31

107K 14.2K 1K
                                    

Bagian atasnya dicut.

***

"You always get what you want, right?" Gemma bertanya sekembalinya Diga dari kamar mandi. Pria itu sudah memakai boxer, tapi masih bertelanjang dada. Dari tempatnya terlentang, Gemma memperhatikan lekuk tubuh dan dada bidang pria itu yang... Haduh, kalau Gemma turn on lagi, bagaimana ya? Dia sudah tidak punya tenaga.

Diga naik ke atas ranjang dan mendudukan tubunya di sebelah Gemma yang menyembunyikan tubuh di balik selimut. Diga mau tidur di kamar Gemma, dan kini dia mendapatkannya. Penolakan perempuan itu tadi ternyata bisa dia ubah dengan mudah.

"Wrong," balasnya. "Kenapa berpikir begitu?"

"Because you are the son of Rudy Harsjad and Tamara Lavin. Apa yang nggak mereka kasih buat kamu?"

"Banyak?"

Gemma berdecak. Sementara Diga menselonjorkan tubuh tingginya. "Waktu? Kasih sayang? Perhatian? Cliche banget," sindir Gemma, terkesan close minded. "Mereka masih menyempatkan waktu dan memberikan kamu kasih sayang juga segala yang terbaik buat kamu."

"You sound bitter."

"You make me envy, to be honest," balas Gemma tersenyum kalem. Diga sudah benar-benar berbaring di atas ranjang. Dia menghadap ke arah Gemma, memegang tangannya. "Waktu aku tahu kamu gimana, segala yang kamu bisa dan anak siapa, aku sadar kalau aku gak akan pernah pantas buat kamu. The fact that universe was so kind to me sehingga kita sempat sama-sama masih bikin aku ngerasa kayak mimpi. I guess, kita bahkan gak bakal dekat kalau papa aku dan mami kamu gak pernah kenal."

"Mau tau sesuatu gak?"

"Apa?"

"My mom, your father. They used to have a special relationship."

Gemma mendecakkan lidah, tidak percaya, jelas dia tidak pernah mendengar ini sebelumnya."What kind?" pancingnya pura-pura tertarik.

"Friendzone, maybe?" jawab Diga. "Mereka mungkin berakhir bersama kalau my father never forced my mom to marry him."

Dan akhirnya, dia jadi betulan tertarik. Apa-apaan?

Gemma melepaskan tangannya yang digenggam Diga, "Kamu pikir ini Drama Korea?"

Diga melipat bibirnya sebelum melanjutkan,

"Papi itu kasar. Dia pemaksa, terus juga punya anger issue. When I was three or something, aku pernah kena lemparan gelas kaca, I almost died that time."

"Serius?" Mata bulat Gemma terbelalak.

"Yes, ada bekasnya di punggung dan di belakang kepala. Papi lunak sama aku karena merasa bersalah."

Gemma mengangkat kepalanya hanya untuk memeriksa punggung dan kepala Diga. Memang ketutupan rambut, dan di bagian punggungnya, Gemma memang sempat mencurigainya. Warna kulit Diga yang putih membuat bekasnya samar.

"Ini serius, Ga?"

"Papi sangat menyesal saat itu, dan berkali-kali minta maaf sama Mami. Mereka kayaknya baru saling cinta waktu aku TK."

"Kamu tahu dari mana?"

"Bi Iin. She told me everything. Termasuk tentang Mami yang mencoba gugurin aku dari kandungannya. Waktu itu, Mami merasa udah cukup dengan Rama dan Gita, dia mau memulai karir di perusahaan property. Mungkin karena dia capek diremehin terus oleh Eyang. Eyang sempat gak suka sama Mami. Terus, dia malah hamil, kan kalau hamil dia berarti harus mengurus bayi lagi."

Gemma terjerembap, mulutnya terbuka. Jelas ucapan Diga tidak bisa dipercaya, apalagi caranya yang bercerita layaknya ini bukan apa-apa.

"Gimana kalau dibohongin?"

Witty Ex-WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang