38

103K 11.9K 828
                                    


Dibandingkan gengsian, Gemma merupakan golongan manusia yang lebih suka bertingkah tidak tahu malu. Ketika Diga menawarkan untuk pulang berbarengan, orang sepertinya seharusnya mengiyakan, kemudian dia akan pulang naik Lexus dari Bandung ke Jakarta dengan AC menyejukan ditambah wangi menyegarkan. Apalagi perutnya kini kelaparan, dia bisa minta Diga mampir sebentar ke kafe atau restoran yang dia mau, makan sampai kenyang kemudian bisa tidur nyenyak di sepanjang jalan apabila mengantuk. Gemma juga tidak perlu menahan pipis terlalu lama, karena kapanpun dia merasa ingin pipis, tinggal bilang saja, mereka akan berhenti di rest area ataupun pom bensin terdekat.

Gemma seharusnya menyesal setelah dengan belagunya menolak tawaran Diga dengan mentah-mentah. Tidak semua kesempatan datang dua kali. Namun, tidak seperti Rediga yang biasanya di mana dia mundur apabila ditolak, pria berkaos poli putih itu belum menyerah, malah terkesan terlalu ngotot yang membuat Gemma makin meyakini kalau setan yang menempel di tubuh Diga semakin kuat sampai terlalu jauh mengambil alih jiwanya, makanya jadi makin aneh.

Lagipula, kenapa sih Diga harus pakai kaos polo putih? Kan jadi makin enak dipandang dan minta dipekuk!

"Kenapa gak mau pulang bareng?" Diga bahkan mencegah Gemma naik ojek online yang sudah dia pesan dan menunggu dua meter di hadapannya, mau tidak mau menonton perdebatan nirfaedah mereka dengan sabar.

"Kenapa harus pulang sama kamu?"

"Kenapa nggak?"

"Ya, nggak mau aja," balas Gemma tidak kalah ngotot.

Di detik berikutnya, handphone perempuan itu berdenting beberapa kali. Daripada memperlihatkan kalau dia gugup, dia memilih mengeluarkan handphone dan mendapati pesan dari Marco. Iya, Marco makin sering menghubunginya sejak pria itu berstatus sebagai 'pacar'.

"Udah aku bilang kan kalau pacar aku gak suka ngeliat aku dekat-dekat kamu?" tambah Gemma setelahnya, otaknya semakin jalan ketika mengingat Marco.

Duh, bukankah ini sangat menggelikan? Astaga, memangnya dia secantik Candice Swanepoel sampai berani-beraninya berbicara belagu begitu di depan Diga?

"Aku gak mau berantem sama pacar aku lagi gara-gara kamu!" tambahnya makin belagak. "Jadi, yaudah. Aku bilang nggak ya artinya nggak."

Diga tidak membalas perkataannya. Pria itu malah menghampiri Driver Ojek Online sambil mengeluarkan dompet di saku celana.

"Maaf ya, Pak. Gak jadi..." Pria yang pipinya memerah karena tersengat matahari itu berkata sambil menyerahkan beberapa lembar uang dari dompetnya. Baru saja Gemma mau mencegah, Diga melanjutkan dengan bisik-bisik yang tidak bisa didengarnya. Driver yang tadinya kelihatan ragu meskipun mendapatkan tip cuma-cuma dengan jumlah lumayan, memandangi Gemma sebentar, "Sehat-sehat ya, Neng. Saya permisi," ucapnya lalu menyelonong begitu saja.

"Loh, PAAAAK?"

Ditinggalkan oleh driver ojol dengan sangat dramatis, Gemma memandangi Diga dengan mata melotot dan sangat tidak menyangka. Nada suaranya seketika memuncak.

"Kamu gak tau ya kalau hari ini tuh panas? Bentar lagi travel aku juga berangkat. Kalau aku bilang gak mau pulang bareng kamu, artinya gak mau, apa susahnya sih mendengar keinginan orang? Kenapa kamu jadi makin menyebalkan?" Perempuan itu jelas melampiaskan kekesalannya dengan terang-terangan.

Diga diam sebentar, lalu menjawab.

"Jalanan lagi rame. Panas juga, kan? Aku pesenin yang car aja," begitu katanya sambil mengutak-atik handphone. "Atau mau aku antar ke travel lounge-nya?"

Gemma melihat ke arah jam tangannya, hanya bersisa beberapa menit saja dari tiket yang dia pesan. Hanya sampai travel longue, begitu bisiknya dalam hati.

Witty Ex-WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang