Chapter 17

54 9 0
                                    

Jeno pulang duluan karena gue masih mau nemenin haechan dirumah, kasian dia sakit dan sendirian pasti butuh teman biar gak terlalu sepi.

"Udah makan?"tanya gue.

"Hmm"jawab haechan.

"Udah minum obat?"

"Hmm"

"Udah mandi?"

"Hmm"

(▼へ▼メ) gue kesal. Pertanyaan gue selalu dijawab se singkat dan gak seniat itu sama haechan padahal gue nanya baik-baik pakai nada lembut selembut sutra.

Haechan bahkan tidak memperhatikan gue dan malah sibuk bermain ponsel nya.

"Gak ada yang mau lo omongin ke gue?"tanya gue.

"Menurut lo?"sindir haechan.

Fix, haechan marah ke gue. Kalau gini lebih baik dia marah ngomel-ngomel seperti biasa dari pada diamin gue.

"Soal foto itu? Lo marah karena foto itu? Gue bisa jelasin panjang lebar.. Jadi waktu itu.."ucapan gue terpotong.

"Bukan"kata haechan.

"Hah? Bukan? Jadi marah karena apa dong?"

"Gue gak peduli sama foto itu karena gue tau itu bokap gue yang ngantar lo ke rumah"kata haechan.

"Wah bagus dong lo tau, terus lo marah ke gue karena apa?"gue masih gak paham.

Haechan menatap tajam gue. Gue merasa aneh dengan tatapan penuh kekesalan itu.

"Lo gak ingat sama kesalahan lo terus ngapain gue harus ingatin"kata haechan.

"Gue lupa ya manusiawi chan, bahkan gue ngerasa gak ada salah tuh"

"Lo emang selalu gitu, lupa sama kesalahan sendiri"

"Ya kalau gue lupa lo ingatin biar bisa di bicarakan baik-baik"kata gue, mencoba untuk tetap sabar.

"Lo tuh salah, ingat kesalahan lo sendiri baru datangi gue!!"haechan pergi ninggalin gue. Dia masuk ke kamar dengan membanting pintu kamar nya.

BLAM!!!

gue sampai kaget. Apa disini cowo selalu benar dan cewe selalu salah? Melanggar hukum alam banget anjir!. Gue mati-matian mengingat kesalahan fatal apa yang pernah gue lakuin sampai haechan semarah ini sama gue.

"Udah otak gue lemot.. Suruh mikir kesalahan sendiri yang gue gak merasa lakuin.. Apa sih salah gue?!"gumam gue.

.

.

Skip malam~~~

Johnny pulang kerumah dan melihat heera di ruang tengah yang terlihat sedang banyak fikiran.

"Kamu kesini terus kayak gak punya rumah"sindir johnny.

Bahkan sampai bokap nya haechan pulang gue masih mikir apa kesalahan gue dan sekarang gue di katain gak punya rumah.

"Eh om udah pulang.. Aku kesini nemenin haechan"kata gue, seharusnya johnny bisa pahami.

"Terus haechan nya mana?"tanya johnny.

"Ada dikamar nya, dia lagi marah sama aku"kata gue, ngadu ke bokap haechan.

"Kenapa?"tanya johnny.

"Gak tau, dia tiba-tiba marah dan bilang kalau aku ada salah ke dia sementara aku gak ingat aku salah apa dan dia gak mau jelasin apa kesalahan aku, aku jadi bingung om"jelas gue.

Johnny pun jadi ikutan mikir.
"Haechan kalau lagi sakit bisa seribet ini ya, saya baru tau"kata johnny.

"Terus gimana dong om? Apa yang harus aku lakuin?"tanya gue.

Gue berharap kalau bokap haechan punya ide cemerlang atau saran yang bisa bikin gue dan haechan baikan.

"Gak tau, pikir aja sendiri"kata johnny lalu pergi ninggalin gue yang terbengong.

-_-. Apa sih salah gue?! Anak sama bokap sama aja! Bikin kesel.

Akhir nya gue menyerah, gak mau mikir panjang lebar karena belajar aja gue gak mikir seberat ini kenapa saat ada masalah gue harus mikir seribet dan se menyebalkan ini. Gue langsung masuk ke dalam kamar haechan.

Skip kamar haechan~~~

Seperti biasa gak perlu ketuk pintu.

"Chan"

Gue liat haechan lagi duduk di atas kasur sambil baca buku. Dia cuman liat gue sekilas lalu fokus lagi ke buku bacaan nya.

"Bisa gak lo ketuk pintu sebelum masuk ke kamar gue, kebiasaan buruk lo jangan dibawa kesini"omel haechan.

Sensitif banget nih bocah! Pms apa?! Ya kali pms gue pindah ke dia.. Kampret!.-batin gue.

Mau gak mau gue keluar lagi dan menutup pintu. Gue menghela nafas panjang dulu lalu mengetuk pintu.

Tok
Tok

Pintu gue buka.

"Chan.."

"Gue gak suruh lo masuk, kenapa masuk?"tanya haechan dengan ekspresi datar.

(งᵒ̌皿ᵒ̌)ง⁼³₌₃ gelud sini!!



Tbc

Your Daddy Or You?🤔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang