Hasilnya....

181 40 15
                                    


Satu hal yang harus kalian tanamkan dari sekarang.
Tak ada manusia yang mau dibohongi, maka dari itu mulailah jujur walaupun sangat menyakitkan :)

....

Kica POV

"bun...bunda..." gue berjalan menuruni anak tangga rumah mencari keberadaan bunda.

"mana sihh bunda?" monolog gue sendiri mencari-cari keberadaan bunda.

Pagi ini, gue akan berangkat sekolah seperti biasa karna memang waktu libur telah usai. Sejujurnya gue kesekolah sangat tak bersemangat hari ini.

Mengingat semalem gue pulang dari rumah Reza, keadaan Caski masih belum sadar. Sehingga, gue belum bisa menemui dan memandang mata hazel coklatnya yang sangat indah itu.

Sepertinya juga hari ini, dia tak masuk sekolah. Maybe nanti pulang sekolah gue akan menjenguknya kembali dirumahnya.

Perasaan gue juga bahagia sekali semalam. Karena bokap Caski mulai kembali seperti dulu, malah beliau sangat baik sekali sama gue ketika akan pulang.

Setidaknya peluang gue untuk tetap bersama Caski bertambah, walaupun gue belum tau Caski akan seperti apa sama gue nantinya.

"kenapaa sih nak manggil-manggil bunda?" jawab bunda gue berjalan dari arah dapur.

"mau pamit bun, Ica ga sempet sarapan udah kesiangan jadinya langsung berangkat ya bun?" gue mengambil tangan bunda dan berpamitan pergi.

Ica adalah panggilan sayang dari nyokap Kica terhadapanya. Maybe saat nyokapnya nanti bertemu Caski, beliau akan memanggil dengan sebutan sama yaitu 'Ca'.

Sebelum gue keluar dari rumah, bunda berteriak "makanya kalo dibangunin langsung bangun jangan lanjut tidur lagi"

Batin gue berteriak dalam hati menanggapi omelan bunda, "ya sorry bun, abisnya kasur Ica kayak ada mangnetnya gitu"

Akhirnya gue balas omelan bunda dengan cengiran khas gue yang dibalas lagi gelengan kesal oleh bunda. Maafin anak bunda ini yaa hehehe...

Melajukan motor membelah jalan lalu lintas yang mulai rame dipadati oleh mobil-mobil yang siap untuk bekerja sepertinya.

Beruntung gue naik motor jadinya bisa nyelip-nyelip diantara mobil dan sampai disekolah dengan selamat.

Sampai diparkiran menuju ruangan kelas, gue menelusuri setiap sudut sekolah mencari sosok yang selalu menemani gue.

"woyy nyari siapa lo!!" panggil seseorang menepuk pundak kiri yang membuat gue kaget.

Alhasil gue berbalik menemukan dia sosok yang dari tadi gue cari, "ahhh lo Za! Ngagetin aja, kok tumben gue duluan yang nyampe"

Sosok itu adalah Reza, yaa seorang abang pujaan hati gue yang masih menjadi pemilik takhta tertinggi dihati gue habis bunda pastinya.

Menurut gue Caski dan bunda adalah sosok wanita yang hampir mirip. Cantik, manis, pintar, dan sangat sabar juga baik. Hampir sama kan? Bahkan raut wajahnya pun mirip.

Makanya kalo gue berharap dua wanita yang memiliki kepribadian sama dan berperawakan mirip tak salah bukan. Lagian bunda menginspirasi gue untuk mencari pendamping yang mirip dia sih hahaha...

****

Reza POV

Bangun pagi dihari ini gue dibuat jengkel dengan sikap Caski yang lagi-lagi keras kepalanya mendadak kambuh. Cara apapun yang gue gunain buat ngehalangin dia berangkat sekolah selalu digagalkan.

K I S A HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang