32

119K 13.3K 1.9K
                                    

Nampaknya, Gemma hampir lupa kalau dia dan Diga itu sudah bercerai. Pria yang bercinta dengannya tadi malam itu merupakan mantan suaminya, bukan masih suaminya. Tidak seharusnya dia terbangun dengan perasaan riang setelah berbuat dosa karena masih terngiang-ngiang perkataan dan perlakuan manis pria itu kepadanya. Ah, bahkan kamar yang tadi malam sangat berantahkan kini sudah mendingan ketika dia membuka mata.

Turun ke dapur setelah mandi, perempuan yang rambutnya masih setengah basah itu langsung disapa oleh Mbok Ni yang menghidupkan mesin cuci, "Neng, ada pakaian yang mau dicuciin?"

"Nggak usah, Mbok. Pakaianku biar aku aja yang cuci." Gemma menjawab sambil meletakkan tumblr air minumnya di atas kitchen sink. Kemudian dia mengambil gelas untuknya mengisi air mineralnya sebelum meminum hingga habis.

"Beneran gak mau, Neng? Saya cucinya pake tangan kok, mesin cuci buat bantu ngeringin aja. Neng Gemma kan lagi sibuk, nanti nggak sempat buat nyuci."

"Iya sih, Mbok. Tapi..."

"Gak ngerepotin kok, Neng," jelas Mbok Ni. "Gaji saya dari Bapak tuh buanyaak, tapi kerjaannya dikit... Makanya biar saya nggak nganggur-nganggur amat, Neng Gemma suruh saya ngapain kek gitu biar saya ada kerjaan."

Sudut bibir Gemma terangkat, memperhatikan Mbok Ni yang berkutat dengan bagian pengering mesin cuci. "itu Diga mau-mau aja ya Mbok dipanggil Bapak? Pak?" tanyanya salah fokus.

"Awalnya Pak Diga ogah, Neng. Katanya panggil 'Diga' aja, gak usah pake embel-embel apapun karena di rumah. Masa saya panggil bos kayak manggil temen? Kan gak mungkin, yaudah saya tetap maksa manggil dia 'Bapak', lama-lama juga pasrah dan terbiasa."

"Oh, pantes," balas Gemma. Dulu dia juga begitu, mau panggil Diga pakai embel-embel 'Mas' tapi pria itu kurang suka. Katanya, Gemma bisa langsung panggil dia dengan nama saja biar terdengar akrab. "Aku juga sempat digituin, terus aku iyain. Makanya, manggilnya Diga-Diga aja. Sering dibilang gak sopan manggil suami pake nama doang, padahal dia yang minta."

"Suami ya, Neng?" Mbok Ni malah menggodanya.

"Kan dulu masih suami, Mbok!"
balas Gemma tergesa-gesa sebelum ketangkap salah tingkah.

"Jadi, mau gak saya cuciin?"

Gemma akhirnya mengangguk. "Aku ambil keranjang di atas dulu ya, Mbok. Banyak nih, jangan kaget ya!" ujarnya sambil berjalan ke arah tangga.

Hanya butuh beberapa menit, dia sudah kembali ke bawah sambil mengangkut keranjang kotor miliknya yang terasa berat, terselip baju Diga juga di dalamnya.

"Ini sih belum banyak, Neng," komentar Mbok Ni sambil mengambil alih keranjang di tangan Gemma dan membawanya ke kamar mandi yang letaknya di sebelah mesin cuci. "Oh ya, Neng, ampe lupa." Perempuan paruh baya itu membalikkan badan sebentar, "Itu di bawah tudung saji ada sarapan buat Neng Gemma, tadi dibikinin Pak Diga."

"Diga bikinin aku sarapan?"

"Iya." Mbok Ni menjawab dari balik tembok kamar mandi.

Sementara Gemma membuka tudung saji transparan di atas meja makan, ada smoothies bowl di balik sana yang bikin mata Gemma berbinar.

"Ini beneran Diga yang bikin? Buat aku?"

"Iya. Saya mah mana bisa bikin begituan."

Gemma takjub. Kok bisa-bisanya ya Diga menyempatkan untuk bikinin Gemma sarapan padahal tidurnya saja tidak cukup? Gemma kan jadi terharu! Momen menyenangkan ini harus diabadikan. Gemma mengeluarkan ponsel dari saku celana trainingnya, memotret mangkok berisikan smoothies berwarna ungu dengan potongan pisang, stroberi, dan taburan oat yang menghiasi di bagian atasnya. Setelah itu, baru dia mencicipinya.

Witty Ex-WifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang