Salam Perpisahan

196 39 8
                                    


Selamat tinggal kalian,, sampai jumpa di waktu dan keadaan yang jauh lebih baik dari sekarang.
Jika kalian pikir aku egois, kalian salah. Karena sebenarnya takdir hidupku yang membuat diriku harus bersikap egois.
~Caski Alyza Mattea~

....

Hari kelulusan yang ditunggu Caski, Rasya, Sandri dan seluruh temannya pun tiba. Semua anak kelas 3 SMP Merdeka Mandiri dinyatakan lulus, dan membuat mereka kompak berloncat gembira.

Setelah ini Caski sudah menyiapkan rencana untuk segera terbang menuju Jakarta mengurus segala yang dibutuhkannya nanti ketika SMA.

Keputusannya itu lagi-lagi mendapat respon tak baik dari semua keluarga, sahabat termasuk Kica. Namun, bukan Caski namanya kalau tak bisa menjadikan semuanya berhasil.

"kakak disini dulu aja sampe masuk sekolah. Nanti biar papah yang nyuruh orang beresin segala yang kakak butuhin disana, gimana?" usul bokapnya.

"iyaa kak. Kita main-main dulu sekalian perpisahan sama yang lain. Kalau kakak udah di Jakarta pasti jarang pulang kan?" rengek Qela.

"iya kak, quality-time sama mamah dulu yaa dua minggu ini?" seru nyokapnya tak mau kalah.

"ayolah kak. Sekali aja kakak ikutin kemauan kita. Lagian kakak juga udah diturutin kan kemauannya untuk sekolah di Jakarta?" timpal Reza.

Mendengar semua keluhan keluarganya, Caski hanya memutar bola matanya malas merespon. Bagaimana tidak? Ucapan-ucapan itu sudah dia dengar dari seminggu yang lalu ketika dia berbicara akan langsung ke Jakarta setelah pengumuman kelulusan.

"bahkan acara perpisahan sekolah aja lo ga ikut Ca?" ungkap Sandri yang ikut menemani semua keluarga untuk mengantar Caski kebandara sekarang.

"iya ih Ca, perpisahannya diganti sama kita-kita aja gapapa deh" Rasya yang duduk disebelah Qela pun ikut berujar membuat Reza heran menatapnya.

'sejak kapan Rasya ini berada didekat Qela?' gumam Reza dalam hati. Dia juga heran dengan sahabat adik sulungnya yang beberapa hari ini seperti menjalin hubungan khusus dengan adik bungsunya.

Hubungan yang terjalin antara Qela dan Rasya memang kebetulan belum diberitahu kepada Reza serta bokap nyokapnya akibat tidak adanya waktu untuk menjelaskan.

Alhasil ditatap penuh selidik oleh abangnya, Qela menjauhkan duduk dan menetralkan keadaannya dengan Rasya agar abangnya tak berpikir yang macam-macam.

Bukan maksudnya menutupi. Namun, dia rasa sekarang bukan waktu yang tepat mengingat bokap nyokapnya juga sedang disini juga semua orang dengan perasaan sedih karna kakaknya akan terbang ke Jakarta.

Rasya yang mendapat kode dari Qela pun mengikuti aksi kekasihnya itu. Semua pergerakan itu dilihat oleh Sandri dan juga Reza. Sandri yang memang sudah mengetahuinya hanya tersenyum dan mencoba mengalihkan fokus Reza.

"ayolah Ca, please" lanjut Sandri.

Caski menatap satu-satu semua orang yang sedang berkumpul diruang tamu untuk mengantarnya kebandara. Jujur dari dalam hatinya, dia memang masih ingin menghabiskan waktu bersama orang-orang tersayangnya ini.

Tapi dia juga tak ingin urusannya itu orang lain yang mengerjakannya. Karna balik lagi, semua rencananya ini kan dia lakukan salah satunya agar bisa mandiri. Makanya, dimulai dari urusan kepindahan, dia yang akan mengurusnya sendiri.

Rasa sedihnya bertambah dengan tidak adanya kehadiran sosok lelaki yang seminggu ini membuatnya bahagia. Kica tak bisa dihubungi sejak pagi tadi saat hasil kelulusannya diumumkan.

K I S A HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang