39 & 40

110K 11.3K 1K
                                    

"Bercanda, sayaaang." Kalau Marco tidak segera mengatakan itu sambil menepuk-nepuk pelan punggungnya, mungkin nama Gemma sudah menghiasi headline news di koran atau televisi buah dari tragedi tersedaknya yang berakhir fatal. Untungnya tidak, meskipun sempat menjadi tontonan karena batuk yang menarik perhatian, Gemma akhirnya bisa bernapas dengan lega.

"Nggak lucu, Marco!" ucapnya sambil meninju lengan kekar pria itu, begitu kekesalan yang dia berikan untuk lelaki tinggi yang menyengir di sebelahnya.

Marco menenangkan Gemma dengan merangkul bahunya, kemudian mengajaknya berjalan beriringan di tengah keramaian. Sedangkan Gemma tidak menolak ataupun berusaha menjauh dari Marco seperti biasa. Perempuan itu juga tidak paham sejak kapan bisa memperbolehkan Marco menyentuhnya, pun membiarkan Marco melakukan banyak hal terhadap dirinya. Mungkin karena dia berutang budi. Mungkin karena Marco memperlakukannya dengan baik dan dia merasa Marco baik. Atau mungkin juga karena tingkah Marco yang tanpa disadarinya berhasil membuatnya nyaman.

Entahlah.

Yang jelas, kedekatan mereka akhir-akhir ini sudah lebih dari yang pernah diprediksi Gemma. Marco jadi sering menemani Gemma ke mana-mana. Dia juga sering memberikan kabar yang tak lagi bikin Gemma risih. Sementara Gemma jadi lebih menuruti kemauan pria itu. Gemma jadi sering membalas pesan Marco secepat mungkin di tengah kesibukannya. Gemma juga mendengar pendapat Marco yang kini penting baginya. Beberapa kali juga dia menuruti keinginan Marco, bahkan memasakkan pria itu makanan secara khusus layaknya seorang pacar sungguhan.

Seperti hari ini, dikarenakan nanti malam dia ada janji dengan pacar pura-puranya tersebut, Gemma malah menyiapkan beberapa menu masakan khas Korea, jelas dengan bahan yang bisa ditemukan di supermarket. Sebenarnya, Gemma tidak begitu jago dalam memasak. Dia hanya suka memasak semenjak menjadi ibu rumah tangga, itu juga karena dia senang kalau-kalau bisa menyenangkan Diga, walau rasa masakannya terkadang biasa saja. Namanya juga coba-coba dan cocok-cocokan lidah.

Bel berdering ketika dia sibuk memotong Gimbab yang sudah digulung tidak terlalu rapi. Semenjak mengusir Diga keluar dengan tidak berperasaan, hanya ada Gemma dan Mbok Ni yang menetap di rumah ini. Sampai-sampai Mbok Ni sering menghubunginya tiap jam 8 malam lewat sedikit kalau dia belum juga tiba di rumah.

Bel kembali berbunyi, kehadiran Mbok Bi belum kelihatan juga, mau tidak mau tidak mau Gemma menjeda kegiatannya, menuju westafel untuk cuci tangan, dan berjalan menuju pintu depan. Sempat menebak itu kurir paket, perempuan yang mengenakan daster rumahan itu mengintip sekilas dari jendela, yang ternyata ada dua bocah berdiri di depan pintu.

Gemma tidak terlalu memastikan hingga pintu terbuka. Dua bocah kakak-beradik itu tertawa dengan begitu ceria sembari si perempuan--yang kelihatannya merupakan sang kakak-- memegang seekor anak ayam berwarna merah muda. Anak perempuan itu mendongak tepat ketika pintu dibuka, tawanya hilang seketika digantikan kerut pada dahinya ketika melihat sosok Gemma.

Mereka setatap-tatapan agak lama hingga si anak perempuan membuka mulutnya, "Who are you?" tanyanya dengan mata memicing tak suka.

Jantung Gemma berpacu tak normal, senyumnya hilang dari bibirnya. Keinginannya untuk memeluk dua bocah ini harus dibuang jauh-jauh. Dia tidak menjawab pertanyaan dari sang bocah perempuan, hingga mendengar suara langkah kaki dari belakangnya yang mendekat.

"Eh ada Kak Nima sama Neo..." Begitu komentar Mbok Ni yang sudah berdiri di sebelah Gemma. "Sus Iyah dan Sus Wiwi gak ikut?"

Nima bergeming, dia masih mendongak menatap lurus Gemma dengan ekspresi datar dan tatapan tajamnya. "Who are you?" sekali lagi dia bertanya pada Gemma.

Mbok Ni berniat menjawab pertanyaannya,
"Ini Neng Gemm--"

"Why are you here?" potong anak itu lebih dulu. Kalimat tanya yang keluar dari bibirnya itu membuat Mbok Ni kebingungan. Nima masih menatap Gemma yang mematung dengan dahinya yang berkerut. "Bibi, why are you here? You have gone long ago, so why are you here?!"

Witty Ex-WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang