* Part ini berupa flasback.
***
"How was Natuna?" Pertanyaan itu seketika membuyarkan lamunan Gemma. Dia mengalihkan pandangan, tanpa sadar matanya terus memperhatikan laki-laki berpakaian necis di hadapannya yang baru saja mengelap bibir dengan sapu tangan mahalnya.
"Mas Rama tahu dari mana saya sempat tinggal di Natuna?" tanyanya terkejut, sementara pria yang selesai menikmati hidangan bintang lima dengan santai itu hanya meringis kecil. Di detik berikutnya, Gemma malah merasa bodoh karena mengeluarkan pertanyaan barusan. "Natuna was a perfect place for healing."
"But it was not a perfect place for hiding."
Gemma membasahi bibirnya yang kering. Menyerah menghabiskan sashimi kenyal yang dua tahun terakhir hanya menjadi angan-angannya.
"Kenapa Mas Rama mencari saya?" tanyanya, menghentikan segala basa-basi di antara mereka.
"You don't want to go home?" tanyanya balik. Matanya memandang Gemma lekat-lekat, membuat perempuan itu menegak salivanya kesusahan.
"Here is my home. Minggu depan, aku bakal balik ke Naturan."
Mas Rama berdecak. "No, your home is not there. Kamu punya rumah bersama Diga. Itu rumah kamu. Gak mau pulang ke sana?"
"Saya dan Diga udah gak punya hubungan apa-apa lagi."
"Then, how about your feeling towards him?"
Gemma menggelengkan kepalanya, "I've moved on."
Rama sekali lagi menunjukan seringainya. Dengan alasan yang jelas, beberapa hal tentang pria ini membuat Gemma sedikit tak nyaman. Meskipun Rama merupakan kakak kandung dari mantan suaminya, hubungan mereka dulu tidak terlalu dekat. Rama sibuk sekali, dia juga berdomisili di Singapura yang membuat mereka jarang bertemu. Jadi, mendapati Rama mencarinya dengan begitu niat sampai ke Vietnam membuat kepala Gemma mengeluarkan banyak prasangka curiga.
"Wow," komentar pria itu setelahnya. "It's okay if you've moved on. Tapi, saya tetap mau mengajak kamu bekerjasama."
"Bekerjasama dalam hal?"
Pria itu menatap Gemma intens, dia juga melonggarkan dasinya sambil tersenyum tipis, "Dalam hal mempertahankan apa yang menjadi milik kita. Gianna tetap menjadi milik saya, dan Diga tetap menjadi milik kamu."
Gemma melongo. Apa-apaan? Kenapa ini drama sekali, ya? Waktu Gemma baru mengenal keluarga Diga, dia terkejut kalau mereka tidak seperti orang kaya raya sebagaimana di sinetron-sinetron. Mereka sama sekali tidak memedulikan kelas, dan menerima siapapun tidak peduli dengan kelasnya, mereka bahkan menghargai keluarga Gemma yang disebut-sebut golongan orang kaya baru. Orang tua Diga juga baik sekali kepadanya. (Atau begitulah yang Gemma nilai tentang mereka). Sayangnya, untuk hal-hal tertentu, mereka juga bisa sangat amat drama sampai di luar nalar. Salah satunya hal yang dilakukan Mas Rama saat ini.
"Tapi, Diga bukan milik saya."
"Diga bisa menjadi milik kamu kalau..."
"Gak bisa," potong Gemma lebih dulu. Menit setelahnya baru dia sadar kalau kelakuannya yang memotong pembicaraan barusan agak kurang sopan. "Sorry, Mas."
"It's okay," balas Rama, dia sempat tersenyum tenang. "Maaf kalau saya kelihatan memaksa, tapi saya benar-benar butuh bantuan kamu."
"..."
"I am really scared of losing my wife."
Rautnya agak memelas.
Sejujurnya, walaupun lelaki di hadapannya ini tidak mengatakan secara gamblang, Gemma mulai bisa menebak-nebak apa yang terjadi dibalik ini semua sejak Mas Rama membawa-bawa nama Diga dan Gianna.
KAMU SEDANG MEMBACA
Witty Ex-Wife
RomanceKetika mantan suami dan mantan istri memutuskan untuk tinggal serumah. It's not about the second chance. It's about unfinished love story. *** Sewaktu Gemma memutuskan untuk kembali ke rumah lamanya sebelum bercerai dikarenakan paksaan sang mantan k...