Dunia bisnis memang tidak selamanya tenang. Kadang kala ada masanya pasang dan surut. Mereka yang sudah berani terjun ke dunia bisnis, berarti juga sudah berani menghadapi badai yang akan menerjang didepan.
Sekalipun bisnis yang dipilih adalah hal yang tidak akan pernah lutur dari masa ke masa. Tapi badai, tidak pernah menyerah untuk datang dari berbagai sisi, untuk membuat si pembisnis merasa lelah dan ingin nyerah. begitupun dengan kehidupan.
"Ammah! Ammah!" Ucap syaqila menarik narik gamis ning tasya
Ning tasya menunduk. "Kenapa, qila?" Tanyanya lembut
"Mau balon itu" Ucap syaqila menunjuk ke arah luar
Saat ini syaqila dan syaqil lagi lagi ikut dengan ning tasya untuk ke butik milik ning tasya yang beda dekat dengan pesantren umminya. Tentu saja syaqilalah yang meminta untuk ikut dengan ning tasya, karena bad mood terus terusan digangguin oleh ahrem.
"Nanti ya? Ammah selesain ini dulu" ucap ning tasya yang masih terfokus ke arah laptopnya
Syaqila mengerucutkan bibirnya. "Nanti kebulu pelgi, ammah"
"Ammah bilang nanti, qila!" ucap syaqil tegas
"Mas galak! qila gak suka. qilakan cuman mau balon? kenapa mas halus malah??" ucap syaqila kesel dengan nada cadelnya
"Sudah! Syaqila nggal boleh begitu ke mas aqil, ayo minta maaf" ucap ning tasya menatap ke anak perempuannya itu
"Ayo, nak. Nanti allah marah lo sama qila, memangnya qila mau?" Ucap ning tasya
Syaqila menggeleng gelengkan kepalanya tegas. "Nggak mau, ammah. Qila nggak mau allah marah sama qila" ucap syaqila
Ning tasya tersenyum dibalik cadarnya. Syaqila memang suka keras kepala, tapi syaqila selalu mengikuti ucapannya dan mudah untuk di bujuk.
Dia bersyukur karena diberikan anak-anak yang sholeh sholeha seperti syaqil dan syaqila ini. Dan, itu membuatnya merasa cukup.
"Qila minta maaf ya, mas?" Ucap syaqila menunduk sembari memainkan ujung kerudungnya
"Iya" ucap syaqil mengusap lembut puncak kepala sang adek
Ning tasya tersenyum. "Qila mau balonkan?" Tanya ning tasya
Syaqila mengangguk dengan semangat. "Mau ammah" jawabnya
"Coba samperin tante lena, minta tolong anterin ke penjual balon" ucap ning tasya menatap anaknya lekat
Syaqila mengangkat tangan kanannya dan menyatukan jari telunjuk serta jempolnya hingga berbentuk bulat. "Oke ammah. Qila ijin, ya, ammah?" Ucap syaqila
Ning tasya mengangguk. "Iya, hati hati ya? Mas jagain adeknya" ucap ning tasya yang dibalas anggukan oleh kedua anaknya itu
"Assalamu'alaikum" ucap keduanya seraya mencium punggung tangan ning tasya bergantian
"Wa'alaikumsalam warohmatullohi wabarokatu"
~RTD~
"Qila mau apa lagi?" Tanya lena
Syaqila menggeleng. "Ini aja, tante"
Gadis dengan wajah ke arab araban itu tersenyum. "Oke, kalo gitu kita ke ammah ya sekarang?" Ucapnya yang dibalas anggukan oleh kedua anak kecil tersebut
Bukannya merasa kerepotan setiap kali anak bosnya itu datang, lena malah merasa senang dan terhibur setiap kali keduanya datang ke butik, terutama syaqila.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rembulan Terbelah Dua {Ning Tasya}
Spiritual(BELUM REVISI) Terpaksa menikah karena permintaan terakhir sang abi mungkin masih bisa di terima oleh para wanita, tapi bilang di poligami tidak ada satu pun wanita yang bisa menerimanya. Apalagi di poligami dengan temen sendiri dan secara tersembun...