15

113K 13.9K 1K
                                    

Thanks gaes udah komen and vote.

***

Kacau dan canggung. Dua kata itu sempurna untuk mendefinisikan keadaan di sekitar Gemma saat ini. Atau lebih tepatnya, keadaan perasaannya, karena baik laki-laki yang duduk di hadapan maupun di sebelahnya kelihatan sangat biasa saja.

Yang satu sibuk menyerocos dari A sampai Z kepada Gemma sambil menyindir eksistensi pria lainnya di antara mereka, sedangkan yang satu lagi sibuk sendiri layaknya dia betulan tidak ada di sana, memesan menu dengan tenang, menunggu pesanannya dengan tenang, dan mulai makan dengan tenang. Layaknya tidak ada satu katapun dari nyinyiran Marco yang bisa mengusik ketenangannya.

"Sayang, itu makanannya di makan dong, jangan bengong aja." Itu Marco yang menyuruh karena sejak tadi Gemma kebanyakkan diamnya, dia juga terus menandangi pesanannya di atas meja tanpa berniat segera menyentuhnya. Sesekali perempuan itu memandangi wajah penuh lebam Diga dengan pandangan campur aduk. Betulan campuran dari rasa kasihan, bingung, bersalah, curiga, pokoknya banyak.

Mendapati respon Gemma yang sama tidak memuaskan seperti sebelumnya, Marco menatap kesal Diga yang sibuk melahap nasi hainan bebek pekingnya layaknya tanpa gangguan.

"Ah, semua gara-gara elo nih! Sayang-nya gue jadi gak napsu makan!" sindir Marco dengan nada mengajak ribut. Dia sudah berupaya mengusir Diga beberapa kali secara tidak halus, sekaligus mengatakan dengan terang-terangan kalau pria itu mengganggu acara PDKT-nya.

Tidak seperti sebelumnya di mana Diga tidak terusik dengan perkataan Marco, kini pria itu memutar kepalanya sedikit ke samping, netranya menangkap basah Gemma yang kebetulan memandanginya dengan tatapan... entahlah, Diga juga tidak paham. Yang jelas, dia dapat menangkap wajah melongo perempuan itu kini berubah memerah.

Interesting.

Bukannya berbelas kasih pada Gemma yang berusaha buang muka, Diga seperti dengan sengaja memandanginya lamat-lamat. Alis tebalnya terangkat. "Wanna try my food?" tawanya kemudian. Dia menancapkan garpu ke potongan bebeknya, lalu menyerahkan garpu tersebut untuk Gemma. "Ini lumayan." 

"Ckck. Sok polos," sindir Marco.

Pasrah, Gemma mengambil garpu dari Diga dan memasukkan potongan bebek itu ke mulutnya lalu meletakkan garpu tersebut kembali ke atas piring Diga. Mengunyah, rasanyah memang enak, namanya juga kulit potongan terujung, bahkan terasa meskipun Gemma berpikir lidahnya mati rasa.

Setelah momen yang bikin Gemma yang kurang tidur jadi makin linglung barusan, Diga melanjutkan makan dengan santai, berikut Gemma yang ikutan menyantap nasi goreng pesanannya dengan pikiran yang sangat tidak tenang. Untung akhirnya habis juga meskipun sambil mendengar gombalan tidak bermanfaat Marco mengingat makanan pria itu habis duluan, jadi dia makin banyak omong.

"Sayang, gue kasih saran nih ya, jangan mau balikan sama mantan. Masa lo mau masuk ke lubang yang sama dua kali sih?"

Gemma terdiam. Nasi goreng yang dia kunyah tidak terasa apa-apa lagi.

"Lo mau gue cariin selingkuhan lagi gak? Atau sama gue aja yuk? Gue jamin kalau lebih oke nih dari mantan laki lo."

Kebayang kan Gemma secapek apa?
"Kenapa lo lihatin gue kayak gitu? Gak suka?" Marco malah menantang.

Demi Tuhan...

Gemma sampai menghembuskan napas frustasi. Dia melirik ke arah Diga yang walaupun masih diam, telinganya yang memerah tidak bisa bohong.

Gemma sampai mencondongkan tubuhnya ke arah Diga. "Sabar ya," bisiknya.

Pria itu menengok ke arahnya, juga mendekatakan bibirnya ke mulut Gemma sebelum menjawab, "Iya."

Witty Ex-WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang