18

122K 13.7K 1.6K
                                    

Jangan lupa vote and comment. So far ini part paling panjang 😂.

***

Dua minggu sebelum pernikahan mereka, Diga sempat mengajak Gemma bertemu untuk berbicara empat mata. Hanya ada mereka berdua di restoran yang yang makanannya menurut lidah Gemma lezat semua.

"Are you serious you want to marry me?"

Gemma mengangguk antusias. Seingin apapun dia menyembunyikan ketertarikan berlebihannya terhadap Diga dan berpura-pura jual mahal, dia tetap berakhir tidak bisa menutupi perasaan senangnya.

"Why?"

Jawabannya sederhana.

Karena aku suka suka sama kamu. Sayang sama kamu. Cinta sama kamu. Tergila-gila sama kamu. Dan mau menghabiskan sisa hidup dengan kamu.

Gemma termasuk golongan hopeless romantic saat itu.

"Who doesn't want to marry you?" balas Gemma dengan nada bercanda.

Ya, memang banyak sih yang tidak menyukai Diga karena alasan preferensi, tapi Gemma bukan salah satunya.

Ayolah, he is a Harsjad. Setidaknya, kalau menikah dengan Rediga, tidak perlu capek-capek memikirkan token listrik, uang belanja bulanan, biaya pendidikan anak-anak kelak dan hal-hal lain mengenai keuangan.

Uang memang bukan segalanya, tapi segalanya butuh uang. Finansial stabil bisa menghilangkan salah satu masalah terbesar dalam pernikahan, yakni kemiskinan.

Selain karena hopeless romantic, Gemma juga harus punya alasan realistis. Menikahi pria yang bobot, bebet, bibitnya bagus adalah alasan realistis.

"You don't know me. I am not perfect." Pria itu mengatakan dengan nada rendah, terdengar seperti peringatan yang sayangnya bukan apa-apa di telinga Gemma.

"So am I, I am not perfect either. Bukankah manusia memang nggak terlahir untuk menjadi sempurna?"

Rediga mengangkat satu sudut bibirnya. Dia meletakkan kedua tangannya di atas meja dan menatap Gemma lamat-lamat yang membuat perempuan itu salah tingkah. Berkali-kali Gemma memainkan rambut panjangnya untuk menutupi rasa grogi. Siapa sih yang tidak pusing ketika dipaksa eye contact dengan orang yang disuka sejak lama?

"I might have some red flags that can make you regret..."  Diga terdengar seperti ingin membongkar kebusukannya sendiri.

Mendengar itu, Gemma menahan napasnya dalam-dalam. Menyiapkan diri dengan pengakuan Diga mengenai hal-hal buruk tentangnya.

Bagaimana kalau dia kasar? Bagaimana kalau dia control-freak? Bagaimana kalau dia over-possessive? Bagaimana kalau dia psikopat?

"I have never been in any serious relationship before."

Hah? Apa? Sebentar, tidak pernah berada dalam hubungan yang serius atau berpacaran dengan seseorang, red-flags dari bagian mananya? Bukankah bagus?

Alis Gemma sampai bertaut karena bingung. Hanya saja, dia tahu kalau ini Rediga.

Dia menarik secara fisik. Banyak perempuan yang terang-terangan mendekatinya lebih dulu. Dia juga bukan seorang penyendiri yang tidak memiliki kehidupan sosial, dia bahkan berteman dengan golongan pria-pria poluler. Ah, jangan lupakan kalau dia sendiri juga populer.

Bermodalkan itu semua, memang aneh seorang Rediga tidak pernah pacaran. Apalagi ini abad 21.

"Kenapa?"

"I ve never loved somebody enough to have a serious relationship with that person," akunya kemudian. "And once I realized that I like someone, dia sudah jadi milik orang lain."

Witty Ex-WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang