Part 52

5.5K 325 58
                                    

"Sementara ini mas pikir hanya tempat ini yang cocok untuk kamu, dek. Kamu nggak boleh naik pesawat jadi singgahlah di sini dulu" ucap gus risyat

Bukan, keluarga ini bukan ingin menyembunyikan seorang istri dari suaminya, tapi mereka hanya sedang menyelamatkan banyak orang.

Pertama, gus al agar beliau tidak semakin banyak menambah dosa karena mendzolimi istrinya. Kedua, citra agar dia tidak berbuat kejahatan dan mengakibatkan dosanya bertambah. Dan ketiga, ning tasya agar ia tidak terus terusan mendapat perlakukan yang kurang menyenangkan dan mengakibatkan ia depresi, atau bahkan imannya akan ikut terkikis, nauzubilaminzalik.

"Sya juga berfikir begitu. Kalo memang mba sisil mengijinkan, sya ingin singgah di sini selama sebulan dan setelahnya sya akan pindah ke rumah sya sendiri yang ada di jakarta. Di sana nanti sya akan menatap hidup sya lagi, sampai nanti anak sya lahir mungkin baru sya pikirin" ucap ning tasya

Sabar itu tidak terbatas. Semakin sabar seseorang maka semakin berat rintangan yang di hadapi, dan karena itu terkadang banyak orang yang kalah. Seperti game saja, level satu rintangannya mudah. Dua, tiga, dan empat mungkin masih banyak yang mampu melewati tapi lima, enam, bahkan puluhan banyak orang yang tidak bisa menyelesaikan game tersebut. Padahal mungkin kalo mereka menyelesaikan game itu mereka akan mendapatkan sesuatu yang tidak akan terlupakan.

"Mba ngijinin kok, kamu mau tinggal di sini sampai kapan pun mba nggak keberatan" ucap ning sisil

"Nduk, kamu boten nopo nopo ikut dengan tasya? Lalu bagaimana dengan pendidikan mu?" Tanya ummi aisyah

"Bener yang ummi bilang, kamu masih memiliki masa depan yang harus kamu raih, gita" ucap gus risyat

"Nggak papa ummi, gita udah pertimbangin ini kok. Gita bakal tetep lanjutin pendidikan gita, sekaligus ngabdi dengan mba tasya. Lagian gita juga bisa belajar dengan mba tasya kok, mas" ucap gita

Keluarga abbayas sudah menerima gita sebagai anggota keluarga baru mereka. Gita tidak lagi di perbolehkan memanggil mereka dengan sebutan 'ning, gus, atau pun bu nyai' namun sekarang dirinya diharuskan untuk memanggil dengan sebutan 'mas, mba, dan ummi'.

"Terus gimana dengan orang tua kamu gita?" Tanya gus raka

"Bunda dan ayah ngedukung keinginan gita kok, mas. Ah iya, ayah bilang kalo mba tasya mau tinggal di jakarta kita bisa gunain rumah ayah yang ada di sana, kebetulan nggak di tempatin rumahnya" jawab gita

"Bunda dan ayah udah nganggap mba tasya anak mereka" lanjutnya

~RTD~

"Ia tidak lagi tinggal di sini, semua orang gempar karena tidak ada yang tau dimana keberadaannya dimana"

"Tugas aku berarti udah selesai, aku ingin keluar dari sini sekarang" lanjutnya

"Jangan, jangan keluar dulu. Tetaplah disana, bantu aku kumpulin bukti kejahatannya, sekarang udah waktunya" ucapnya

"Ya udah, bye. Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam warohmatullohi wabarokatu"

Tut tut..

Tidak ada yang tidak selesai bila putri mahkota mahara sudah turun tangan.

Dirinya memang tidak terjun langsung ke setiap masalah yang dirinya tanganin, tapi di balik selesainya kasus itu dirinyalah otaknya.

"Regar regar" panggilnya

"Ada apa nona?"

"Cari semua bukti kelam citra mutiara prihatin. Copy, copyanya kirim ke pihak berita yang aslinya berikan pada saya. Jangan lupa cari juga orang orang yang menjadi saksi ataupun korban, karena saya akan memerlukan mereka juga" ucap sang purti mahara

Rembulan Terbelah Dua {Ning Tasya}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang