part 34

4.3K 195 15
                                    

~
"Aku tau semua ujian yang kau berikan kepada hamba mu semuanya sesuai dengan kemampuan yang di miliki olehnya. Maka berikanah aku kesabaran atas ujian yang kau berikan kepada ku ya Allah."
Tasya alhaira putri
~

Hari ini mas al menjemput citra untuk di pertemukan dengan abi dan umma, sesuai dengan apa yang aku minta kepadanya kemarin.

Aku tau hari ini pasti hari yang paling  menegangkan untuk citra, karena untuk pertama kalinya dia akan bertemu dengan sang mertua apalagi dengan status yang sering di anggap jelek oleh kalangan orang banyak. Apalagi dia akan langsung berhadapan kepada para santri di pesantren ini.

"Maaf ning gus al sudah sampai" ucap mba santri

Aku mengangguk, "terima kasih mba"

Aku sengaja menunggu mas al di rumah umma dan abi, karena disinilah nanti mereka akan bertemu langsung untuk berada di sampingnya saat dia baru tiba di sini, karena pasti bakal ada tatapan atau pun omongan yang ngga enak untuknya karena tiba tiba dia hadir apalagi datang bersama mas al.

"itu siapa, kok gus al megang tangannya?"
"itu bukan umma tasya kan?"
"jangan jangan gus al menduakan ning tasya?"

Sudah aku bilang bukan pasti semua perhatian terpusat kepadanya, walau ini pesantren bukan berarti di sini aman dari ocehan ocehan orang karena di sini itu tempatnya orang berkumpul dengan sifat yang berbeda beda.

Umma, sejak saat dimana hana meminta ijin kepada ku untuk memanggi diri ku dengan sebutan 'umma' sejak itu pula banyak santri yang ikut memanggil ku demikian.

"Assalamu'alaikum" ucap citra dan mas al berbarengan

Aku tersenyum, "wa'alaikumsalam warohmatullohi wabarokatau" ucap ku menyalami mas al

"Salamat datang citra, kamu sudah di tunggu umma dan abi sepertinya mereka sudah ngga sabar ingin ketemu dengan mantunya ini, jadi ayo masuk mas, cit" Lanjut ku

Aku tidak berbohong abi dan umma memang sudah menunggu kehadiran keduanya sejak tadi.

Kedatangan kami bertiga membuat abi mau pun umma berdiri dari duduknya, mereka tersenyum. Senyum yang begitu hangat hingga mampu membuat siapa pun terbuai olehnya.

"Sebelumnya abi belum ketemu kamu nak, jadi selamat atas pernikahan kalian. Ya walau pun telat" ucap abi dengan senyum yang tidak juga luntur

"Terima kasih abi" jawab citra

"Sudah berapa lama sebelumnya kenal sama al, cit?" kini giliran umma yang berbicara

"Citra kenal mas al sejak dua bulan berada di mesir umma"

Tangan citra dan mas al tidak juga terlepas, aku paham dalam kondisi ini pasti citra membutuhkan dukungan sebagai penyemangat dirinya, karena dirinya pasti nerfes.

"Berarti masih butuh pengenalan ya, maaf kalo nanti al ngga sesuai dengan yang kamu pikirkan, tapi umma yakin al pasti berbuat semampunya" ucap umma yanh di balas senyum dan anggukan kepala oleh citra

Abi mengelus punggung ku, aku menoleh manatap beliau tapi beliau hanya membalas tatapan ku dengan senyum. Saat seperti ini yang ku lakukan hanya bungkam hingga tiba saatnya nanti aku akan berbicara.

"Jujur abi tidak pernah memikirikan sebelumnya kalo anak abi sampai memiliki lebih dari satu pasangan, jadi abi belum pernah memikirkan ini sebelumnya. Kalian sudah dewasa tau betul kalo poligami itu tidak mudah untuk di jalani, tapi usahakan sebisa mungkin apa bila ada masalah selesaikan dengan kepala dingin, bicarakan baik baik jangan selalu mementingkan ego sendiri" ujar abi

"Maaf kalo abi harus bicara seperti ini di saat kita baru ketemu nak, tapi ini harus abi sampaikan dari awal sebelum nantinya jadi terlambat" lanjut abi

Kali ini umma yang menggenggam tangan ku erat seakan menyalurkan sebuah energi, yang tidak bisa di sampaikan lewat kata kata.

Jangankan abi, bahkan diri ku sendiri tidak pernah membayangkan bahwa aku akan memiliki madu bahkan di saat usia pernikahan ku masih di umur jagung.

"Maaf abi, Umma, mas, cit kalo tasya memotong tapi tasya rasa kalian perlu ngobrol berempat biar lebih dekat, jadi tasya ijin keluar dulu sekalian ingin ke pondok santri wati" ucap ku, inilah yang ku bilang saat untuk aku berbicara

"Sya.. " ucap mas al yang ku balas dengan senyum

"Kalo begitu tasya permisi dulu, assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam warohmatullohi wabarokatu"

Aku tau abi dan umma tidak akan melarang ku maka dari itu aku berani berkata demikian, lagi pula memang sudah seharusnya saat ini menjadi pertemuan untuk perkenalan mereka jadi tidak perlu aku ikut serta di dalamnya.

"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan salat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar." surah al baqarah ayat 153 dan "Mereka itulah orang yang dibalasi dengan martabat yang tinggi (dalam surga) karena kesabaran mereka dan mereka disambut dengan penghormatan dan ucapan selamat di dalamnya." surah al furqan ayat 75

Kedua ayat tersebutlah yang mampu membuat ku bisa bertahan hingga kini, janji-janji Allah Swt untuk orang orang yang bersabar. Aku ingin menjadi salah satu dan bagian dari mereka orang orang yang bersabar dalam ujian yang Allah berikan semasa hidupnya.

Setelah aku berusaha dan terus bersabar maka semuanya akan Allah berikan yang terbaik dari yang terbaik untuk ku. Aku percaya itu, karena tidak ada janji Allah yang tidak terpenuhi semua Allah penuhi, beda dengan manusia yang sering lalai dengan janjinya sendiri. Padahal dirinya tau bahwaa janji adalah hutang tapi masih saja tidak menepatinya, kalo memang tidak bisa menepatinya lebih baik tidak berjanji dari kita lalai dalam memenuhi janji tersebut dan membuat dosa kita bertambah, siapa juga yang rugi?

~♡~♡~♡~
Nǐmen yǒu quán pínglùn wǒ de gùshì, zhǐyào zài hélǐ fànwéi nèi, wǒ bù huì pínglùn.

~♡~♡~♡~Nǐmen yǒu quán pínglùn wǒ de gùshì, zhǐyào zài hélǐ fànwéi nèi, wǒ bù huì pínglùn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rembulan Terbelah Dua {Ning Tasya}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang