26

110K 13.1K 1.8K
                                    

Dalam beberapa jam ke depan, Yacht megah ini akan kembali merapat di pelabuhan Benoa, Bali. Maka dari itu, Gemma menikmati menit yang tersisa dengan menikmati fasilitasnya, setidaknya untuk foto-foto. Kapan lagi coba punya kesempatan menikmati liburan mewah begini? Gratis pula!

Setelah duduk di sofa dengan latar lautan luas dan dipotret dengan beragam pose yang bikin mati gaya, Gemma diajak Sally untuk meramaikan konten Vlognya. Hampir lima puluh persen tamu Jonathan membawa perlengkapan kamera sendiri, entah sudah berapa banyak video yang hadir Gemma di dalamnya. Memori handphone Gemma saja sudah penuh dengan foto-foto dirinya, foto pantai, foto lautan, foto berbagai sudut kapal, itu belum termasuk file dari gadget tamu lain yang belum diunduh dari e-mail.

"Gem, dicari Diga tuh." Jenny yang baru datang bersama Sarah memberitahu dengan nada jutek. Sementara Gemma yang mendengar nama Diga menghela napas pasrah.

Lagi-lagi, dia diganggu!

Dari tempatnya berdiri, Gemma memperhatikan pria itu berjalan ke arah mereka. Langkahnya santai dengan kedua tangan yang dimasukkan ke saku celana. Terdapat earphone di kedua telinganya. Tatapannya juga lurus ke depan, memberikan kesan dingin yang kentara.

Dahi Gemma mengernyit, ini orang punya kepribadian ganda atau bagaimana sih?

Tanpa berpikir lebih lama, kaki Gemma melangkah. Dia mendekati Diga. Bagaimanapun, mereka memang harus melanjutkan pembicaraan semalam yang tertunda karena berisiknya musik DJ di pinggir pantai. Iya, pulau dengan resort bintang lima yang sempat mereka singgahi disihir sebagai beach club dalam semalam.

Gemma memberi Diga isyarat untuk mengikutinya ke sisi kapal yang lebih sepi. Di kala mereka berdua hadap-hadapan, pria itu mengeluarkan senyuman nakalnya.

"Jadi, boleh, kan?" tanya Diga. Dia menanggalkan earphone-nya, pandangannya lurus ke arah Gemma, seperti sengaja menggodanya. Dia akan tersenyum puas kalau Gemma memberikan gerakan salah tingkah, mungkin baru berhenti kalau mata Gemma sudah berkaca-kaca.

Peristiwa 'dessert' kemarin itu masih level bawah dari keisengan pria ini.

"Kalau mau ikut ke tempat Bunda, kita harus ke orang pinter dulu!" Gemma memberikan pilihan setelah semalaman mempertimbangkan.

"Buat apa?"

"Kamu gak nyadar kalau ada yang aneh sama diri kamu?"

"Aneh gimana?"

"Ya, aneh. Kamu itu gak kayak Rediga yang biasanya."

"Emang Rediga yang biasanya kayak gimana?"

"Pokoknya nggak kayak gini!"

"Spesifik, dong?"

"Biasanya kan cuek, gak flirty, gak nakal, gak suka gangguin orang..."

Gak manja. Gak clingy.

Kalau soal manja dan clingy, dulu Mami pernah memberitahu Gemma, "Diga itu anak bontot, Gem, sejak kecil disayang banget sama Eyangnya. Jadi, maafin ya kalau dia manja, clingy juga. Mami udah ingetin dia buat gak terlalu ngerepotin kamu."

Gemma mewanti-wanti. Masalahnya, kenapa yang dia saksikan berbeda, ya? Diga itu mandirinya minta ampun, paling dia hanya lebih suka tidur ditemani. Sisanya, Diga nyaris melakukannya sendiri sampai Gemma mengajaknya sepakat bahwa sebagai istri; urusan makan, belanja, membereskan keperluan Diga di rumah dan sebagainya adalah tugas Gemma. Ya, walaupun ternyata apapun tentang dia lumayan ribet.

Pada akhirnya, yang lebih manja, clingy, dikit-dikit minta dielus justru Gemma. Diga mana pernah. Memang pernah sih, beberapa saat sebelum mereka bercerai, mengingat saat itu mereka lagi dekat-dekatnya karena Gemam banyak masalah. Namun itu juga masih dalam tahap biasa saja.

Witty Ex-WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang