6 Tahun Kemudian..
"مبروك على تخرجك عزيزتي" ucapnya memberikan sebuket bunga
'selamat atas ketulusan mu, sayangku'
Sang adek tersenyum lembut. "شكرا لك اختي العزيزة" terima kasih kakak ku, sayang'
"Eamaa" ucap seorang anak kecil berumur enam tahun
Gita berjongkok menyamakan tingginya dengan anak perempuan tersebut. "Ayatuha, aljamila eama" hai cantiknya bibi' ucap gita
"Eamati saeida" selamat bibi'
Gita menoleh dan tersenyum. "Shukran lak 'ayuha alwsim" terima kasih, ganteng' ucap gita
Enam tahun sudah ia berada di negri orang. Selama enam tahun itu juga ia melanjutkan studinya, dari mulai sarjana s1 hingga kini telah bergelar s2. Semua sudah ia raih.
"Gita, ayo" ucap ning tasya
Gita mengangguk. "Iya. Ayo, aqil, qila"
Mereka adalah SYAQIL ALFA A dan SYAQILA HAIRA A, sepasang anak kembar yang tidak seiras itu hanya lahir beda dua menit.
Sepasang anak kembar yang lahir dari seorang perempuan tanggung dan berjiwa besar. Hidup dengan penuh kecukupan, walau begitu tidak membuat mereka bersikap sombong dan semenah menah dengan orang. Ammah mereka selalu mengajarkan untuk selalu rendah hati dan senantia bersyukur kepada sang maha pencipta.
Di umur yang terbilang muda ini keduanya sudah mengusahai tajwid yang ada di dalam al qur'an, walau mereka belum menghapal al qur'an.
Syaqila, si gadis periang yang cerewet dan sangat mudah berbaur dengan orang yanh baru ia temui. Berbanding tebalik dengan masnya syaqil, ia lebih pendiam dan sangat tertutup.
Saat ini ke empatnya sudah berada di tempat tinggal yang selama enam tahun ini mereka tempati.
"Assalamu'alaikum"
Keempatnya menoleh. "Babaa" ucap qila menghambur ke arah oramg tersebut
"Jawab dulu salamnya baba dong, sayang" ucapnya tersenyum
Mereka memang tidak di luar negri, namun ning tasya tidak melupakan negara asalnya. Ia tetap mengajarkan anak anaknya bahasa negri ibu pertiwi.
"Wa'alaikumsalam"
"Mas" ucap ning tasya mencium punggung tangan orang tersebut
Ia tersenyum. "Mas harus balik lagi, ira. Mas ke sini mau ngasih ini buat qila dan aqil" ucapnya menyodorkan dua buah paper bag
"Ning"
Ning tasya mengangguk. "Gus muh" ucapnya
Iya, dia gus Ghasan Muh Shah. Beliau memang berada di negara yang sama dengan ning tasya sejak tiga tahun lalu bersama sang istri alyana.
"Ya udah kalo gitu mas balik lagi ya, ra. Mas akan pulang sebelum magrib nanti"
Ning tasya mengangguk. "Iya, mas. Jangan lupa sholat ashar ya nanti" ucap ning tasya
Ia mengangguk dan tersenyum. "Kalo ada apa apa kabarin mas ya"
Roda kehidupan benar benar berputar. Saat ini ning tasya benar benar hidup bahagia bersama keluarga kecil barunya.
"Baba ke kantor lagi?" Tanya aqil
Ia mengangguk. "Iya, syaqil"
"Hati hati" ucap syaqil tersenyum tipis
"Yah, masa baba ke kantor lagi? Kan qila mau main sama baba. Uh, baba nggak seru, qila ngambek" ucap syaqila dengan membentuk bibir mengerucut
Ia menyamakan tingginya dengan syaqila. "Jangan ngambek dong. Nanti saat baba pulang, baba janji bakal main sama qila" ucapnya
KAMU SEDANG MEMBACA
Rembulan Terbelah Dua {Ning Tasya}
Spiritüel(BELUM REVISI) Terpaksa menikah karena permintaan terakhir sang abi mungkin masih bisa di terima oleh para wanita, tapi bilang di poligami tidak ada satu pun wanita yang bisa menerimanya. Apalagi di poligami dengan temen sendiri dan secara tersembun...