pov citra 2

4.5K 222 40
                                    

Hai, maaf ya baru up lagi. Aku nggak tau kapan bakal lanjutin ceritanya "ning tasya" jadi baca ini dulu ya..



~HAPPY READING~

Entah apa yang aku perbuat hingga mas al begitu tega dengan ku. Bahkan di saat aku benar benar merasakan sakit pun di bilang bersandiwara, padahal selama ini aku sudah menjadi istri yang baik untuknya.

Dan sekarang. Sekarang anak ku pergi, dia pergi meninggalkan dunia ini sebelum melihatnya secara langsung, tapi mas al malah tidak ku ketahui dimana keberadaannya.

Mama? Aku tidak tau beliau masih mengingat ku atau tidak. Kenapa dia saat aku butuh mereka, mereka malah nggak ada di samping ku.

Ceklek

Aku tersenyum. Ternyata mama masih mengingat anaknya ini, aku kira ia sudah melupakan ku.

"Mama" lirih ku

"Kenapa lagi kamu?" Tanyanya

"Anak aku mah"

"Kenapa dengan cucu ku?"

Benar bukan dugaan aku. Semarah marahnya mama dengan aku, beliau tidak mungkin tidak mengakui aku apalagi anak dalam kandungan ku.

"Dia pergi mah. Aku keguguran hiks"

"Astagfirullah. Kamu gimana sih citra?! Jaga kandungan aja nggak bisa" ucap mama

Aku? Seharusnya mama salahin tuh menantu mama kenapa nggak jagain aku? Istri pertamanya terus yang di cari, sampai sampai lupa kalo ada aku yang juga butuh dia.

Istri pertamanya juga nggak tau diri. Udah tau madunya lagi butuh perhatian khusus dari sang suami eh dia malah kabur, kan suaminya jadi sibuk ngurusin dia.

"Tapi mungkin udah takdir kali ya? Ngeliat tingkah kamu yang ternyata begini, mau di ajarin apa nanti anak kamu sama kamu kalo benar benar lahir ke dunia" ucap mama

"Mama! Aku lagi berduka loh, ma. Bisa bisanya mama bicara kaya gitu" ucap ku

"Memang bener gitukan?"

Sumpah, sifat mama ini yang paling aku nggak suka. Untung beliau yang melahirkan ku.

"Lebih baik mama pulang, kalo di sini hanya ingin menyudutkan ku" ucap ku

"Nggak sadar kesalahan, ya kamu. Masih untung mama mau menjenguk kamu"

Nyatanya mama jenguk atau nggak semuanya nggak berubah. Kedatangan mama tidak membawa pengaruh apa pun untuk kenaikan mood ku, malahan malah memperburuk mood ku hari ini.

Ah, mas al kemana sih? Kenapa di saat seperti ini dia malah pergi entah kemana padahal seharusnya dia ada di sini menemani ku. Dia sangat menyebalkan.

Tunggu, mas al bilang dia mempertahankan ku karena anak dalam kandungan ku. Tapi, sekarang anak ku sudah tidak, apa mungkin dia akan meninggalkan ku? Tidak, tidak aku tidak boleh membiarkan mas al melepas ku begitu saja. Dia tidak boleh menceraikan ku, karena hanya dialah satu satunya orang yang bisa aku handalkan.

Ceklek

Tadi mama, sekarang siapa lagi? Aku harap kali ini yang datang benar benar yang ingin menjenguk ku, bukan seperti mama tadi.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam"

Ah, untuk apa dia ke sini? Apakah ingin melihat seberapa menderitanya aku setalah apa yang mereka lakukan? Kurang puaskah mereka membuat ku kehilangan banyak orang yang ku sayang, bahkan hingga ayah meninggal.

"Untuk apa kalian ke sini?" Tanya ku

Bella menaikkan alisnya sebelah. "Rumah sakit, artinya kami ingin menjenguk orang yang sakit. Memangnya apalagi?" Ucapnya

Putri menepuk pundak temannya itu. "kami ingin menjenguk mu, citra. Kami dengar kamu keguguran. Kami turut berduka cita ya" ucap putri

Ah sudahlah, aku muak dengan sandiwara mu, putri. Kamu pikir aku nggak tau kalo kamu seneng melihat ku seperti ini? Kamu pembohong ulung, putri.

"Turut berduka cita? Kamu yakin? Bukankah kamu senang mendengar kabar ini? Inikan yang kamu dan bella inginkan? Membuat ku menderita. Ah, tapi sayangnya kalian gagal. Nyatanya aku tidak menyedihkan seperti yang kalian pikirkan" ucap ku

"Kami datang baik baik, tapi sambutan mu malah begini?" Ucap bella

Datang baik baik? Ya, memang benar. Mereka datang baik baik tanpa membuat rumah sakit atau ruangan ku menjadi gaduh, tapi tujuan mereka? Apa benar baik?

"Sudahlah bella, kamu tidak perlu berbohong. Aku tau ini tujuan kamu sejak awalkan? Kamu takut anak teman kamu itu tersaingi dengan anak ku? Secara pas anak ku akan lebih unggul"

Apalagi tujuannya kalo bukan itu? Sejak awal ia mengancam ku memang agar aku mundurkan? Tapi sayangnya usaha dia gagal, dan sekarang karena rencana awalnya gagal ia malah membuat ku kehilangan anak ku. Dia memang tidak memiliki hati nurani.

"kamu' bella menunjuk ku. Kamu memang tidak berubah, citra. Aku salah karena pernah mendukung tasya untuk membantu kamu berubah, karena usaha itu ternyata hanya SIA SIA" ucap bella

Aku memutar bola mata ku malas. "Tidak ada yang menyuruh mu" ucap ku malas

"Kamu benae benar citra" ucap bella penuh emosi

Putri mengelus tangan bella lembut. "Sudahlah, bella. Kalo memang kamu tidak menginginkan kedatangan kita, setidaknya hargai kami di sini, citra. Kami pamit, aku harap hidup mu akan bahagia" ucap putri

Ya ya ya. Seterah kamu saja putri, aku tau kamu pasti mengumpat ku dalam hatikan? Kamu naif putri.

"Assalamu'alaikum"

"Wa'alaikumsalam"

Ah, benar-benar. Hari ini sungguh membuat mood ku hancur sehancur hancurnya. Mama, seseorang yang seharunya ada di samping ku untuk memberi ku semangat malah membuat mood ku ancur.

Bella dan putri. Aku tau sejak awal mereka memang iri dengan ku, dan senang melihat ku sengsara dan seharusnya mereka tidak datang ke sini.

Mas al? Ah entahlah. Aku tidak mengetahui keberadaannya sejak semalam. Dia berperan seperti suami yang tidak bertanggung jawab. Nggak taukah dia kalo aku sedang terpuruk akibat kehilangan anak ku? Bukankah ini anaknya juga? Lalu mengapa dia seakan tidak peduli dan tidak menginginkan keberadaannya.

Rembulan Terbelah Dua {Ning Tasya}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang