37. Pohon Pisang

428 81 35
                                    


Peluh mengucur di wajah pria berkulit putih yang kini wajahnya terbakar matahari. Tangannya yang mulus perlahan mulai kasar akibat bersahabat dengan cangkul dan peralatan berkebun.

"Piye? Masih kuat tinggal di desa?"

Pria sepuh yang sedari tadi mengamati sang cucu memindah anakan pohon pisang itu membuka suara.

"Nggih kuat to Mbah. Di sini tenang, berisiknya cuma kalau pagi pada lewat nganter sekolah sama pada ngantor."

"Di sini jauh dari Mall, jauh dari tempat anak muda, apa itu kafe? Azmi aja yang dari lahir di sini suka ngeluh tinggal di pinggiran."

Ubay menyudahi kegiatannya. Segera ia mencuci cangkul di pancuran air dekat sumur yang tak jauh dari balai tempat sang kakek berada. Sementara itu, Azmi, sepupunya baru datang dengan sepeda ontel kesayangan peninggalan sang ayah.

"Assalamualaikum." Teriakan Azmi segera dijawab dua pria lain, serta seorang wanita yang meski sudah tua tetap terlihat kecantikan wajahnya.

"Wa alaikumussalam warahmatullah."

"Kok wis bali Az?"

"Sampun, Uti. Tadi muridnya banyak yang nggak datang. Pada masuk angin. Makanya cepet selesainya."

Ubay tak langsung bergabung dengan mereka, ia memilih untuk mandi lagi sebelum ikut bergabung.

"Wah, Bidan Rika makan macan tutul. Badan kapten amerika, kerjaannya nyangkul."

Ubay melirik adik sepupunya yang nyengir sembari meledek dirinya.

"Heh, aurat. Pakai baju!" Nyai Halimah memperingatkan cucunya yang masih bertelanjang dada pasca mandi.

"Di sini ceweknya cuma Mbah Uti," kelakar Ubay.

"Pamer Mbah itu, badannya udah kayak roti mini market."

"Roti opo?"

Azmi menyibak kaos yang baru saja dipakai Ubay.

"Ini lo Mbah, cewek-cewek bilangnya badan roti sobek. Kayak gini."

Ubay menggeplak tangan sepupunya yang menjamah perut tanpa permisi.

"La kalau badan kering kayak punyamu namanya apa?"

"Sapu lidi Mbah. Buat nyapu tanah," sahut Ubay sembari terbahak.

"Wah, ngawur ki ngawur. Lee Taeyong, Jung Jaehyun. Lek guyon, Jo kejeron."

"Bawain dua ember Si Siti, ngapain bawa member NCT." Ubay tak mau kalah.

"Pak Amat bungkusin lolipop. Pak Ustad ngikutin kpop?"

Ubay terkekeh. "Maysa yang suka sabotage laptop sama HP ku. Isinya kayak gitu semua."

"Kalian ngomong opo?"

Azmi dan Ubay menyudahi obrolan tak penting mereka.

"Kamu nggak capek, Le?" tanya sang nenek pada Ubay.

Pemuda itu menggeleng dan tersenyum.

"Besok jadi jemput Unaysa?"

"Nggih Mbah, nanti malam insyaallah sudah sampai. Tadi Nay langsung berangkat dari sana."

Kyai Qasim melempar jagung ke arah pelataran. Burung dara yang sedari tadi bertengger di kabel listrik seketika turun, menyerbu makan sore mereka.

"Besok mau nggarap lahan yang mana, Mbah?"

"Besok libur dulu. Anter Simbah jalan-jalan. Sudah lama nggak ke tempat Sulaiman. Mau tau kabar mereka."

"Mau bahas soal MTS Mbah?" tanya Azmi.

ALLAH GUIDE ME (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang