Beberapa menit lalu ning tasya mendapatkan kabar bahwa ternyata ning sinta akan melahirkan dan saat ini sudah berada di rumah sakit.
"Mas mba sinta mau lahiran kamu bisakan nemenin aku ke rumah sakit sekarang?" Tanya ning tasya
Gus al mengangguk. "Bisa, tunggu sebentar mas ambil kunci mobil dulu ya" ucap gus al
Ning tasya mengangguk. Tanpa menunggu lama gus al sudah kembali dengan membawa kunci mobil di tangannya.
"Ayo mai" ucap gus al
"Mass"
Suara itu. Suara itu membuat langkah kaki gus al atau pun ning tasya terhenti.
"Mas ama mba mau kemana?" Tanya citra
"Kita mau ke rumah sakit cit mba ku mau lahiran, bolehkan?" Ujar ning tasya
"Boleh tapi aku ngidam makan seefood di resto biasa" ucap citra
"Ya udah kalo gitu aku sama kang santri aja ya" lanjutnya
"Jangan. Biar kamu ama mas al aja, aku bisa sendiri kok ke rumah sakit" ucap ning tasya
"Tunggu mas ya cit, nanti setelah nganter humairo kita makan seefood" ucap gus al
"Tapi aku maunya sekarang mass" ucap citra merengek
"Udah gapapa mas biar mas sama citra aja. Tasya bisa ke rumah sakit sendiri kok" ucap ning tasya
"Lagian hari ini emang giliran mas ama aku kan? Jadi ga salah dong. Boleh ya mba?" Ucap citra yang di balas anggukan ragu oleh ning tasya
"Kalo gitu aku berangkat sekarang, assalamu'alaikum" ucap ning tasya mencium punggung tangan suaminya
Berbagi sesuatu yang di sukai dengan seseorang itu bukanlah hal yang mudah, apalagi berbagi suami.
Memang balasannya surga tapi tidak semua perempuan mampu melewati ujian itu.
"Assalamu'alaikum umma" ucap seorang santri wati mencium punggung tangan ning tasya
"Wa'alaikumsalam warohmatullohi wabarokatu, kamu mau kamana?"
"Saya hanya sedang keliling pondok saja umma. Umma sendiri ingin kemana?" Tanyanya
"Oo iya kebetulan, tolong minta ke kang santri untuk anter umma ke rumah sakit ya" ucap ning tasya
"Umma sakit?" Tanyanya
"Boten, hanya ingin menjenguk" jawab ning tasya
"Boleh saya ikut untuk nemenin umma? Ummakan baru sembuh saya takut nanti ada apa apa" ucapnya
Njng tasya mengangguk, "boleh. Kamu ikut aja untuk nemenin umma di mobil juga" ucap ning tasya
Setelah mendapat persetujuan dari ning tasya, ia langsung meminta ijin untuk menyampaikan amanah ning tasya kepada kang santri.
Jadilah ning tasya berangkat ke rumah sakit hanya dengan santri wati dan kang santri, karena kesabarannya yang mengikhlaskan suaminya untuk mengikuti keinginan istri keduanya itu.
"Assalamu'alaikum" ucap ning tasya dan santri watinya saat sampai di rumah sakit
"Wa'alaikumsalam warohmatullohi wabarokatu"
"Al? Lagi sya?" Tanya ning sisil yang tak di balas oleh ning tasya
"Kamu?"
"Dia gita mba, salah satu santri wati" jawab ning tasya
"Sinta sudah dari tadi mungkin sebentar lagi selesai. Semoga bayi dan ibunya selamat" ucap gus risyat
Benar saja apa yang di bilang gus risyat tidak lama suara tangisan bayi terdengar dan itu menandakan proses melahirkan ning sinta sudah selesai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rembulan Terbelah Dua {Ning Tasya}
Spiritualité(BELUM REVISI) Terpaksa menikah karena permintaan terakhir sang abi mungkin masih bisa di terima oleh para wanita, tapi bilang di poligami tidak ada satu pun wanita yang bisa menerimanya. Apalagi di poligami dengan temen sendiri dan secara tersembun...