part 35

3.9K 170 11
                                    

~~~
Cobalah untuk terus berusaha dan meraih apa yang di inginkan insya allah hasil tidak mengecewakan.
Tasya alhaira putri
~~~

"Al, kamu sudah menentukan dimana citra akan tinggal?" Tanya abi

Hari sudah malam, setelah makan malam tadi kami semua berkumpul di ruang keluarga. Citra memang berniat untuk menginap di pesantren hari ini,  dia akan tidur di rumah ummi tepatnya di kamar tamu.

Aku rasa aku tau tentang jawaban dari pertanyaan abi kepada mas al itu,  tapi aku tidak tau pasti karena setiap aku mengajak mas al berbicara soal itu dia selalu menghindar.

"Sementara waktu citra akan tetap tinggal di rumah orang tuanya bi, al juga sudah membicarakan ini dengan citra" jawab mas al

"Abi ngga masalah, tapi alangkah baiknya kalo kamu segera memberikan rumah kepada citra ngga enak kalo kelamaan numpang di rumah orang tua citra terus" Ucap abi yang di balas anggukan kepada oleh mas al

Apa yang di katakan oleh abi benar tapi untuk masalah ini aku tidak bisa ikut campur apa apa.

"Apa yang di bilang abi itu benar al, ngga baik kalo seorang anak perempuan sudah menikah tapi masih numpang dengan orang tuanya" Ucap umma

Aku tau saat ini pasti mas al merasa bingung ngga tau harus berbuat apa.

Aku tersenyum, karena saat ini aku tidak memakai cadar "kalo memang citra ingin tinggal di sini tepatnya di rumah mas ali aku tidak masalah mas. Biar nanti aku tinggal di rumah ku lagi pula aku rasa aku akan tenag meninggalkan umma dan abi kalo ada citra, karena citra bisa menjaga abi dan umma nantinya"

Ya, aku memiliki rumah. Rumah itu aku beli dari hasil kerja ku di turki dulu.

"Tidak, umma ngga setuju. Nak, rumah itu sudah ali berikan kepada kamu berarti itu milik kamu. Maafkan umma citra bukan maksud umma tidak mengijinkan kamu tinggal di sini tapi memang rumah itu sudah ali berikan kepada tasya dan umma ingi mengujutkan wasiat itu, lagi pula kalo kamu pindah dari sini bagaimana dengan pesantren nak? Umma dan abi sudah ngga bisa mengurus pesantren sepenuhnya sedangkan al? Dia pasti akan sibuk dengan restorannya, citra? Dia tidak memiliki pengalaman di bidang ini. Hanya kamu harapan satu satunya pesantren nak, kalo ngga ada kamu pesantren ngga bakal ke urus" ucap umma

"Benar kata umma sya, kamu pantas tinggal di sini karena pesantren bergantung pada kamu" Ucap citra

Aku tidak tau apa yang di katakan citra itu tulus atau tidak tapi dapat aku baca dari nada bicaranya yang aku dengar ada sebuah perasaan ngga nyaman.

"Ngga ada yang ngebolehin kamu pergi dari sini tasya. Azka mengamanahkan kepada abi untuk menjaga kamu seperti anak abi sendiri dan meminta abi untuk selalu ada di samping kamu saat kamu ada masalah, lalu bagaimana abi akan menjalankan amanah itu kalo kamu pergi dari ini? Kamu ngga mau mempersusah tugas abi kan, nak?" Ucap abi yang membuat ku langsung menggeleng

Aku menghela nafas pelan, "aku akan tetap di sini, berarti aku dan citra akan membagi rumah. Setidaknya sampai nanti mas al akan memberikan tempat tinggal untuk citra bolehkan abi, umma?" Ucap ku tersenyum

"Sya.." ucap umma yang ku balas dengan senyum dan gelengan kepala

"Ini keputusan sya ma, sya mohon dukung keputusan ini. Umma bilang seorang anak perempuan ngga baik kalo sudah menikah tapi masih tinggal di rumah orang tuanya kan? Jadi biar citra tinggal di sini sampai nanti mas al memberikan rumah pada citra"

~RTD~

Tiga bulan sudah aku tinggal seatap dengan citra. Sejak awal pertama kali citra datang ke pesantren untuk bertemu dengan abi dan umma.

Sejauh ini kami bisa menjalakan segala aktivitas bersama dan membaginya dengan rata.

Cemburu? Rasa itu kadang memang hadir dalam diri ku saat melihat citra dan mas al bersama dan aku rasa itu wajar bukan? Asalkan aku tidak berbuat sesuatu rasa itu memang alami di alami setiap wanita.

"Aku ndak tau ya sya bagaimana cara kamu berfikir" ucap putri

Oh iya putri juga sudah mulai mengajar di pesantren milik abi sejak sebulan yang lalu.

"Apalagi toh put?"

"Ya kamu bayangin aja. Mana ada seorang wanita bisa tinggal seatap dengan madunya seperti kamu" jawabnya

Dan sejak mengajar di sini pula putri terus membicarakan soal ini kepada ku. Padahal sudah berkali kali juga aku jelaskan dan jawab soal ini.

"Ada, buktinya aku" ucap ku sambil membuka halaman buku selanjutnya

Ia menghela nafas kasar, "Kamu tau sendiri bagaimana sifatnya saat menginginkan sesuatu"

Aku menatapnya, "Kalo begitu kamu mendoakan ku yang ndak ndak"

"Bukan gitu maksud ku sya"

"Ucapan adalah doa, dan di balik ucapan kamu tadi kamu membayangkan sifat buruknya itu artinya kamu mendoakan ku agar menerima perbuatannya. Seharusnya kamu mendoakan agar aku bisa hidup damai bersamanya putri" lanjut ku

Kami sama sama terdiam dan sibuk dengan aktifitas masing masing atau mungkin dengan pikiran masing masing.

Lagi pula akukan sudah bilang kalo citra ku ijinkan tinggal seatap dengan ku sampai mas al menetapkan dimana citra akan tinggal. Ya, walaupun sampai sekarang aku belum tau mas al sudah memutuskan atau belum.

~♡~♡~♡~
Nǐmen yǒu quán pínglùn wǒ de gùshì, zhǐyào zài hélǐ fànwéi nèi, wǒ bù huì pínglùn.

~♡~♡~♡~Nǐmen yǒu quán pínglùn wǒ de gùshì, zhǐyào zài hélǐ fànwéi nèi, wǒ bù huì pínglùn

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Rembulan Terbelah Dua {Ning Tasya}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang