itu menjulur dari atas kepala sampai tangan Caski yang sedang dipeluk Mama Indri. Beliau sangat khawatir dengan keadaan putrinya itu.

Sementara di ruang keluarga, Reza bercengkrama dengan bokapnya meminta bantuan atas masalahnya dengan Caski.

"come on dad. Give me solution" mohon Reza

Sedangkan yang ditanya mengacuhkannya dengan terus menatap ponselnya, dan mengalihkan pembicaraan, "adek mana?"

Reza memutar bola matanya malas, "adek dikamar pah, sejak kakak masuk kamar tadi, adek juga ikut kekamar. Kayaknya adek juga marah deh sama abang" jelasnya

"ahh tau ah abang pusing pah. Kakak aja belum kelar ini kenapa adek juga ikutan" kesalnya

Papa Mattea hanya mengacuhkan omelan Reza dan berlalu menuju kamar anak bungsunya.

****

"adekk..." panggil Papa Mattea memasuki kamar putri keduanya ini.

Qela yang tadi asyik menatap ponselnya sambil tiduran langsung mengubah posisinya menjadi duduk dikasur melihat kedatangan bokapnya.

"iyaa kenapa pah?" jawab Qela santai

Bokapnya tersenyum ikut duduk disamping putri keduanya serta mengelus rambut panjang lurus putrinya itu, "marah sama abang?"

Menatap bokapnya, Qela menunduk dan memainkan jemarinya "enggak kok pah, cuma sedikit kesel aja"

"why?" tanya Papa Mattea masih dengan aktivitasnya mengelus rambut Qela.

K I S A HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang