Gemma tidak hamil, apalagi hamil di luar nikah. Dia memang cukup gila pernah mengharapkan kalau perbuatan tercelahnya bersama Diga bisa menghasilkan janin yang berkembang, namun untungnya tidak. Pada kenyataannya, perutnya hanya terisi cernaan bubur ayam yang sempat menjadi sarapan paginya atas paksaan Diga.
Sepanjang apapun penjelasannya, Mami tidak percaya begitu saja mendengar klarifikasi Gemma. Mantan mertuanya itu bahkan mengajak Gemma mengecek ke dokter kandungan, mumpung mereka berada di rumah sakit dan akan ditemani olehnya. Sementara Gemma memberikan gelengan dengan mata yang berkedip beberapa kali.
"Mi, beneran, Gemma gak hamil. Gemma kemaren sempat haid dan beberapa kali cek di testpack, it was negative."
Dahi mami berkerut, perempuan itu menatapnya agak lama, membuat Gemma mengeluarkan senyum kakunya, terlihat sedih dan juga kecewa. Ayolah, dia tidak sedang dalam status pernikahan yang sah, dan berkali-kali mengecek kehamilan menggunakan testpack, bukankah ini terdengar salah?
"Kalau misal karena Gemma kelihatan mood swings akhir-akhir ini, itu emang karena sifat asli Gemma aja yang begitu."
"Tapi Diga bilang, kalian sering melakukannya..." bisik Mami. "Tanpa pengaman." Mami melanjutkan, agak berbisik agar tidak didengar orang lainnya. Sebuah pernyataan yang bikin petir besar menggelegar di telinga Gemma. Mata cantik Mami menatap Gemma lamat-lamat, masih menggenggam tangannya yang mulai berkeringat dingin. "Maksud Mami, kalau kalian sering melakukannya, kenapa nggak menikah lagi aja?"
"..."
"Karena kalau kamu sampai hamil di luar nikah," perempuan itu memindahkan tangan menyentuh perut datar Gemma. "It won't be easy for your child."
***
Rediga sialan! Brengsek! Kurang ajar! Bajingan!
Gemma tidak lelah merutuki pria itu sejak dia mengobrol dengan Mami sebelum dia memasuki lift rumah sakit kemudian pulang ke rumah. Semakin memikirkannya, Gemma jadi makin ingin mencekik leher Diga karena sudah tega memfitnahnya di depan Mami yang baik hati.
Tidak hanya itu, pria itu meminta Pak Bambang menunggu di depan rumah agar bisa segera mengantarkan Gemma kembali ke rumah sakit. Boro-boro bisa tidur, mengeringkan rambut saja Gemma tidak bisa sampai selesai. Gemma juga hanya mengenakan kaos kebesaran dan celana pendek, rambutnya juga hanya disisir, sama sekali tidak fashionable. Mau tidak mau, dia harus balik lagi ke rumah sakit dengan membawa beberapa keperluan Diga yang sudah disiapkan Mbok Ni.
Dia bahkan tidak punya waktu untuk patah hati setelah menangkap dengan mata kepalanya sendiri kalah 'pacar' pura-puranya berciuman dengan perempuan lain.
Gemma membuka pintu ruangan Diga yang sepi, kontras sebelum kepergiannya. Mendapati Diga malah terlentang dengan kepala ranjang yang dibuat tinggi, sedang memainkan iPad lengkap dengan pensilnya. Di salah satu set sofa, duduk Kak Gita dengan kaki bersilang, tidak repot melepaskan sandal Chanel keluaran terbarunya. Perempuan itu sedang menelpon, fokusnya langsung pada Gemma setelah menjauhi telepon dari telinga dan mendengar sapaan Gemma.
"Eh, Gem. finally you are here..." Kak Gita tampak sumringah melihat kehadiran Gemma yang membawa travel bag warna cokelat yang sebagian besar berisikan keperluan Diga. Pandangan Kak Gita berpindah pada lelaki di ranjang, yang bisa-bisanya sudah tersenyum lebar bak tidak berdosa ke arah mereka. "Lihat tuh manusia satu, udah main iPad aja! Kalau gak dikasihin malah rewel! Sakit banget nih kepala gue dari tadi kayak ngeladenin bocah!"
"Sabar ya, Kak." Begitu nasihat Gemma dengan kedua alis yang bertaut. "Sorry, aku lama."
"No, kenapa kamu yang jadi merasa bersalah? Seharusnya aku nih yang minta maaf karena sudah merepotkan kamu. I am so sorry ya, Gem. Diga kalau lagi gak jelas tuh maunya harus diturutin."
KAMU SEDANG MEMBACA
Witty Ex-Wife
RomanceKetika mantan suami dan mantan istri memutuskan untuk tinggal serumah. It's not about the second chance. It's about unfinished love story. *** Sewaktu Gemma memutuskan untuk kembali ke rumah lamanya sebelum bercerai dikarenakan paksaan sang mantan k...