Chapter 46

17 3 1
                                    

Flashback on~~~

"RA!... lo beneran pacaran sama papa nya Haechan?!"ucap Yura. 

"HAH?!"gue sama Jeno kaget berjamaah.

Gue yakin hanya ada satu orang yang berani nyebarin gosip ini tanpa pandang bulu. Sebenarnya gue hanya kesal saat melihat Haechan dan Yujin bersama gandengan tangan sampai akhir nya gue berbohong soal berpacaran dengan om Johnny.

"Enggak itu gak bener, gue bohong soal itu ke Haechan dan Yujin"jawab gue.

"Terus kenapa lo bohong ke mereka?"tanya Yura.

"Panjang cerita nya"

Mark menggeleng tak percaya akan ada gosip semengerikan ini terjadi pada teman nya.
"Lo tau gak, gosip yang kesebar itu kata nya lo pelacur yang di sewa untuk muasin hasrat om-om karena lo miskin"

Gue kaget setengah mati, ini udah bukan gosip lagi. Gue di fitnah!!.
"Sialan! Ini pasti ulah Yujin! Dia fitnah gue!"

"Iya dan kata nya juga lo guna-gunain bokap nya Haechan untuk jadi sugar daddy lo.. ngeri banget sih!! Gila si Yujin!"kata Yura.

Jeno tak bisa berkata-kata lagi, dia syok tapi gue lebih syok.
"Kalian percaya gue kan? Gak mungkin gue pacaran sama papa nya haechan padahal gue pacaran sama anak nya"kata gue, keceplosan di waktu yang tak tepat.

Mark dan Jeno terkejut sekali lagi.
"Lo sama haechan pacaran? Sejak kapan?"tanya Jeno.

"Kalian pacaran? Kok gue gak tau?"tanya Mark.

"Aduh panjang cerita nya, sekarang gue harus ke tempat Yujin untuk ngamuk ke dia!! Bisa-bisa nya dia nyebarin gosip tentang gue!!"

Jeno tampak muram setelah mendengar kabar kalau Heera dan Haechan berpacaran, dia jadi bimbang karena dia menyukai Heera.

"Kalian semua balik aja ke kelas, gue mau nyamperin tuh nenek lampir!"

"Gue ikut, tangan gue gatal mau jambak rambut dan jembut nya si yujin!"kata Yura.

Mark dan Jeno bergedik geli dan merasa ngilu mendengar ucapan Yura.
"Itu berlebihan tapi gue ikut"kata Mark.

"Buat jambak jembut eh maksud gue rambut nya si Yujin?"tanya Jeno.

"Dih, najis.. gak gitu juga jen.. gue ikut untuk jadi wasit"kata Mark.

"Hahaha kirain, ya udah gue juga ikut"kata jeno.

"Untuk jambak jemb..."ucapan mark terpotong.

"Untuk jadi penyemangat Heera"kata Jeno dengan mata melotot.

Gue hampir saja lemas karena tertawa, teman-teman gue memang rada gila tapi baik dan solid mau bantuin gue.

"Ya udah gasss ke arena tinju nya"kata gue.

"GASSSS!!"kata mereka berjamaah.

Flashback off~~~

Alih-alih saling jambak ternyata keadaan lebih parah dari itu setelah gue mendengar semua perdebatan antara Haechan dan Yujin dari balik dinding. Gue gak nyangka ternyata Haechan menyimpan banyak luka batin mengenai hubungan nya dengan Yujin.


Sreeekk!!! Darah bercucuran ke tanah.


"Heera!!"semua berteriak karena panik. Mereka menghampiri gue termasuk Haechan.

Yujin yang kesal berteriak seperti orang kesurupan sambil menjambak rambut nya membuat gue dan yang lain nya terkejut karena separah itu perilaku nya.

"AAAAAAAAAAAAAA!!! GAK MAU!! GAK BISA, HAECHAN GAK BOLEH PUTUS DARI GUEEEEEEE!! DIA CUMAN PUNYA GUE! DIA PUNYA GUE!!"teriak Yujin.

Teriakan Yujin berhasil menarik perhatian banyak siswa-siswi yang akhirnya menonton keadaan tak terkendali itu. Yujin teriak seperti orang gila dan gue rasa dia benar-benar sakit mental.

"AAAAAAAAAAAAAAAAA!!! HAECHAN PUNYA GUE!! DIA CUMAN PUNYA GUE!! GUE GAK MAU PUTUS!"teriak nya lagi sambil menjambak rambut nya sendiri.

Gue yang kesal sambil menahan rasa sakit di telapak tangan dengan tanpa rasa iba berjalan ke arah nya dan langsung menampar pipi kanan Yujin menggunakan tangan kiri.

PLAK!!!

"Berisik!! Lo gak waras!! Jadi ini alasan kenapa Haechan gak bisa lepas dari lo.. bukan karena lo sakit sampai mau mati tapi karena lo yang ngikat Haechan dengan kegilaan lo!!"kata gue.

"BERANI LO NAMPAR GUE?! HEERA!! LO GAK USAH IKUT CAMPUR! LEBIH BAIK LO MATI!!"kata Yujin, dia mengambil batu yang ada di tanah dan melempar ke arah gue.

Haechan dengan sigap melindungi gue sementara Mark dan Jeno berusaha untuk menghalau perilaku abnormal Yujin yang seperti orang kesurupan, Yura berlari ke ruang guru untuk mencari bantuan dan darah di telapak tangan gue semakin bercucuran.

"Awwhhh"ringis gue.

"Ayo ke UKS sekarang"

Luka gue ternyata cukup dalam, gue pun di bawa ke rumah sakit terdekat oleh wali kelas dan Haechan, sementara yang lain harus menjelaskan kejadian yang terjadi ke guru dan kepala sekolah. Yujin tetap menangis dan memohon agar selalu bersama Haechan di dalam ruang hukuman sampai akhirnya kedua orang tua Yujin datang untuk mencari solusi lanjutan.



Tbc

Up lagi biar gak di tagih seminggu ke depan🤭

Jangan lupa like, komen dan follow ya guys☺️

Kalau ada yang mau req cerita atau req pemeran bisa komen atau chat author yaaa😁🤘

See you in the next chapter guyssss



Your Daddy Or You?🤔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang